Pelajaran apa yang paling menakutkan? Hm? Semuanya? Wah. Kalian pasti membenci sekolah. [Name] tak memiliki pikiran seluas itu. [Name] hanya tak bisa menaklukan matematika, bukan tak bisa, mungkin masih belum ditakdirkan 'tuk menaklukannya. [Name] menghela napas lelah, menatap deretan soal dengan akar ganda dan bilangan desimal berakar.
"So—soal mana yang tak kau pahami, [Name]?" Arthur, pemuda yang duduk di seberangnya mulai bersuara. [Name] tersadar dari lamunan keputusasaan. Gadis berjaket itu gelagapan ingin menjawab.
Lagipula, kedua pasangan muda ini berada di rumah Yao. Mengapa mereka bisa ada di sini? Semenjak beberapa menit yang lalu, Yao, Alfred, France, dan Ivan menyeret [Name] beserta Arthur ke rumah Yao untuk mengerjakan tugas matematika bersama-sama. Bukan tugas kelompok, sih. Hanya tugas individual yang lumayan jumlah soalnya.
"La-lagipula mereka mu-mungkin masih lama mengambil bukunya. Kita mulai saja bagaimana? Jadi, nanti kau tak pulang terlalu sore." Arthur menjelaskan, agak gengsi juga tak mau menatap manik mata [Name].
Saat [Name] hendak menyahuti, saat itupula Arthur berkata kembali, "I-ini bukan layanan khusus hanya karena kau pacarku, ya. A-aku gentlemen, mana mungkin membiarkan seorang wanita berlama-lama di rumah pria."
[Name] menjadi sedikit menahan tawa. "Iya, Artie. Ayo. Aku tidak paham semuanya. Hehe."
"Hmm. Ya sudah sini." Arthur meraih bukunya, berpindah dan kini duduk tepat di samping kiri [Name].
Sekarang [Name] lah yang gerogi. Keduanya ditinggal berdua di kamar Yao yang tentu pintunya terbuka lebar. Keempat orang yang menyeret keduanya kemari lupa bahwa mereka meninggalkan buku tugas matematika di kelas. Saat ditanya, mereka malah beralasan mungkin jika buku tugasnya ditinggalkan di kelas, besoknya akan terisi. Mereka tahu itu hal gila, jadi kembali lagi ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah Yao.
"Dengar ini, [Name]. Jika ada soal cerita seperti ini, kau harus cermati dulu pertanyaannya. Biasanya pertanyaan terselip diantara basa-basi soal. Jika pertanyaannya sudah di ketahui, tinggal dicari komponen-komponen menuju penyelesaian soal. Tinggal ingat tipe soal apakah ini. Lalu setelah i—" Ketika Arthur menengok, [Name] memandang takjub Arthur.
"A-apa yang kau lakukan?!" Arthur terkaget bukan main, [Name] pasti menatapnya seperti itu sejak tadi.
"Hehe. Pacarku pinter banget ya. Hehe."
Wajah Arthur langsung memerah, meluapkan uap kasmaran. Arthur gelagapan dan dengan salah tingkah meminta [Name] agar lebih fokus pada pembahasan yang ia berikan, bukan pada wajahnya. [Name] tertawa dan bilang dua puluh menit lagi saja mengamati wajahnya. Arthur kesal tapi tetap saja yang terlihat hanyalah gerak-gerik gugupnya. Semburat merah muncul di kedua pipi [Name]. Ia mengangguk dan sudah mau memulai pembahasannya. Arthur berdeham, dan mulai menerangkan penyelesaian soal.
Cekikikan, empat orang di kedua sisi pintu masuk.
"Rencana kita berhasil lagi, Alfred," bisik Yao memegang kedua pipi melihat pasangan di dalam kamarnya.
"Hihi. Aku 'kan hero. Tak ada rencana yang gagal." Alfred menyahuti Yao dengan sombong."Hhehhe. Senang melihat Arthur-kun bahagia, ya." Ivan melirik ke dalam.
Sedangkan France menatap langit-langit rumah dengan decakan hati yang melirih. Kapan aku punya pacar?
Keempat orang jomblo itu bahagia, melihat sahabatnya akhirnya semakin harmonis dengan [Name], wanita yang susah sekali untuk Arthur ungkapi perasaannya.
Semoga kalian berempat mendapatkan pasangan masing-masing, ya.
.
.
.
.
.
.
.To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Months || Arthur Kirkland
Fanfiction[Arthur Kirkland x Reader] [England x Reader] ... Perjalanan 12 bulan, kau dan si british. Kisah kalian berdua selama 12 bulan sebagai pasangan di Hetalia Gakuen. Nikmatilah masa mudamu! ... #12MonthsHimawariProject ... Hetalia © Himayura Hidekaz