Bahagia

45 2 1
                                    


"Sengeselin kamu, senyebelin kamu, sejutek kamu, kamu akan tetap jadi orang yang selalu membuatku melting dengan mendengar suaramu"

Renata Tatalin

"Heh! malah bengong lagi" tegur Vino ketika melihat Rena diam tak bersuara.

Rena mengerjap beberapa kali, dan menatap Vino garang "minggir lo, gue mau lewat!" ketus Rena.

Vino menyeringai kecil dan melipat kedua tangannya di depan dada, "kalau gue gak mau gimana? Lagian jalan masih banyak" sinisnya tak mau kalah.

"Lo ngeselin yah, jalan menuju standnya mang Amin ya cuma ini, masa iya gue harus lewat jalannya mang Wahyu" kesal Rena sedikit membentak.

Vino tampak celingukan, entah mencari apa, "yaudah, biasa aja kali ngomongnya!" ketus Vino menggeserkan badannya, memberikan jalan untuk Rena.

"Gue gak akan ngambeuk, kalau lo gak mancing emosi gue" ucap Rena pergi meninggalkan Vino di tempatnya.

Vino menyeringai kecil, entah kenapa ia merasa bahagia saat Rena berkata ketus kepadanya.

'''''

Alvin menunggu Rena di depan kelasnya, dia sangat risih berada di dalam kelas, dikarenakan ingin segera pulang.

"Lo pulang sama siapa?" suara seseorang membuat Rena refleks menoleh kearahnya.

Rena memalingkan wajahnya seketika, dia sangat benci keadaan seperti ini.

"Naik angkot kayaknya, emang kenapa?" jawab perempuan yang tak lain adalah Vita, dan yang bertanya tadi adalah Vino.

"Bareng gue yuk! gue juga mau ngajak lo ke suatu tempat" balas Vino yang semakin membuat Rena tidak ingin berlama-lama di dalam kelas.

"Gue duluan ya guys! Alvin udah nungguin" pamit Rena kepada kedua sahabatnya Ani dan Dea.

Keduanya mengangguk meng-iyakan "hati-hati Ren!" ucap keduanya bersamaan.

Rena mengangguk sambil mengulas senyuman tipis, lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas.

Vita memanggil-manggil nama Vino, namun tak kunjung juga ada jawaban darinya, tatapannya mengikuti arah pandang Vino, seketika ia mengerti mengapa Vino menjadi terdiam dengan menatap tajam kearah Rena.

"Vin!" sentak Vita membuat Vino seketika menoleh kearahnya, bahkan Ani dan Dea menatap kearahnya heran.

"I...iya Vit, ayo kita pulang!" ucap Vino kelabakan.

"Ayo!" jawab Vita bersemangat dan menggandeng tangan Vino.

Vino menurunkan tangan Vita pelan, berharap Vita tidak tersinggung dengan perbuatannya.

Rena terus-terusan tertawa ketika berjalan beriringan dengan Alvin, sahabatnya itu dari tadi menceritakan kisah-kisah lucu yang sangat menghibur untuknya.

"Vin, udah Vin gue capek ketawa terus!" pinta Rena dengan sisa tawanya.

"Habisnya, tadi pas lo keluar kelas muka lo kayak cucian yang baru di angkat, kusut banget" ucap Alvin sebal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang