"Aku tidak perlu apapun darimu, yang aku butuhkan hanyalah kehadiran dan omelanmu"_R:::::
Semenjak kejadian pulang sekolah beberapa hari kemarin, Vino benar-benar tidak pernah menyapa, apalagi mengganggu Rena, yang di lakukan oleh Vino, sangat membuat Rena uring-uringan beberapa hari ini.
Selain menjauhi Rena, Vino juga sekarang sangat dekat dengan Vita teman sekeligus sahabatnya, yang duduk di belakang bangku Rena. Terkadang kedekatan mereka sering membuat Rena merasa terbakar api cemburu.
"Ren, lo gak ke perpus atau kantin gitu?" tanya Ani yang di angguki oleh Dea.
Rena mendongakan kepalanya malas dan menggeleng pelan seraya tersenyum tipis.
Ani dan Dea tahu, apa yang sedang Rena rasakan sekarang, maka dari itu, mereka memutuskan untuk tidak memaksanya.
Rena menenggelamkan wajahnya ke lipatan tangannya di meja, wajahnya ia miringkan kearah jendela, melihat lalu lalang para siswa.
Tatapannya jatuh pada dua orang di seberang sana, mereka sedang duduk berdua, dan sesekali bercanda, membuat hati si penglihat bagai di tusuk duri.
Hati Rena sakit, air matanya menetes tanpa di minta sedikitpun.
"Gue sayang lo Vin, tapi kenapa lo malah pergi dari gue? gue pikir dengan gue membuka hati buat lo, gue gak akan merasa sakit hati, karena seenggaknya lo bakal ngebales cinta gue" lirih Rena, menutupi wajahnya dengan buku.
Rena masih betah dalam posisinya sekarang, bahkan ia tak menyadari bahwa kedua sahabatnya sudah tepat berada di belakangnya.
Ani melangkahkan kakinya menuju Rena, perlahan ia duduk di bangku sebelah Rena dan mengusap punggung Rena, membuat Rena terperanjat kaget.
Ani dan Dea menatap Rena sendu, mata sembab, hidung merah dan wajah yang kusut. Benar-benar sudah mirip Zombie.
Rena berhambur kepelukan Ani dan menangis kembali di dalam pelukannya. Dea ikut memeluk keduanya dan mengusap punggung Rena pelan.
"Gue semestinya tahu ini dari awal, kalau dia gak pernah serius dalam urusan perasaan" lirih Rena melepaskan pelukannya.
Ani memegang kedua bahu Rena dan menatapnya dengan tatapan iba "Ren, lo harus kuat! Gue yakin kalau si curut bakal balik lagi ke elo" ucapnya meyakinkan Rena.
"Gue juga yakin, kalau Vino suka sama lo, bukannya dia udah jujur sama lo? dia cuma berusaha nepati janjinya buat putus sama lo saat dia suka duluan sama lo" tambah Dea yang ikut meyakinkan Rena.
Rena menunduk dalam dan menghapus sisa air matanya, lalu ia mendongak dan menampilkan senyum tulus di wajahnya, membuat Ani dan Dea ikut tersenyum.
"Gitu dong, senyum jangan cemberut mulu, mirip zombie soalnya!" cibir Dea yang di respon kekehan oleh keduanya.
"Makasih, kalian selalu ada buat gue, selalu membantu saat gue butuh, dan selalu ada untuk memberi sandaran selagi gue jatuh. Makasih, makasih, makasih banyak kawankuh...." ucap Rena memeluk keduanya senang.
:::::
Bel pulang sudah berdengung di seluruh penjuru sekolah, membuat semua murid terburu-buru membereskan bukunya untuk pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
TATA
Teen FictionKalau aku bisa memutar kembali waktu, aku ingin melakukan apapun yang ibu katakan padaku. Aku minta maaf atas segala kesalahan dan ke egoisan yang selalu aku utamakan. "Lo gak boleh ninggalin mereka gitu aja, gue tahu mereka pasti masih sayang sama...