Si Kumis terdiam. Sorot matanya kembali dingin dan menatap layar datar di laptop. "Refresh," pinta si Kumis pelan.
"Masih gak bisa," jawab si Kecil seraya mengangkat kedua tangannya ke atas, "gak ada."
Dengan cepat, si Kumis berjalan mendekati Reinard. Diambilnya pistol yang sempat disarungkan tadi dan kembali ditodongkan ke arah Reinard. "Lo apain tuh flashdisk!"
"Gue gak ngapa-ngapain! Gue cuma buka doang! Udah!"
"Jangan boong lu anjing!" Diayunkannya tangan kanannya ke atas tinggi-tinggi. Lalu, dihantamkannya telapak tangan kirinya ke arah pipi Reinard.
Sontak, Reinard yang tidak menyadari hal itu, hanya membuat tubuhnya terpental ke sisi kiri. Namun, tali yang mengikat perhelangan tangannya, membuat tubuhnya kembali ke titik semula.
Arghh! erang Reinard pelan. Dirasakannya sensasi panas, sengatan, dan pukulan, menjadi satu di pipi kirinya. Sejenak, Reinard menggerak-gerakan rahang bawahnya ke atas ke bawah. Memastikan, bahwa tulang yang satu itu, masih ada untuk dikendalikannya.
Anjing! gumam Reinard seraya mengeluarkan cairan salivanya yang sedikit ke merah-merahan.
"Lo ngomong sekali lagi kaya gitu, gue kepret lagi!"
"Faktanya ... emang gitu," jawab Reinard terbata-bata.
Mendengar hal itu, si Kumis memutarkan tubuhnya, berkacak pinggang dan menatap langit-langit bangunan tua itu. "Anjing! Asu!" bentak si Kumis. Dipandangnya kembali Reinard yang tertunduk 'tak berdaya.
"Denger! Gue perlu file itu, dan sekarang ... file itu udah gak ada di flashdisk gue. Gue gak mau tahu, lo harus balikin file-nya atau gue bunuh lo sekarang juga!" ancam si Kumis seraya mengangkat dagu Reinard dengan pistolnya.
"Udeh gue bilang gue gak tahu! Gue cuma ngebuka flashdisknya doang! Udah!"
"Lo nyari mati, Hah!"
"Gue ngomong jujur! Ada adanya! Gue cuma ngebuka doang di warnet!" teriak Reinard tak kalah dari suara si Kumis. Napasnya tersenggal-senggal. Kepalanya yang sempat didongakkan kembali tertekuk lusuh.
Si Kumis kembali terdiam untuk kesekian kalinya. Kedua matanya terbelalak, sedang dahinya mulai bermandikan keringat. "Zak! Lo bisa gak!"
Zaki hanya mengangkat kedua tangannya ke atas seraya menggeleng.
"Anjing!" teriak si Kumis. Dipandangnya Reinard yang belum bergerak sama sekali. Tiba-tiba, bayangan sosok lain yang hadir di ruangan itu melangkahi alam bawah sadar. Dengan cepat, diarahkan kedua matanya itu ke sosok wanita yang tengah tertidur.
"Reinard!" teriak si Kumis lagi seraya mendekati Nayla. Ditariknya kantong hitam yang membungkus kepalanya hingga membuat Nayla tersentak. Lalu, diarahkan pistol miliknya ke pelipis kiri gadis yang kebingunan itu.
Sejenak, kedua mata gadis itu bertemu dengan mata Reinard. Sepersekian detik kemudian, tubuh Nayla meronta-ronta seraya berteriak memanggil nama Reinard. Namun, karena terhalang oleh lakban, hanya suara, "Hmmm-hmmm" yang terdengar.
"Diem lu!" bentak si Kumis seraya menekan moncong pistol lebih dalam.
"Anjing! Lepasin dia!"
"Lepasin! Lo ngambil sesuatu dari gue, dan gue juga bisa ngambil sesuatu dari lo! Adil, 'kan! Gue tanya sekali lagi! Lo apain tuh flashdisk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashdrive (#WYSCDCF)
Misterio / SuspensoT A M A T Highest Rank: #42 in Mystery/Thriller (27 Agustus 17) Cetakan pertama [16 Juli 2017] Apa yang terjadi jika kamu menemukan sebuah file asing di flashdiskmu? Reinardus Tinggi Situmorang adalah seorang mahasiswa semester satu fakultas informa...