Realita?

233 17 5
                                    

"Zeed biarkan aku pergi" P'Datch melepas genggaman tanganku.

"Please jangan pergi P' kenapa kau meninggalkanku?"
Dia bahkan tidak menoleh lagi dia pergi tanpa ragu.

"Zeed sudahlah ayo ikut ayah dan ibu pulang" Ayah dan ibu merangkul ku yang tertunduk di lantai.

"Ayah ibu! Bukankah kalian sudah merestui hubungan kami?" Aku melepas tangan ibu di pundakku.

"Iya kami memang merestui kalian tetapi dialah yang ingin meninggalkanmu" ibu menjelaskan sambil menunjuk ke arah P'Datch.

Kulihat P'Datch berjalan bersandingan dengan P'pearl berjalan pergi meninggalkan tempatku bersimpuh sekarang.

Apakah ini realita yang seharusnya terjadi?

P'Datch pria tampan yang memang seharusnya berpasangan dengan P'pearl wanita cantik yang tentu nya memang bisa di jadikan pasangan seumur hidup.

Sedangkan aku? Perasaan menyedihkan macam apa ini tuhan?

"Bu kenapa aku dilahirkan menjadi pria? Kenapa tidak wanita! Aku benci semua ini!" Aku menggerutu berteriak tanpa memedulikan keadaan sekeliling.

Ibu hanya memelukku erat. Menggelengkan kepala dengan sedikit tetesan air mata.

Bukankah baru saja aku mendapatkan restu dari kedua orangtuaku?

Untuk bisa bersama denganmu P'Datch bodoh! Lalu kenapa kau malah meninggalkan ku?

Sekarang kau malah pergi setelah aku memperjuangkan cinta kita.

Aku menangis berteriak histeris sepertinya aku mulai gila.

Ayah dan ibu panik membantuku untuk tenang dan tidak berontak.

Kepalaku sakit seperti dihantam banyak batu! Ya Tuhan ambil nyawaku sekarang!

                                                        --

Entah sejak kapan aku berada di sebuah kamar. Kamar ini gelap!

Kamar siapa ini? Aku dimana? Dan sejak kapan aku disini.

"Kemarilah Datch aku akan membuatmu merasa nyaman" P'Pearl! Itu suara P'pearl!!!

Aku menoleh ke satu sudut kamar. Itu tempat tidur! Ya itu kasur!

P'pearl memakai piyama yang sangat sexy, berbaring di kasur yang bertaburan bunga mawar. Ya Tuhan apa-apaan ini!

"Jangan menggodaku pearl jika kau tak ingin aku menyerangmu"

P'Datch itu suara nya! Aku menoleh ke sudut lain disana P'Datch hanya memakai celana boxer saja! Ya Tuhan aku saja bahkan baru melihatnya begini sekarang!

Apa-apaan ini tuhan! Apa aku sedang berhalusinasi? Tapi apa mereka tidak sadar ada aku disini! Di ujung kamar yang gelap tanpa cahaya sedikitpun.

"Zeed maafkan aku dia milikku" P'pearl menoleh ke arahku berkata dengan senyuman sinis di ujung bibir sexynya.

"Maafkan aku Zeed sepertinya beginilah seharusnya, aku dengan wanita" sekarang P'Datch menoleh bergantian ke arahku tersenyum kecil.

"Apa!" Aku berteriak

Kulihat P'Datch menghampiri P'pearl mereka berpelukan di atas ranjang. Tanpa memperdulikan kehadiranku.

"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk" Aku berteriak sekencang-kencangnya.

"Zeed!!!" Tiba-tiba saja aku membuka mataku.

"Zeed ada apa? Sepertinya kau mimpi buruk" P'Datch terbangun mendengar ku berteriak.

"P' apakah kita sedang tidur?"

"Tentu saja sayang"

"Ya Tuhan aku hampir mati karena mimpi itu" ternyata semua tadi hanya mimpi.

"Memangnya kau mimpi apa" P'Datch menaikkan alisnya.

"Tunggu, mengapa tiba-tiba aku tertidur disini? Bukankah tadi aku bersama ayah ibu?" Aku bingung kenapa tiba-tiba tertidur.

"Hah? Sejak kapan? Bukankah kau tidur sedari tadi disini?" Dia mulai menggodaku.

"Hoi P' tadi aku keluar membeli sarapan dan bertemu ayah ibu"

"Oh ya lalu setelah itu sambil menunggu ayah dan ibumu membelikan makanan kau tertidur di kursi lobby"

"Lalu??"

"Ayahmu yang menggendongmu ke sini, aku bahkan sedikit terkejut aku kira dia akan memaki dan memarahiku"

"Ayah menggendongku??" Ayah aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.

"Yaa setelah itu ayahmu masuk dan meletakkannya di kasur, kau bahkan tidak terbangun sedikitpun, dasar kerbau! Setelah itu ayahmu meminta ku duduk bersamanya di balkon kami berbincang-bincang cukup lama dengan ibuku juga lalu mereka berpamitan kembali ke Indonesia dan mencium keningku lalu pergi" Hah? Mereka bahkan tidak memberiku kesempatan berpisah.

"Apa yang kalian bicarakan? Lalu kenapa mereka tidak membangunkan ku?"

"Ah ha kau ingin tau??? Hehe itu rahasia, mereka tidak ingin mengganggu istirahatmu bodoh, mereka mengatakan akan mengabarimu nanti" Anak bodoh ini malah meledekku.

"Sial kau P' huh baiklah" Aku bernafas lega. Ternyata kejadian tadi hanya mimpi. Tapi apakah itu pertanda bahwa realita seharusnya memang seperti itu?

Aku memeluk P'Datch. Aku tak ingin kehilangan dia. P'Datch hanya membalas pelukanku dengan hangat. Mengusap rambutku dan mencium keningku.

Kumohon selamanya seperti ini tuhan.

Bersambung-

Miss Promisse [Complete] Ss 1Where stories live. Discover now