Dua hari seusai ujian Yoongi dan Taehyung menyarankan untuk pergi berlibur, si manis Jungkook sangat antusias untuk memilih tempat liburannya. Berhubung mereka ada di penghujung tahun dan musim yang paling Jungkook sukai, maka Jungkook memilih menginap di villa dengan fasilitas yang super lengkap. Taehyung awalnya menolak dengan alasan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi posisinya dia menginap dalam satu kamar dengan dua uke. Membayangkannya saja membuat Taehyung bergidik ngeri, namun saat protes masalah menginap Yoongi langsung menyelanya dengan mengatakan.
"Terlalu buruk selera kami, jika kami mau memperkosamu, lagipula kau dibutuhkan hanya untuk mengangkat barang-barang.
Simplenya kau itu pelayan kami."Well, perkataan Yoongi membuat Taehyung batal untuk ikut namun melihat tatapan memelas dari sang kekasih mana bisa ia menolak untuk ikut.
Sudah satu jam berlalu mereka berdebat di parkiran supermarket, karena Taehyung ingin mereka naik kereta saja sedangkan Yoongi ingin mereka naik mobil miliknya.
"Yak! Aku tetap ingin naik kereta, itu lebih aman dan menjamin keselamatan ketimbang mobilmu." debat Taehyung.
Yoongi menggerlingkan matanya, "Heh bodoh! Kita harus menghemat waktu, menggunakan mobil lebih cepat dan tidak harus berganti-ganti kereta."
Taehyung melangkah ke bagian depan mobil Yoongi, lalu ia menunjuk bagian lecet dekat lampu mobil. "Lihat ini?! Menyetir dari rumahmu kemari saja sudah seperti ini jadinya! Apakabar kalau kit----"
Perkataan Taehyung terhenti, karena Jungkook dari sebrang meneriaki namanya sambil melambai cantik.
"Taehyung~ah! Yoongi~ya!" seru Jungkook sembari menyebrang jalan.
Yoongi tersenyum culas dan memakai kacamatanya, ia menepuk bahu Taehyung. "Sayangnya dewi fortuna lebih memihakku."
/skip/
Selama perjalanan berlangsung Taehyung tak kunjung sadarkan diri, sebab ia muntah sedari tadi alasannya sih klise. Ia tak terbiasa menaiki mobil dengan pengendara ugal-ugalan seperti Yoongi.
Mereka berhenti di rest area yang mulai memasuki kawasan pegunungan.Bersamaan dengan di parkirkannya mobil Yoongi, Taehyung pun ikut terbangun dengan sedikit pening di kepalanya.
"Omo! Kita sudah sampai?" tanya Taehyung yang dibalas sentilan pada dahinya oleh Jungkook.
"Kita berhenti dulu di sini karena kondisimu mengkhawatirkan." balas Jungkook sembari memberikan botol air mineral pada kekasihnya.
Yoongi berdehem sambil membuka pintu mobil. "Pergi cuci wajahmu dan gantilah bajumu, kau bau." titah Yoongi pada Taehyung.
Sekitar setengah jam mereka beristirahat, mereka kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan sebab malam hampir tiba. Dan saat Yoongi hendak masuk ke dalam mobil di bagian kemudi, Taehyung segera mencegahnya.
"Biar aku saja yang menyetir, kau sudah cukup mengocok isi perutku tadi siang!" sensi Taehyung sembari masuk kedalam mobil.Yoongi menggedikan bahunya acuh, toh lebih baik begitu ketimbang dia menyetir yang kesannya seperti supir taxi.
Ia duduk di jok belakang bersama Jungkook yang sibuk merapikan snack miliknya.Singkat perjalanan, mereka telah memasuki jalanan setapak gunung dan entah ini keberuntungan atau kesialan, tiba-tiba kepingan salju mulai turun kepermukaan bumi dengan damainya.
Jungkook memekik senang, "Indahnya, aku sangat suka salju." ia bergumam tak jelas sembari menurunkan kaca mobil dan menyembulkan kepalanya untuk sekedar merasakan kepingan salju menerpa kulit wajahnya.
"Kita harus segera sampai di villa jika tidak ingin terjebak gundukan salju." ujar Taehyung sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Jungkook~ah, tutup lagi kacanya." titah Yoongi dan Jungkook menurut.
Taehyung mengemudikan mobilnya tidak karuan saat melewati belokan tajam di gunung.
"Tae! Pelan-pelan bodoh, aku tak ingin mati konyol karnamu!" bentak Yoongi.
"Tae, pelan-pelan aku takut." cicit Jungkook sambil mengenggam erat tangan Yoongi.
Namun Taehyung menulikan pendengarannya hingga belokan kearah kiri dan ternyata ada legokan(lubang) besar di depannya membuat ban mobil milik Yoongi tersangkut disana.
Taehyung berulang kali menginjak pedal gasnya, berupaya mengeluarkan bannya."Argh! Sialan kenapa harus nyangkut?!" emosi Taehyung keluar dari mobil.
Yoongi mendengus sebal. "Lihatlah kelakuan pria bodoh itu, karena ulahnya kita terjebak di sini."
Jungkook tidak menggubris perkataan Yoongi barusan, ia malah mengikuti Taehyung keluar.
"Tae bagaimana ini?" tanya Jungkook pada Taehyung yang sibuk memaki ponselnya.
"Sialan! Kenapa sinyalnya harus hilang disaat begini. Kau masuklah kedalam, salju mulai turun dengan lebat." sahut Taehyung sembari berusaha mengangkat ban mobilnya.
Jungkook menggeleng kecil, "Aku ingin menemanimu."
"Kook, ayo masuk!"
"Tidak mau! Aku ingin disini bersamamu."
"Jeon Jungkook cepat masuk!"
"Aku tidak mau tuan Kim!"
Dari dalam mobil Yoongi menatap malas pasangan yang kini sedang bertengkar dengan backgroud hujan salju.
Ia memilih untuk mengambil barang-barangnya di dalam mobil dan keluar dari mobil lalu mengambil tasnya yang berada di bagasi."Yoon--"
"Jika kalian mau mati kedinginan dan di buru oleh binatang buas maka tetaplah berdebat seperti itu. Kalau tidak, ikut aku berjalan kaki biarkan mobilnya besok pagi orang suruhanku mengambilnya. Villa tak jauh dari sini." jelas Yoongi sembari berjalan.
Karena Taehyung tak mau ambil resiko, maka ia mengikuti Yoongi dan membawakan barang-barang milik Jungkook.
Salju turun semakin lebat dan tak dapat dipungkiri udara dingin kini mulai menusuk pori-pori kulit mereka. Belum lagi malam telah tiba dan penerangan mulai berkurang.
Mereka berjalan tanpa berbicara sepatah katapun, lalu terdengar suara terjatuh dari arah belakang./bruk/
"Akh! A-appo." pekik Jungkook saat tak sengaja tersandung batu besar di depannya.
"Kookie kau tak apa-apa?" panik Taehyung dan Yoongi bersamaan menghampiri Jungkook.
"S-sakit." ringgis Jungkook mencoba bangkit.
Taehyung melepaskan tas gandongnya dan berjongkok didepan Jungkook. "Naiklah."
"Tae.."
"Cepat naik, Yoongi kau bisa bawakan koper Jungkook'kan?" tanya Taehyung yang dibalas anggukan oleh Yoongi.
Jungkook pun naik dipunggung Taehyung. Dan mereka kembali melanjutkan perjalanannya.
"Tae, bahumu lebar." ujar Jungkook sambil menyamankan posisinya di punggung Taehyung.
Taehyung tersenyum simpul, "Jika kau mengantuk tidur saja, sayang."
"Hum!"
Taehyung melirik kearah Yoongi yang sedari tadi menutup mulutnya. Taehyung cukup terkejut melihat wajah Yoongi yang mulai memucat, karena udara dingin. Bibirnya terkatup rapat dan tangannya mengepal kuat menggeret koper Jungkook.
Taehyung menopang pantat Jungkook dengan satu tangannya, dan sebelah tangannya lagi terulur mengenggam tangan Yoongi, lalu memasukannya kedalam saku mantel Taehyung.
Yoongi melirik kearah Taehyung yang dibalas senyuman tampan. Hati Yoongi berdesir hangat, memacu aliran darah dan detakan jantung yang kini membuat semburat merah pada pipinya. Sungguh manis jika Taehyung dapat melihatnya.
^tbc hhh :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day
Fanfiction"Setiap salju turun, aku akan mengingat semua tentang kita dan hari dimana aku pergi meninggalkan mu" ... ---- 'Serpihan salju berjatuhan dan menghilang secara perlahan'