Ep.20

59 9 0
                                    

12.53 PM

Ini sudah siang. Jadi aku pergi makan siang bersama Kak Gabriel dan Kak Sandra setelah aku menyuapi makan siang pada Daniel.

Siang ini kami makan Ayam Goreng di sebuah tempat makan di sebelah rumah sakit. Kami memakannya cukup cepat agar kami bisa kembali menjaga Daniel.

Sebenarnya dia kembali tidur setelah makan. Makanannya juga tidak di habiskan. Hanya tiga suap saja yang ia makan. Dia tidak seperti sarapan tadi yang bisa menghabiskan setengahnya. Sepertinya dia sangat gelisah dan bingung untuk menghadapi ayah.

Aku memang khawatir saat dia tiba-tiba menyudahi makan siangnya dan langsung tidur. Dia menolakku untuk terus menyuapinya hingga makanannya habis.

"Ellie, El, kau melamun lagi?" Kak Sandra melihatku dengan bingung.

"Eh... Ma... Maaf, kak. Apa kakak katakan sesuatu padaku?"

"Tidak. Tapi aku cemas melihatmu begitu. Kau pasti masih memikirkan makan siang Daniel, kan?"

Aku mengangguk pelan dan mengambil Es Jeruk-ku yang tinggal setengah, lalu meminumnya.

"Kalau begitu, cepat habiskan minumanmu."

Aku terus meminumnya sampai habis. Aku merasa cukup kenyang dan siap menjaga Daniel lagi.

"O ya, El. Setelah ini kami akan pergi kuliah. Kau tidak keberatan, kan?" tanya Kak Gabriel.

Benar. Ini, kan hari Selasa. Hanya aku yang tidak bersekolah hari ini. Rasanya seperti hari libur untukku. Tapi tidak dengan orang lain.

"Lagipula Nyonya Silvia akan menggantikan kami. Kau tidak akan sendirian, kok." sambung Kak Sandra.

"Oh... Baiklah. Kalian pergi saja. Aku akan baik-baik saja."

Nyonya Silvia, ya? Beliau adalah orang yang sangat ramah. Beliau yang biasa memasak untuk seluruh penghuni rumah Daniel. Masakannya sangat enak. Aku pernah mencobanya saat makan siang bersama dulu. Tapi tidak bersama Kak Gabriel dan Kak Sandra karena mereka masih di kampus.

"Ayo kita kembali sekarang."

Kami semua berdiri dan membayar semua makanan kami. Kemudian kami berpisah di depan rumah makan.

"Jaga Daniel baik-baik, ya. Mungkin Nyonya Silvia akan sedikit terlambat. Jadi kau akan sendirian untuk sementara." Kak Sandra tersenyum padaku setelahnya.

"Ya. Akan kuusahakan. Belajar yang serius, ya, kak. Jangan khawatirkan Daniel. Dia akan baik-baik saja."

"Hahaha... Besok kau juga harus serius belajar. Jangan melamun terus, ok?" Kak Gabriel membuatku malu.

"Gab, sudahlah. Lihat Ellie. Dia jadi malu."

"Tidak apa-apa. Terima kasih sudah diingatkan, kak."

Angkutan umum berhenti di depan kami dan menawarkan jasanya. Kak Sandra dan Kak Gabriel menaikinya dengan bersemangat dan aku tersenyum melihat semangat mereka.

"Sampai jumpa, Ellie!"

"Sampai jumpa! Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu."

Angkutan umum itu segera berjalan dengan cepat. Aku sangat bahagia melihat mereka bersemangat. Padahal... Adik mereka sedang sakit saat ini.

Aku harus bisa mencontoh mereka. aku tidak boleh selalu bersedih karena Daniel atau ayah. Aku harus tetap bahagia menjalankan hari sebagai seorang murid dan anak.

Aku kembali memasuki rumah sakit dengan langkah kebahagiaan. Aku sangat bahagia sekarang. Semua karena dua kakak itu. Selain itu aku juga sudah kenyang. Aku siap melakukan apa saja. Aku siap membantu Daniel.

Bitter Fate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang