Vote, hargain usaha authornya...😊
Maaf ye... Neng Lisa di sini jadi bad girl, tapi bukan cewek yg suka goda2in cowok. Karakter Lisa di sini lebih ke rada tomboy, berandalan, tapi dia cewek cerdas.
Ingat, ini cuman ff bukan kenyataan....
Happy Reading
Merokok, itu lah yang selalu gue lakuin tiap kali gue merasa tertekan atau pun stress. Apa lagi jika ingatan masa lalu yang buruk itu selalu terlintas di otak gue. Ingin sakali gue ngehapus ingatan itu, tapi itu sangat lah sulit.Stress gue akan bertambah tiap kali gue melihat senyum laki-laki yang ada di dalam figura yang terpampang di dinding ruang tamu rumah gue. Senyuman orang itu seolah-olah mengejek gue.
Dia ayah tiri gue.
Dan GUE MEMBENCINYA.
Dia lah orang yang hampir saja merenggut mahkota paling berharga yang gue punya. Kehormatan gue. Jika saja waktu itu gue nggak nendang 'milik'nya. Mungkin masa depan gue sudah hancur saat ini. Tapi kenyataannya Tuhan masih sayang sama gue, dan ngelindungi gue.
Ibu gue nggak tau akan hal itu, ingin sekali gue cerita hal itu. Tapi saat itu gue takut, gue takut ibu nggak bakal percaya sama gue. Apa lagi gue masih kelas 2 SD waktu itu.
Ada keinginan dalam hati gue membunuh pria itu. Tapi gue tau itu salah, jika gue ngelakuin itu, berarti gue nggak jauh beda dengannya.
Tapi masih ada cara lain tanpa harus mengotori tangan gue. Satu-satunya cara ialah dengan ber-doa pada Tuhan agar Dia mencabut nyawa pria itu.
Dan akhirnya Tuhan menjawab doa gue salama 9 tahun itu. Pria itu meninggal dengan cukup mengenaskan. Seluruh tubuhnya hancur terlindas truck. Saat ia pulang kerja dari kantor.
Senang? Tentu saja, karena pria seperti itu sudah sepantasnya untuk mati. Bukannya gue 'Kejam', tapi jika saja kalian berada di posisi gue, pasti kalian menginginkan hal yang sama dengan gue.
Gue sedih, ketika ngeliat ibu yang menangisi pria itu. Tapi untung saja hal itu tidak berlangsung lama.
Walau pun dia tidak melakukan hal lebih pada ku, tapi tetap saja efek dari perbuatannya itu lah yang berakibat sangat buruk bagiku. Sampai gue kelas 2 SMA pun, gue masih belum bisa ngehapus ingatan itu.
✴✴✴
Ada dua tempat favorit gue di sekolah tempat gue biasa nongkrong. Tempat biasa gue merokok, yang pertama pondok yang ada di taman belakang sekolah. Dan yang ke dua di atap sekolah, kedua tempat itu jarang di datangi murid mau pun guru. Mungkin hanya anak modelan gue yang datang ke sini.
Atau mereka yang sedang 'bercinta'.
Dan sekarang gue ada di pondok. Karena jam masuknya masih lama jadi gue manfaatin untuk menghisap batang putih ini. Atau lebih tepatnya 'rokok'.
"Ck... harus berapa kali sih gue ngomong sama lo! Ngerokok itu nggak baik buat lo, terutama buat kesehatan lo. Bilang nya kalau cuman lagi stress aja lo ngerokok. Tapi buktinya? Stress nggak stress tetep aja ngerokok." kata Yuta best friend gue dari Osaka.
Yah, gue nggak sendirian tapi gue di temani oleh dua sahabat tercinta gue. Yuta dan Jennie. Diantara kami bertiga hanya Jennie yang tidak merokok. Karena Jennie adalah siswa baik-baik, tidak sepertiku dan Yuta.
"Jangan nasehatin gue kalo lo sendiri juga ngerokok." balas gue cuek, masih dengan ngehisap rokok yang berada di tangan kanan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionBaca gak? Baca gak? Baca lah... Masa nggak... :v #220817 #slow_update...