Yoongi duduk di meja rias memperhatikan pantulan dirinya sendiri, ia mengenakan kemeja bahan yang terbuka sebatas dada dibalut dengan jas berwarna merah menyala, serta lilitan kain berwarna senada pada lehernya.Kulit putihnya sangat kontras dengan warna merah. Yoongi luar biasa cantik.
Riasan pada matanya dibuat smoky— terlihat tajam namun indah."You can do it." gumam Yoongi seraya beranjak dari tempat duduk dan menyemprotkan parfum dipergelangan tangan dan belakang telinganya.
"Min Yoongi," panggil staf dari balik pintu.
Yoongi menoleh, "Ya?"
"Sepuluh menit lagi kau harus bersiap di back stage ya, oh ya.." staf tersebut menghampiri Yoongi dengan satu botol minuman dengan sticky note warna biru muda menempel pada tutupnya. "Titipan dari seseorang."
"O-oh, terimakasih." Yoongi menerima botol tersebut dan mengambil sticky notenya.
*Fighting! Tampilkan yang terbaik.*
Yoongi mengulas senyum seperkian detik kemudian ia malah meremasnya dan membuang ke tempat sampah. "Jangan menghalangiku."
***
Setelah dua tahun berhenti bermain piano, kini putra dari Min Chaelin itu mengikuti kompetisi internasional yang diikuti 14 peserta yang lolos ke babak final.
Berjalan dengan tegap, dagu terangkat, dan ekspresi datar namun dingin menjadi perpaduan yang pas menggambarkan sosok Min Yoongi.
Yoongi berdiri menghadap juri dan kursi tribun, pandangannya otomatis terfokus pada dua insan yang kini asik bercengkraman—Jungkook bersandar pada bahu Taehyung.
"Lupakan." gumamnya pelan seraya berjalan menuju kursi dan menarik nafasnya, lalu menghembuskan dengan pasti sambil menekan tuts piano.
Penonton mulai serius menikmati permainan Yoongi, begitu juga dengan Taehyung dan Jungkook. Mereka terlarut kedalam permainan Yoongi.
Sedangkan juri menajamkan telinga dan mencatat di kertas penilaian.Permainan yang awalnya lembut menjadi kasar, nadanya terdengar seperti seseorang tengah menyayat diri sambil tersenyum. Begitu pilu dan menyakitkan.
Yoongi memejamkan matanya, bayangannya tertuju pada Taehyung.Rasa bahagia dan sakit yang ia dapat semuanya dilampiaskan pada tuts-tuts piano, sehingga menghasilkan nada yang menyedihkan.
"Kasar, tapi aku suka." ucap seseorang yang duduk dekat kursi juri.
Yoongi menyelesaikan permainannya dengan bagus, ia menarik nafasnya dalam-dalam dan membungkuk hormat pada juri juga penonton. Tepukan meriah ia dapatkan, oh bahkan Jungkook menangis dibangku sana.
__________
Yoongi mengaduk kopinya, ia berusaha menghindari tatapan Taehyung.
"Hiks hiks.. ini benar-benar tak adil! Permainanmu bagus sekali, tapi kenapa? Kenapa kau tidak masuk peringkat 3 besar?!" amuk Jungkook sambil mengeluarkan ingusnya pada tisu.
"Sudahlah Kookie, yang kalahkan Yoongi tapi kenapa kau yang menangis?" tanya Taehyung seraya menghapus air mata Jungkook.
"Tapi itu benar-benar tak adil hiks!"
Yoongi tersenyum, "Kurasa tak apa-apa, memang sudah seharusnya seperti ini. Latihan dalam itungan minggu, akan kalah dengan mereka yang berlatih berbulan-bulan dan melakukannya 10 jam sehari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day
Fanfiction"Setiap salju turun, aku akan mengingat semua tentang kita dan hari dimana aku pergi meninggalkan mu" ... ---- 'Serpihan salju berjatuhan dan menghilang secara perlahan'