Sick

109 10 2
                                    


—Flashback—

Yoongi Pov.

"Selanjutnya, kita harus memutuskan apakah Min Yoongi harus mengulang lagi di program musik atau tidak."

"Tahan dia atau kita keluarkan dia. Tapi dari absensinya sudah lebih cukup untuk memutuskannya."

"Tapi dia, uh, putra Min Chaelin..."

"Tidak peduli kalau ibunya adalah pianis terkenal atau yang seberapa banyak ibunya memberikan sumbangan."

"Ini bukan tentang ibunya, tapi kita harus menindak tegas siswa seperti Yoongi."

Ya, aku mendengar semuanya. Rapat yang dilakukan di ruang guru dengan keputusan pemindahan diriku dari program musik kelas unggulan menjadi program biasa.
Itu semuanya karna nama ibuku.
Dan saat itu aku pindah ke kelas 12-E, dimana aku bertemu dengan seseorang yang paling menyebalkan.

"Yoongi-ssi.."

"Yoongi-ssi, oii!"

"Maaf tapi apa kau bisa bangun sebentar?"

Dia mengguncang bahuku, rasanya malas untuk bangun. Namun dia semakin gencar membangunkanku, akhirnya aku membuka mata dengan perlahan dan untuk pertama kalinya aku melihat dirinya.

"Maafkan aku, kau Min Yoongi'kan?"

Netra kami bersibobrok.

Aku tak menjawabnya melainkan merenggangkan otot-otot tanganku.

"Kau tidak pernah datang ke sekolah sejak upacara pembukaan, apa semuanya baik-baik saja?"

"Kau melewatkan banyak hal selama tidak hadir," katanya sambil menaruh lembaran kertas di mejaku. "Kau perlu mengisi formulir ini, dan yang paling penting.."

Dia mengacungkan selembar kertas dihadapanku.

"Pemberitahuan untuk pertemuan orangtua dan guru. Acaranya minggu depan, jadi pastikan orang tuamu mengetahuinya."

Ah rasanya aneh sekali ketika mendengar kata *orang tua*, toh lagipula wanita tua itu tidak akan pernah datang kemari.

"Apa ada pertanyaan?"

Aku memalingkan wajahku dan menggerakan tangan kiriku seolah mengusir dirinya, tetapi dia malah tersenyum.

"Begitu ya, selanjutnya tentang bagaimana mengisi formulirnya—"

/Brak/

Aku menggebrak meja dan menatapnya tajam.

"Huh? Ada apa?"

"Kau menyebalkan."

Dia tersenyum, "Kim Taehyung. Aku ketua kelas di sini, dan bertanggung jawab perihal angket siswa." katanya sambil mengulurkan tangan padaku.

Namun aku langsung menendang meja dan membuat kertas berhamburan ke lantai.

"Jangan sentuh aku!"

Satu kelas menatap ke arah kami dan keadaan kelas mendadak hening.

"Sambutan yang agak kasar ya." balasnya seraya memunguti kertas dilantai.

Yoongi Pov End.

*Duk! Dduk!*

"Sial Nayeon! Pintunya terkunci lagi."

"Pasti karna siswa yang dipindahkan ke program biasa itu lagi'kan, Jihyo?"

"Kurasa."

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang