H

1.1K 146 4
                                    

Taeyong dan Lisa keluar dari kedai itu. Mereka berdua memilih menunggu jemputan sambil duduk di kursi panjang yang ada di luar kedai.

"Lisa." panggil Taeyong

"Hhmm?"

"Gue mau bilang sesuatu, tapi lo janji jangan marah ya."

"Ck, bawel lo udah ngomong aj. Gak usah bertele-tele."

"Tapi janji dulu jangan marah."

'Muka ama perilaku beda jauh. Mukanya garang, periku ke bocah. Bawel lagi.' batin Lisa sambil menatap datar Taeyong.

"Yaudah, buruan ngomong."

"Gue gak ngirim pesan apa pun sama supir gue."

"Terus?" tanya Lisa sambil menaikan sebelah alisnya.

"Gue nebeng yah, please..!!" mohon Taeyong.

"Hhhh.... Lo tau nggak, lo itu ngerepotin gue banget. Yaudah deh, tapi cukup kali ini aja." ucap Lisa.

"Yeeyy.... Makasi Lisa. Lo emang temen gue yang baik." Taeyong kesenengen pas Lisa ngomong gitu.

"Sejak kapan gue jadi temen lo?"

"Sejak gue numpang makan di rumah lo." setelah itu Taeyong cengengesan.

✴✴✴

Setelah mengantar Taeyong pulang, Lisa mampir ke toko buku untuk membeli komik baru. Lisa sangat menyukai komik, mulai dari genre romance, sad, humor, bahkan horor. Sampai-sampai rak buku yang biasa Lisa pakai untuk menyimpan komik sudah penuh akan koleksi komiknya.

Saat Lisa sedang asik memilih komik tiba-tiba saja ada seorang pria yang memanggilnya.

"Lisa!" panggil lelaki itu.

Lisa langsung menoleh ke arah orang yang memanggilnya tadi.
Lisa memicingkan matanya untuk memperjelas pengelihatannya. Mata Lisa membulat sempurna ketika ia tahu siapa lelaki yang memanggilnya itu. Laki-laki yang Lisa rindukan keberadaannya.

"Ten?"


Pria itu tersenyum manis ke arah Lisa. Dan Lisa langsung berlari dan memeluk Ten sangat erat.
Saling melepas kerinduan selama kurang lebih 11 tahun.

"Ck, panggil gue kakak dong! Ah, gak so sweet lo jadi adik."

Ten Manoban nama lelaki itu, dia adalah kakak kandung Lisa. Saat ibu Lisa dan ayah Lisa bercerai, masing-masing dari mereka membawa satu orang anak. Dimana waktu itu Lisa masih berusia 7 tahun dan Ten 9 tahun. Ten ikut ayahnya, sedangkan Lisa ikut ibunya.

Setelah perpisahan itu, Ibu Lisa sama sekali tidak memperbolehkan Lisa bertemu dengan ayahnya atau pun bertemu dengan Ten kakaknya.

"Lo gak berubah ya Lis, masih aja sama. Cuman tinggi badan lo doang yang bertambah." ujar Ten sambil mengusap sayang kepala Lisa.

"Kakak juga gak berubah, masih tetap sama. Muka cantik kayak cewek. Hhahahaha...mmmmmpppphh..." mulut Lisa di sumpal sama Ten, gegara Lisa mengejeknya barusan.

"Mulut lo nakal yah, minta di potong. Nggak sopan tau." Ten pun melepas bekapannya dari mulut Lisa.

"Kan emang kenyataan." ucap Lisa sambil memasang muka sok imut.

"Heehh... Orang ganteng and keren kek gini di bilang cantik. Minus ya mata lo dik? Oh atau lo iri ya, karena kakak mu ini terlihat lebih cantik dari mu?" Ten membuat ekspresi sok cantik di depan Lisa.

"Iiiddeewww.... Cantikan juga gue."

"Hehehe... Iya, adik ku memang cantik kayak berbie."

"Ko kakak bisa ngenali aku sih? Padahal udah lama kita nggak ketemu." tanya Lisa heran.

"Entahlah, mungkin karena ikatan batin seorang kakak. Hehehehehe... Kamu sendiri?"

"Mungkin karena ikatan batin seorang adik. Hehehe..." jawab Lisa sambil meniru perkataan Ten. Ten menonyor pelan kepala Lisa yang masih cengengesan.
Kemudian Ten melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya untuk mengecek pukul berapa.

"Kakak kayaknya harus pergi deh, soalnya kakak udah selesai beli buku. Kakak mau ngelanjut ngerjain tugas. Oh ya weekend ada acara nggak?" tanya Ten.

Lisa sedikit sedih dengan ucapan Ten barusan. Mungkin karena pertemuannya dengan Ten akan segera berakhir.
"Nggak kak." ucap Lisa sedih.

"Kita ketemuan lagi di toko buku ini jam 9 pagi. Nanti kakak ajak kamu ke rumah. Papa kangen banget sama kamu. Papa pernah bilang, katanya nggak puas kalau cuman ngomong lewat telpon. Oh ya, kamu dapet dari mana no. telpon papa? Kan mama...." ucapan Ten di potong oleh Lisa.

"Lisa pernah ketemu papa waktu pulang sekolah, terus sekalian tuker no. telpon. Itu terakhir Lisa ketemu papa, dan nelponnya pun diem-diem tanpa sepengetahuan mama." ucap Lisa sambil menundukkan kepalanya.

Tangan Ten terulur untuk mengusap kepala Lisa sayang, Setelah itu Ten menarik Lisa kepelukannya. Memeluknya dengan erat dan mengecup puncak kepala Lisa sayang.

"Yaudah, weekend jangan lupa yah."

"Iya kak." Lisa mengangguk ke pelukan Ten dan membalas pelukan Ten juga.

5 menit mereka berpelukan

Akhirnya Ten pun melepas pelukannya, tangan Ten pun memegang kedua bahu Lisa sambil mengusap-usap bahu Lisa.

"Terakhir kakak liat kamu, kamu masih kecil banget waktu itu. Tapi sekarang kamu udah tumbuh jadi wanita yang cantik dan manis. Kakak ngerasa bersalah karena kakak nggak pernah ada waktu kamu ngalamin kesulitan. Maafin kakak ya."

Lisa tidak membalas omongan Ten dia lebih memilih memeluk Ten dan menangis.

"Hiks.... Hiks.... Kakak adalah kakak yang terbaik bagi Lisa."

"Lahh... Ko nangis, udah dong weekend kan kita bakal ketemu." Ten pun melepas pelukannya dan menghapus jejak air mata Lisa.

"Udah ya, kakak harus pergi dulu. Jaga diri kamu, jangan ngelakuin hal-hal yang bikin kamu rugi. Jadilah good girl." ucap Ten sambil tersenyum.

Lisa hanya mengangguk. Setelah itu Ten pergi meninggalkan Lisa. Lisa masih diam berdiri menatap kepergian Ten yang sudah menjauh.

✴✴✴

Lisa menatap kosong keluar kaca mobilnya. Pikiran Lisa sibuk memikirkan perkakataan kakaknya tadi. Sungguh, Lisa merasa bersalah pada kakaknya.

"Jaga diri kamu, jangan ngelakuin hal-hal yang bikin kamu rugi. Jadilah good girl. "

Perkataan itu masih terngiang-ngiang di telinga Lisa.

'Maafin Lisa kak, Lisa masih belum bisa jadi adik yang baik buat kakak. Lisa masih belum bisa jadi good girl seperti yang kakak inginkan.' batin Lisa.

"Hhhh...." Lisa menghela nafas gusar dan menyandarkan kepalanya ke belakang.

Tangan Lisa terangkat memijat pelipisnya. Mungkin Lisa merasa pusing saat ini. Pusing memikirkan hidupnya.

Dddrrtt.... Drrrtt....

Ponsel Lisa berdering karena ada panggilan dari seseorang.

Mom ❤ is calling...

"Halo ma."

"......"

"Iya, ini Lisa masih ada di jalan."

"......"

"Iya-iya, tadi Lisa mampir ke toko buku. Makanya agak lama."

"....."

"Iya ma, bye!"

Bip

Selesai menerima telfon tadi Lisa memilih untuk memejamkan matanya. Entah kenapa kepalanya terasa pusing saat ini. Mungkin karena Lisa terlalu lelah memikirkan hidupnya.

TBC

Vote kalo suka....
Mian ceritanya garing... Maklum lagi musim kemarau....😁😁😁

Dadah...👋👋👋

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang