Hari ini adalah hari tersial bagi Rena, kenapa tidak, udah di marahi di rumah, telat ke sekolah, yang lebih parahnya lagi Rena harus berurusan dengan yang namanya VinoVino adalah orang yang sangat Rena benci, bahkan kalau bisa yah, Rena ingin caci maki kalau dia ada di hadapannya
Saat Rena berada di kantin bersama teman-temannya, dia tidak sengaja menabrak Vino dan menumpahkan minumannya ke baju Vino, al hasil sekarang dia sedang berada di kelas bersama Vino
Rena tidak tahu apa yang akan Vino lakukan padanya, yang sekarang ia lakukan adalah berdo'a agar Vino tidak memberi hukuman yang macam-macam atau mungkin memalukan
"Lo tau apa kesalahan lo?" tanya Vino menatap Rena dengan mengintimidasi
"Iya, gue numpahin air ke baju lo" jawab Rena santai tanpa menatap Vino
"Oke, karena itu gue akan beri lo hukuman" timpal Vino yang membuat Rena menatapnya dengan menaikkan sebelah alisnya
"Lo harus jadi pacar gue selama sebulan!" lanjutnya lagi masih dengan menatap Rena santai
Rena membulatkan matanya dan bangkit dari duduknya "What? pacar lo, jangan mimpi" balas Rena sarkastik
"Oh, jadi lo gak mau?" tanya Vino mengangguk-anggukan kepalanya
Rena menganggukan kepalanya "jelaslah" jawabnya datar
"Oke, kalau gitu gue sebarin poto-poto lo waktu di club, mungkin semua orang akan menilai lo murahan" ancam Vino mengeluarkan handphonenya
Rena menatap tajam Vino, dia menggeleng cepat "oke, oke gue mau jadi... pacar lo" timpal Rena segera agar Vino tidak menyebarkan potonya
"Tapi, dengan satu syarat!" tambah Rena menunjukan telunjuknya ke arah Vino
Vino mengangkat sebelah alisnya "apaan?"
"Lo hapus poto itu!" jawab Rena dengan santai
Vino berpikir sejenak sebelum akhirnya ia menganggukan kepalanya "deal!"
"Deal!" Rena menyalami tangan Vino
^^^^^
Rena sedang duduk di halte bus, seperti kebiasaannya dia akan menunggu bus agar ia bisa pulang ke rumahnya
Teman-teman Rena kebanyakan membawa kendaraan sendiri, dan tak ayal diapun sering di tawari untuk pulang bersama, namun Rena tidak pernah menerima tawaran itu, karena ia tahu kalau ibunya akan sangat marah kalau Rena pulang membawa teman
"Bisa gak gue tinggal di sekolah aja, gue capek harus kena marah ibu mulu" gumam Rena sendirian
Rena menghela napasnya dalam, dia sudah terlalu lelah menjalani semua ini, dan untuk hari besok, dia berharap kalau dia tidak tertimpa masalah yang akan semakin membuatnya pusing
Rena tidak menyadari keberadaan Vino yang sedari tadi sudah berada di depannya dengan motor gede miliknya,
"Cewek jelek kayak lo gak pantes galau" ucap Vino mendekati Rena dan duduk di sampingnya
Rena terperanjat kaget dan mendongakkan kepalanya mencari siapa yang berbicara, walau sebenarnya dia tahu bahwa itu adalah suara Vino
"Ngapain lo kesini?" tanya Rena datar
"Gue liat cewek gue lagi galau, karena itu gue nyamperin dia" jawab Vino menatap lurus ke jalanan
Rena mendengus sebal, kenapa hari ini dia sangat sial, mengapa juga Vino harus menjadikannya pacar, sungguh sial
"Lebih tepatnya pacar paksaan" ralat Rena menatap Vino kesal
"Jangan natap gue kayak gitu, ntar lo suka beneran sama gue" ucap Vino tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan
Rena tertawa kecil dan menatap Vino sinis "gak usah ngimpi, lo kali yang suka gue"
"Gimana kalau kita taruhan, siapa yang jatuh cinta duluan dia harus memenuhi permintaan si pemenang" usul Vino menatap Rena dengan menantang
"Oke, gue berani taruhan kalau gue jatuh cinta sama lo duluan, gue bakal nurutin semua perintah lo, tapi kalau lo yang jatuh cinta duluan, gue bakalan minta putus dari lo! Setuju?" jelas Rena menatap Vino dengan tanda tanya
"Oke, gue setuju" dan untuk yang kedua kalinya mereka bersalaman
^^^^^
Rena membuka pintu rumah dan memasukinya, yang pertama ia lihat adalah sosok sang ibu yang sedang menatap layar tv di depannya
"Assalamu'alaikum" ucapnya menatap sang ibu yang beralih menatapnya datar"Wa'alaikumussalam" jawabnya sinis
Rena menghela napas dalam dan berjalan menuju kamarnya, namun saat ia hendak membuka pintu kamarnya sang ibu memanggilnya membuat ia menoleh kearah ibunya
"Sehabis mandi, masak, cuci piring, sama buang sampah yang di dapur, udah numpuk soalnya!" suruh Gina mamah Rena dengan nada datar tanpa menolehkan kepalanya dari layar tv
Rena mengangguk patuh dan mulai memasuki kamarnya
Rena menghembuskan napasnya kasar dan menaruh tasnya di meja belajar miliknya, ia melihat poto ia bersama sang ayah, disana ia terlihat begitu bahagia tawa yang ia miliki dulu sangatlah tulus tanpa paksaan tapi sekarang rasanya tawa yang dulu ia punya tidak pernah terlihat, yang ada hanya tawa paksaan yang ia miliki
Tak terasa buliran bening jatuh di pipinya, ia rindu akan ayahnya, semua yang ia lakukan dengan ayahnya selalu terbayang di memorinya
"Pah, Tata kangen" lirihnya mengusap bingkai poto ayah dan dirinya
"RENA" teriak Tina membuat Rena segera menghapus jejak air matanya
"I...iya kak" jawabnya agak keras dan beranjak menuju kakaknya
"Lo belum masak?" tanya Tina dengan nada dingin
Rena menggeleng "Rena baru datang sekolah kak, ntar habis mandi Rena langsung siapin makanan" jawabnya dengan menunduk
"Yaudah cepet sana!" bentak Tina membuat Rena langsung memasuki kamarnya lagi dan segera melakukan ritual mandinya
"RENA" teriak Gina menggedor-gedor pintu kamar Rena
Rena yang sedang mengganti pakaiannya terburu-buru dan segera membuka pintu kamarnya, menampilkan wajah garang dari ibunya
"Ibu bilang cepetan, kamu gak dengar hah? apa mandi harus memakan waktu setengah jam? cepat memasak, ibu dan kakak-kakakmu sudah lapar!" bentak Gina memarahi Rena
Rena hanya mengangguk dan pergi menuju dapur untuk melakukan pekerjaannya
Rena menata beberapa makanan di meja makan, setelah ia selesai masak lalu ia bergegas memanggil ibu dan kakak-kakaknya
"Ibu, makanannya sudah siap" ucap Rena pada sang ibu sedang duduk santai bersama kedua kakak kembarnya
"Sampah udah di buang?" tanya Gina datar
"Rena buang sekarang bu" jawabnya menuju dapur untuk membuang sampah yang di suruh ibunya
Rena berjalan menuju tempat sampah besar yang terletak di belakang rumahnya, ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah, oleh karena itu ia tahu apapun mengenai urusan rumah tangga
Saat Rena kembali dari tempat pembuangan sampah ia segera mencuci tangannya dan melangkah menuju kamarnya
Kenapa ia tidak ikut makan?
Lalu kenapa mereka juga tidak menyuruhnya makan?Rena sudah terbiasa dengan semua ini, setelah ayahnya meninggal dia tidak pernah makan bersama dengan keluarganya
Pernah waktu itu Rena ingin ikut makan bersama namun, dia malah di marahi oleh ibunya
'Tugas kamu cuma masakin kita, bukan ikut makan bareng kita, sana pergi! setelah kami selesai kamu baru boleh makan!'
Itulah yang ibunya katakan, dan sampai saat ini Rena tidak pernah ikut makan bersama mereka karena ia sadar akan dirinya sendiri

KAMU SEDANG MEMBACA
TATA
Ficção AdolescenteKalau aku bisa memutar kembali waktu, aku ingin melakukan apapun yang ibu katakan padaku. Aku minta maaf atas segala kesalahan dan ke egoisan yang selalu aku utamakan. "Lo gak boleh ninggalin mereka gitu aja, gue tahu mereka pasti masih sayang sama...