--Februari: Cemas--

1K 134 78
                                    

Kalian tahu bukan apa yang condong di Bulan Februari? Yap, valentine. Satu hari sakral bagi kaum adam terutama mereka yang masih remaja dalam menanti datangnya cokelat dari gadis yang ia kasihi (sekiranya jika mereka punya pacar). Tapi kasihan sekali bagi mereka yang tak memiliki ikatan manis dengan gadis mana pun, baik yang di dalam sekolah maupun yang di luar sekolah. Seperti ketiga siswa SMA ini.

"Ayo, berikan cokelat padaku. Kalian akan dapat senyuman manis. Hihi." Antonio Fernandez Carriedo memegang keranjang mungil sambil berseri ceria.

"Jika kalian memberikannya pada aku yang keren ini, kalian akan dapat secuil kekerenanku. Kesesese." Gilbert sama-sama menyodorkan keranjang ke depan dan berdiri di samping kiri Antonio.

"Ohonhonhon. Kalau kasihnya ke kakak sih, kakak akan beri kecupan di dahi. Ohonhonhon." France, pemilik rambut pirang yang terurai sebahu itu mengedipkan matanya. Ia sama-sama menyodorkan keranjang seperti yang dilakukan Antonio dan Gilbert, berdiri di samping kiri Gilbert.

Mereka serempak menyodorkan dan menggoda seseorang yang baru masuk ke dalam lingkungan sekolah (karena ketiganya berdiri di samping pintu masuk).

Orang yang digoda itu hanya memandang datar ketiga siswa pemburu cokelat valentine.

"Tak bisakah kalian membersihkan toilet saja ketimbang seperti ini?" Suara pria terdengar, malas sekali mengeluarkan suaranya.

Ketiga jomblo ngenes itu terperanjat kaget dengan si orang yang mereka goda.

"A-ahaha. Arthur ternyata, kupikir wanita. Haha. Maaf maaf." Dengan logat khasnya Antonio cengengesan.

"Cih. Apaan. Kau ternyata, koki gagal." Gilbert mendengus dan menurunkan tangannya.

"Apa maksudmu, albino?!" Arthur terpancing.

"Ah, Arthur, ya~ tak apa sih kalau aku. Mau wanita atau pria, bila memberikan cokelat padaku sekarang, kecupan tetaplah kecupan." France menikmati jawabannya itu, masih dalam mode menyodorkan keranjang.

Arthur merasakan tubuhnya menggigil. Menjijikkan! Dasar monyet ke sasar.

"Dasar perverted!" ejek Arthur sebal sambil kakinya melayang sendiri menendang kejantanan milik France.

"Ouch." Yang berseru kaget dengan raut wajah ngilu bukanlah France, melainkan kedua sahabatnya, Antonio dan Gilbert. France sendiri membeku oleh kesakitan, tanpa jeritan memegang sang masa depan lalu perlahan terjatuh ke lantai.

"France!" Kedua sahabatnya amat panik, mereka berjongkok dan mendekat pada France.

Arthur tertawa sombong, menertawakan France beserta kesakitannya.
"Selamat valentine, para jomblo. Hahaha!" Arthur berlalu dengan tawa menggelegar.

"France ... ditendang di bagian itu ... bagaimana rasanya?" kedua sahabat France malah menanyakan itu.

"ITU YANG KALIAN TANYAKAN?!"

.
.
.

[Februari]

.
.
.

Setelah mengolok-ngolok trio jomblo, Arthur segera berlalu hendak pergi ke kelasnya. Di jalan menuju kelas, yakni berjalan melewati lorong kelas yang lain dan juga segerombolan siswa-siswi yang berdiri maupun duduk di depan kelas mereka. Tawa riang menghiasi perjalanan Arthur menuju kelasnya. Saat satu kelas lagi ia lewati demi sampai di tujuan, saat itu pula Arthur berhenti melangkah melihat adegan dramatis—menurutnya.

"Ludwig~ Ludwig~ Ini! Diterima, ya~" Seorang siswa dengan riangnya menyodorkan satu bungkus cokelat berbentuk hati kepada siswa yang berdiri tegap dan berwajah sangar.

12 Months || Arthur KirklandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang