R

806 91 7
                                    

Dengan kasar Yuta menarik kerah baju Taeyong dan membawanya keluar dari ruangan kamar UKS. Gue pun langsung turun dari ranjang saat Yuta melakukan hal itu. Gue takut Yuta akan melakukan hal-hal yang tidak-tidak pada Taeyong.

Bbuuggghhh.....

Yuta membenturkan punggung Taeyong ke tembok dan menekannya kuat. Jennie hanya diam saja saat melihat Taeyong di perlakukan seperti itu. Tapi tidak dengan gue, gue tidak bisa melihat seseorang di perlakukan seperti itu. Apa lagi orang itu adalah orang yang gue cintai.

"Yut udah. Jangan main kasar. Lo lupa kita masih di sekolah. Please jangan nambah masalah lagi." gue berusaha melerai Yuta yang hendak melayangkan bogem mentah ke arah wajah Taeyong.

Setelah mendengar omongan gue, Yuta menghentikan tindakannya dan menurunkan tangannya perlahan, tapi cengkraman di kerah baju Taeyong masih tetap menguat.

Gue hendak menghampiri Taeyong dan melepas cengkraman Yuta. Tapi lengan gue di tahan sama Jennie. Jennie tidak memperbolehkan gue mendekati Taeyong.

"Lo diem. Ini urusan cowok. Kalo lo ngeyel, nanti yang ada malah tambah rumit." peringat Jennie.

Akhirnya gue memutuskan mematuhi perkataan Jennie. Walau hati gue bertolak belakang dengan pikiran gue.

"Lo budeg ya. Berapa kali gue harus bilang. JAUHIN LISA. LO CUMAN BISA BIKIN LISA DALAM BAHAYA!!!" ucap Yuta sedikit membentak di bagian akhir.

"Gue nggak bisa jauhin Lisa. Mau lo mukul gue sampek gue mati, gue tetep nggak bakal mau ngejauhi Lisa." ucap Taeyong dengan ekspresi datar. Mimik wajah Taeyong sama sekali tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.

"Lo bener-bener cari mati ya?" ucap Yuta sinis dan tersenyum remeh.

"Udah Yut please. Taeyong nggak salah dalam hal ini. Ini cuman kecelakaan Yut." ucap gue sambil sedikit menangis.

Gue nggak bisa ngeliat dua orang yang penting dalam hidup gue bertengkar kayak gini. Gue bener-bener nggak bisa maafin diri gue kalau ada yang terluka di antara mereka.

"Lo masih ngebela dia?" ucap Yuta remeh. Dan menunjuk wajah Taeyong. Yuta menatap marah ke arah gue karena menurut dia gue membela Taeyong.

'Dia penting bagi gue Yut. Begitu juga lo.'

Gue memejamkan mata gue, mencoba meredakan tangis gue. Tenggorokan gue sakit, dan gue nggak bisa mengatakan hal yang ingin gue katakan.

Jennie memeluk gue dari samping. Mencoba menenangkan gue. Gue hanya bisa menangis sesenggukan. Gue bingung harus berbuat apa.

"Yut udah. Kasian Lisa, kita bicarakan baik-baik." Jennie berusaha memberi pengertian terhadap Yuta. Dan akhirnya Yuta menuruti perkataan Jennie.




****



Sekarang kita berempat berada di atap sekolah. Yuta mengajak kita pergi ke sini. Karena menurut dia atap sekolah adalah tempat yang pas dan aman karena tempat ini paling jarang di datangi guru.

"Jadi, ngapain lo nemuin Lisa tadi?" tanya Yuta dengan nada tidak sukanya.

"Gue cuman mau minta maaf atas kejadian tadi pagi. Gue bener-bener nggak tau kalo ada fans gila yang bakal berbuat senekat itu." Taeyong natep gue dengan tatapan sedihnya.

Ngeliat ekspresi Taeyong yang seperti itu membuat gue ikut merasakan kesedihannya.

Karena gue tau Taeyong nggak bersalah sama sekali dalam hal ini.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang