N

990 111 16
                                    

Dari tadi gue hanya memperhatikan seseorang yang sudah membuat nafsu makan gue menghilang.

Yah orang itu adalah Lee Taeyong.

Hhhh.... Ayo lah, kenapa harus Taeyong yang jadi teman kakak gue?

Kenapa harus Taeyong dia?

Kenapa bukan yang lain aja!

Ternyata benar kata orang-orang.

'Dunia itu sempit'

Gue nggak tau ini hanya kebetulan atau ini memang sudah direncanakan.

Yang jelas ini bukanlah Takdir.

"Kenapa sayang?" tanya papa gue karena melihat gaya makan gue yang tidak berselera.

Yah dari tadi gue hanya mengacak-acak makanan gue doang, gue udah nggak minat buat masukan makanan yang tadinya terlihat lezat di mata gue. Entah kenapa kelezatan yang gue lihat di makanan gue mendadak hilang.

Gue udah kenyang ngeliatin muka Taeyong yang tersenyum jail seolah-olah mengejek gue.

"Lisa nggak papa pah. Cuman Lisa rasa Lisa udah kenyang." ucap gue sambil menatap papa gue dan tersenyum manis. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu nggak lagi masa diet kan? Soalnya setau papa anak cewek itu paling benci kalau berat badannya naik."

"Bhahahahah... Mau diet kayak gimana lagi pa? Orang tubuh Lisa udah ringkih kayak pohon yang lagi musim kemarau. Ten yakin, kalau ada angin kenceng Lisa pasti terbang." ucap Ten meledek gue.

Hhh.... Ngebunuh kakak sendiri dosa nggak ya?

"Mmpppfff..." gue dengar Taeyong menahan tawanya setelah ucapan kakak gue tadi.

Sumpah, pengen banget gue nabok muka kedua orang yang ada di depan gue saat ini.

"Hhuusss.... Ten, Lisa itu adek kamu tau. Sembarangan kalo ngomong." marah papa ke kak Ten.

Akhirnya gue lebih memilih untuk diam dan melanjutkan makan gue. Gue males mau ngeladenin dua curut yang ada di depan gue.

***

Setelah acara makan siang selesai, papa gue pamitan mau ke kantor. Karena tadi ada asisten kantor papa yang nelfon. Katanya ada urusan yang harus papa selesaikan di kantornya.

Akhirnya dengan berat hati, gue pun hanya meng-iyakan ucapan papa. Hhh... Padahal baru aja ketemu, eh udah main pergi aja si papa. Parahnya lagi gue ditinggal bareng sama kak Ten dan Taeyong.

Dosa apa sih gue, sampai harus ngumpul bareng dua orang yang sangat sangat menyebalkan tapi ganteng menurut gue.

Gue pun mengantarkan papa sampai ke pintu, dan kami sempat berpelukan. Setelah itu papa masuk dan duduk di kursi penumpang. Setelah mobil yang papa kendari keluar dari pagar, gue langsung masuk ke dalam dan menghampiri kak Ten yang sedang duduk dan ngobrol dengan Taeyong di sofa.

"Kak, anterin Lisa pulang!" ucap gue singkat dengan sedikit menuntut.

"Buru-buru amat dek, bentar lagi napa." ucap kak Ten dan dia kembali sibuk mengobrol dengan Taeyong.

Dan gue di kacangi guys.

Akhirnya gue pun memilih duduk di sofa yang terpisah dari kedua makhluk menyebalkan itu.
Tatapan gue nggak lepas dari Taeyong. Teeyong yang merasa di perhatikan balik menatap gue. Dan terjadilah adu pandang.

Mungkin jika di film kartun ada listrik berwarna merah di antara mata kami berdua yang saling menghunus.

"Kakak ko nggak ngomong sih, kalau Taeyong temen kakak?" tanya gue tanpa mengalihkan tatapan gue ke Taeyong.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang