Ep.23

64 9 0
                                    

Ellie's P.O.V

19.57 PM

Tuan Sandy sedang menuju ke sini untuk menjemputku. Dan Daniel masih belum kembali juga. Tidak ada satupun yang memberitahukanku di mana dan apa yang terjadi padanya.

Ya... Sepertinya aku harus menunggu lebih lama lagi. Aku benar-benar merasa bersalah sudah tidak mengawasi Daniel dengan baik. Aku malah tidur di saat sesuatu terjadi padanya.

Aku memang tidak katakan ini pada siapapun. Biarlah rumah sakit dulu yang mencari tahu apa yang terjadi. Aku hanya bisa menunggu dan menunggu. Aku memang cemas soal ini. Apalagi aku mendengar soal penjenguk yang menyakiti pasien di sini.

Kedengarannya memang seperti ayah. Tapi aku tidak bisa menyalahkan ayah dulu sebelum aku tahu sendiri dari Daniel.

Aku memang takut jika itu benar-benar terjadi. Apalagi saat aku melihat kejadian semalam. Aku benar-benar tidak percaya itu terjadi! Ayah berniat untuk membunuh Daniel!

"Perlahan namun pasti. Kau akan mati di sini. Dan tidak ada satu orang pun yang bisa menolongmu menghindar dari ajalmu."

Ayah benar-benar tega melakukan itu pada Daniel! Sebenarnya apa salahnya? Apa yang sudah Daniel lakukan di masa lalu? Semua teman ayah juga sangat membenci Daniel. Mereka terus mengatakan hal yang jelek tentangnya.

"Daniel? Anak Tuan Jones, kan?"

"Kenapa dia bisa di sini?"

"Mungkin dia cari mati di sini."

"Daniel, apa yang terjadi? Kenapa semua orang membicarakanmu?"

"Aku harus pergi dari sini."

"Dan! Jangan pergi!"

Aku tidak mengerti. Hidup Daniel memang tidak semudah yang kukira. Kukira dia hidup dengan mudah karena dia punya segalanya.

Dia kaya, tampan, pintar, punya perusahaan, punya banyak pelayan, punya rumah mewah besar bertingkat tiga, semuanya dia miliki.

Tapi dia tidak memiliki keluarga. Dia tidak memiliki kebahagian. Bahkan tidak mempunyai teman.

Aku sangat berduka mengetahui semua yang terjadi pada Daniel sejak ia kecil. Sudah banyak penderitaan yang ia pendam. Sudah banyak kehancuran di sekitarnya. Sudah ribuan kali ia menangis, sudah ribuan kali ia patah hati, sudah berkali-kali pula dia mengalami depresi.

Aku tidak bisa bayangkan rasanya hidup dengan teramat sulit dan penuh kesedihan. Tapi, aku bisa merasakan rasanya menjadi sahabat dari orang yang sangat hancur itu.

Rasanya...

Rasanya seperti merasakan penderitaan dari orang itu. Rasanya sakit sekali. Tapi seorang sahabat harus selalu menenangkannya. Aku akan mencobanya meskipun aku tidak mampu.

Ckrek...

Aku melihat pintu yang di buka lebar. Sebuah kursi roda memasuki kamar dengan seorang pasien laki-laki yang mendudukinya. Di belakangnya, ada seorang dokter yang mendorong kursi roda itu ke arah ranjang.

Aku merasa lega. Aku sudah sangat mengkhawatirkannya tadi. Inilah yang kutunggu-tunggu. Daniel akhirnya kembali!

"Dan,"

Ia hanya melihatku sejenak dan kembali melihat ke depan. Dari wajahnya, sepertinya dia habis mengalami sesuatu yang tidak ia inginkan.

Dia terlihat sedih. Alisnya turun dan matanya hanya di buka setengahnya saja. Dia memang sedih saat ini.

Bitter Fate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang