Ep.27

35 4 0
                                    

Dua minggu berlalu dengan cepat. Hari-hariku di rumah sakit sudah berakhir.

Tuan Thomas datang menjemputku untuk pulang ke rumah di malam yang cerah ini. Perasaan hampa menjemput pula saat di hadapkan oleh sosok pria tua yang baik hatinya.

Perasaan hampa itu ada sebab aku masih membencinya meskipun dia menghentikanku untuk terjun bebas dari ketinggian puluhan meter.

Hatiku masih memilih untuk membencinya dengan alasan yang sama. Alasan karena dia sudah menganggapku sebagai orang gila.

"Ayo kita pulang. Setelah itu, Anda bisa istirahat di rumah."

Aku menuruti keinginannya tanpa berkata sepatah katapun.

"Nona Ellie sudah pulang duluan, ya? Padahal... Saya ingin bicara dengannya sebentar."

Aku turun dari ranjang dan berjalan meninggalkan ruangan ini diikuti Tuan Thomas yang membawa tas yang berisikan pakaian gantiku.

Aku tidak berpikir kalau aku akan kembali ke penjaraku. Tempat aku di rawat dan dihancurkan seperti narapidana.

Tapi, mereka lebih suka memanggilku dengan sebutan pasien rumah sakit jiwa.

Mereka akan memperlakukanku dengan cara yang sama seperti beberapa waktu lalu.

Tuan Thomas yang menasehatiku, selalu menghiburku, dan merawatku seperti anaknya sendiri. Tapi dibalik semua itu, tersimpan hal lain yang sudah aku ketahui.

Dia ingin mengirimku ke tempat rehabilitasi untuk mengurangi rasa kecewa dan depresi yang kualami.

Nyonya Silvia yang selalu memberiku makan. Dia akan siap melapor pada Tuan Thomas jika aku membentak, berbuat kasar, bahkan menyakiti dirinya.

Kak Sandra dan Kak Gab tidak bisa menemuiku karena mereka tidak punya izin untuk menemuiku meskipun itu hanya sekali.

Semua orang yang ada di sekitarku juga tidak diizinkan untuk menemuiku. Tuan Thomas dan Nyonya Silvia takut aku akan membahayakan mereka.

Rasanya seperti mereka yang takut padaku.

Di rumah, aku benar-benar seperti di penjara. Sangat suram. Aku hanya bisa diam dan diam. Terkadang, aku tidur sebentar. Hariku terlihat membosankan setiap harinya.

"Daniel!" seseorang memanggilku dari kejauhan. Rupanya dia adalah Kak Sandra yang berlari mendekatiku dengan gembira.

"Kak Sandra!" aku bahagia melihatnya begitu.

Kak Sandra berhenti di depanku dan langsung memelukku erat. Kebagiaan dan kehangatan terasa kuat saat ini. Persaudaraan kami tidak pernah dingin.

"Senang kau keluar dari sini. Aku ingin sekali bermain denganmu setelah ini."

"Aku juga, kak! Aku ingin bermain bersama kakak. Sudah lama kita tidak bermain!"

"Tidak secepat itu, Sandra."

Kak Sandra langsung melihat Tuan Thomas yang sudah di samping kami.

"Tuan Muda belum sembuh total. Dia masih butuh perawatan khusus."

Aku sedikit terkejut dan ikut melihat Tuan Thomas.

"Perawatan khusus apa lagi, tuan? Daniel, kan, sudah sembuh! Lihat! Lukanya sudah hampir kering!" Kak Sandra menunjukkan lukaku pada Tuan Thomas.

"Bukan itu yang saya bicarakan. Ini masih soal mental Tuan Muda."

Kak Sandra langsung terkejut dengan perkataan Tuan Thomas barusan.

Bitter Fate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang