PART 16

446 82 8
                                    

Malam  pun tiba, hanya cahaya dari bulan, bintang, lampu-lampu warga kota dan sebagian lampion-lampion yang dipajang warga sekitar didepan rumahnya. Malam ini tidak seperti malam biasanya yang damai dan penuh ketentraman dicampur riak ketenangan Ablu Lake. Malam ini langit begitu pekat, sama pekatnya dengan air Ablu Lake, angin dingin menusuk rusuk hingga akan terasa ngilu bagi yang telah diterpanya, burung-burung mulai berterbangan resah, lolongan striwolf  terdengar bersama iringan kesenduan warga yang terluka dan tangisan anak kecil tak berdosa. Bau dedaunan tidak semarak dengan bau darah yang telah mengalir di kota. Pepohonan tak sanggup melerai, hanya mampu berdoa agar pertarungan diantara dua kubu ini dapat dihentikan secepatnya.

Prof. Adam berdiri bersama Sir Gray dan Sir Alex yang merupakan ahli Combat, disamping kirinya Miss Eily si perempuan cantik ahli personal protection, Sir Anre dan Miss Githa ahli Devination, Miss Leona ahli psikologi, Miss Rain ahli charm, Sir Nathan ahli transfigurasi, Miss Jinnie ahli hewan, Sir Luke bagian kedisiplinan, Sir Zian penanggung jawab perpustakaan, Sir Harshel dan Miss Cassandra ahli sejarah dan Sir Alson ahli herbologi yang sedang membantu mengobati warga yang terluka. Prof.  Adam memerintahkan untuk membantu warga kota yang selamat, mengobatinya segera dan mengungsikannya ke dalam VP Train. Semua saling membantu hingga dari sebrang sana terdengar suara geraman yang membuat warga ketakutan. Prof. Adam meminta agar semua warga segera dibawa masuk kedalam kereta karena dia merasa bahwa mulai detik ini apapun yang akan terjadi tidak akan berjalan mulus.

Disebrang sana Miss Chloe bersama Kim, N, Leo, Ken, Ravi, Hongbin, para strigoi lainnya dengan hewan peliharaan mereka, striwolf, berjalan dengan membawa awan hitam dan mimpi buruk. Bermodalkan kekejian, amarah, dendam dan taring yang tajam. Angin yang berhembus tak berhasil menenangkan kawanan haus darah itu. Mata-mata mereka menyala merah. Taring-taring mereka memanjang tajam. Geraman mereka menusuk gendang telinga hingga membuat bulu kuduk berdiri. Perlahan namun pasti mereka berjalan mendekat, berpencar untuk mengepung para Moroi yang tersisa ini. Prof. Adam maju mendekati Miss Chloe namun tidak terlalu dekat. Dia menatap mata merah kakak tirinya itu. "Hentikan Chloe, kau sudah tidak berpikir jernih."

"Aku berpikir jernih pun tidak dipertimbangkan secuil pun bukan? Akademi tetap jatuh ditanganmu." Miss Chloe menyeringai memperlihatkan taring indahnya.

"Jadi ini semua karena Akademi? Kau melakukkan penyerangan karena tak dapat memegang akademi? Bila kau ingin akademi ambil saja."

"Bukan hanya itu Adam..apa kau tau anakku direnggut oleh siapa? Oleh tangan kotor para dhampir! Apa kau melupakan itu? KAU TAK MENGAMBIL TINDAKAN APAPUN ADAM!" Miss Chloe melompat berusaha mencekiknya namun Adam menghempaskannya ke tanah dengan sekuat tenaga. Miss Chloe menangis namun tertawa seketika. "Apa jadinya bila dunia tau seorang siswa akademi mati ditangan siswa akademi itu sendiri."

"Bila kau berpikir waras malam itu, Hyuk tak kan menjadi monster seperti kau sekarang ini." Prof. Adam menekankan kata waras dan monster dalam ucapannya tadi.

Raut wajah Chloe langsung berubah. Dia berdiri dari tanah yang dingin. "Kalian semua..kita makan malam kita sudah tak sabar dilahap." para strigoi dan striwolf bersiap menyerang.

Prof. Adam dan jajarannya memegang senjata yang mereka bawa. Hidup atau mati siapa yang tau. Mungkin inilah akhirnya. Mereka akan mengerahkan kemampuan mereka.

Situasi yang menegangkan itu teralihkan seketika dengan lolongan dan derap kaki-kaki yang semakin mendekat. Hingga suara ringisan striwolf mulai berhamburan setelah diserang oleh striwolf lain dibawah kendali.."Suga?" Kim memicingkan matanya. "Kalian jangan diam saja bodoh!" seru Kim terhadap N dan temannya sembari berlari menuju Suga.

"Serang semampu kalian, saling mengawasi. Bantu yang kesusahan. Aku percaya pada kalian." Kalimat terakhir Prof. Adam sebelum berlari mengejar Miss Chloe. Para pengajar saling mengangguk dan berpencar. Sir Gray berlari ke arah pohon, memanjatnya. Dia menarik memasang anak panahnya dan menarik busurnya, mengarahkannya tepat pada kepala-kepala strigoi.

Luminous (Sequel of Red Hair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang