Egois

485 24 0
                                    

Jangan lupa play video 👆 biar ga sepi baca story nya ya ^_<

"Hei Five kau tidak apa-apa? Bangunlah mari kubantu"

Aku membantu Five untuk bangun dari lantai.
Aku kasihan melihatnya terluka.

"Sial Datch apa yang kau lakukan?"

Aku emosi dengan sikap Datch yang keterlaluan

"Hei bocah panggil aku P' aku seniormu kau lupa"

*P' panggilan kakak untuk orang yang lebih tua di thailand

Dengan nada mulai mereda Datch memperingatkan ku

"Baiklah P' apa yang kau lakukan kepada Five?" Aku emosi di buatnya.

"Sudahlah Zeed biarkan saja orang paling tampan di kampus ini kan bebas melakukan apa saja yang mereka mau"

Five sepertinya ingin menyudahi dan malas memperpanjang masalah. Karena tau akan jadi masalah besar jika dia melanjutkan perkelahian dengan datch.

"Hei berandal jaga omongan mu ya! Aku hanya memperingatkan kalian agar tidak berkencan di area kampus"

Datch terlihat sangat menyebalkan, Kami tidak berkencan dan kalaupun kami berkencan apa urusannya dengan dia.

Mungkin ini salah satu aturan kampus agar tidak berkencan berlebihan dan berperilaku diluar batas di area kampus tapi setahu ku privasi disini tetap di bolehkan, bahkan banyak yang terang-terangan bergandengan tangan berpacaran mesra jika tak ada dosen lewat.

Lalu kenapa datch semarah itu. Apa karena aku anak maba?

"Tidak ada larangan untuk berkencan di tempat umum ini dan kalaupun kami berkencan itu bukan urusanmu"

Aku mengucapkan nya tepat di depan wajah Datch lalu pergi meninggalkan nya dengan menarik tangan Five.

Entah apa yang membuatku muak dan membuatku menarik tangan Five tapi aku tidak mengerti kenapa Datch melakukan hal seperti ini kepada Five.

Aku hanya berfikir bahwa Datch sedang membuatku tidak nyaman kuliah disini, dia ingin aku pergi dari kampus ini.
Mungkin itulah alasan dia tadi memperingatkanku dengan dalih tidak boleh berkencan dengan Five.

"Hei gadis kenapa melamun cepat obati lukaku ini"

Lagi-lagi Five meledek memanggilku dengan sebutan gadis.

Dan aku lupa bahwa aku tadi menyeretnya ke ruang UKS karena aku fikir pipinya lebam akibat tinju Datch.

Aku menyeka luka lebam di pipi nya dengan air hangat, dan mengompres dengan kantung es agar segera reda.
Samvil memikirkan apa yang di lakukan datch tadi benar-benar keterlaluan.

--

"Hei Zeed sebenarnya apa hubunganmu dengan si tampan dari kelasku itu?"

Five menatapku dengan penasaran. Sambil kesakitan tentunya

"Tidak ada kenapa kau menanyakan itu? Jelas sekali aku ini Maba"

Aku menjawabnya dengan nada lesu.

"Lalu kenapa dia terlihat seperti cemburu? Saat aku menggodamu di lorong tadi?"

Cemburu?
Jika benar Datch cemburu, aku senang mungkin dia menganggap ku kekasihnya tapi jika tidak, mungkin dia memang ingin membuatku tidak betah di kampus dan segera pergi.

"Lihatlah kau malah melamun, biar kutebak apakah kau adalah..........................

adik tirinya?"

"Sial bodoh tentu saja bukan" hampir saja aku mati serangan jantung, ku pukul lebamnya karena syok.

"Oih!! Ini sakit tau" dia merintih kesakitan

"Haha makanya diam saja jangan banyak bicara bodoh"

Syukurlah aku sedang berbicara dengan orang bodoh ini,aku yakin dia tidak menyadari bahwa ada sesuatu antara aku dan Datch tadi.

"Baiklah lukamu sudah ku obati sekarang ayo pulang"

Aku ingin segera pergi meninggalkan kampus dengan tenang.

"Errr baiklah"

Entah bagaimana aku dan Five jadi pulang bersama mungkin karena kami tinggal di satu gedung apartemen.

Akhirnya aku bisa istirahat dan tidur dengan nyaman. Oh Tuhan seandainya hidup ini tak perlu kuliah aku lebih memilih tidur di kamar yang nyaman ini.

Sesampainya di kamarku aku merebahkan badan sebentar di sofa niatku hanya sebentar lalu mandi tapi ternyata aku tertidur sampai pukul 9 malam.

Saat aku terbangun. Aku kaget melihat jam.
Dan tentunya kelaparan.

"Ah sial kenapa harus ketiduran" aku buru-buru mencuci mukaku lalu pergi keluar membeli makan malam.

Bersambung-

Miss Promisse [Complete] Ss 1Where stories live. Discover now