--Juli: Happy Birthday!--

523 89 30
                                    

Alfred memasukkan semua kepentingan sekolah ke dalam tas, termasuk dua burger ukuran jumbo, dan milkshake di kedua pinggir tasnya.

"Ahaha. Siap sekolah." Ia tertawa sendiri di kamarnya yang pintunya terbuka lebar.

Setelah membereskan seragam yang ia kenakan juga memakaikan tas ransel di punggung, Alfred mulai berjalan ke arah kalender. Bukan tanggal yang ia lihat, tapi jadwal yang ia tulis di kolom kosong di tanggal yang ia buat saat Desember tahun lalu. Sekarang bulan Juli, awal lebih tepatnya. Alfred membetulkan letak kaca matanya dan membaca coretan yang telah ia buat kurang lebih selama setengah tahun.

Di tanggal 4 Juli tertulis:

Membantu Artie dan [Name]: harus membuat Artie mengajak [Name] ke kantin dan makan siang berdua di sana.

Alfred manggut-manggut sambil berpikir.

"Wah, ini cukup sulit. Artie selalu bawa scone. Apa aku geledah dulu tasnya? Musnahkan scone? Ahaha. Oke, lakukan itu. Lalu? Lalu? Ah. Bikin drama sedikit. Hm? Apa, ya? [Name] akrab dengan Yao kan? Baik-baik mengerti. Setelah memusnahkan scone oleh France, aku akan ajak Artie ke kantin. Lalu saat bersamaan Yao juga membawa [Name] ke kantin, dan ... Tara! Misi hari ini sukses. Hihi. Oke, oke. Sang pahlawan akan beraksi lagi. Yosh! Semangat!" Alfred tertawa puas, puas rasanya memaksakan otak dalam memikirkan rencana agar Arthur semakin dekat dengan [Name].
Oh, ayolah. Alfred sendiri mengerti kata-kata semakin dekat itu tak pantas ia berikan pada [Name] dan Arthur, secara kan mereka memang telah menjalin kasih. Tapi, tapi! Pacaran macam apa itu masih diam di tempat duduk masing-masing dengan melirik ke tempat duduk sang kekasih?! Apalagi chatroom mereka cuma 400 selama setengah tahun. Ayolah!

Alfred merasa dirinya berguna karena beberapa hari yang lalu Arthur sudah berani mengantarkan [Name] pulang. Alfred tak kesepian memang karena dia forever jones. Salah! Dia hanya belum mau menjalin status rumit. Mengakrabkan sepupunya dan teman satu ekskulnya saja sudah sangat memberikan kepuasan sendiri terhadap batin si penyuka junk food ini.

Alfred berbalik dan ....

"HAH!" Menjerit kaget sambil meraih kalender dan ia dekap kuat-kuat.

"Alfred ... Ini aku. Kau sedang apa?"

"Mathew! Ya ampun, hawamu terlalu tipis! Ketuk pintu dulu, dong!" Alfred masih merasakan sisa-sisa gelombang kejut.

"Maaf. Pintu kamarmu terbuka lebar, sekarang sudah siang. Takut terlambat. Ayo kita pergi, Alfred." Mathew, kembaran Alfred yang sangat sulit terlihat oleh orang biasa—dia memang bukan hantu, sih—mulai mengajak saudaranya itu.

Alfred bernapas lega, memasukan kalender ke dalam laci meja belajarnya.

"Ayo."

Keduanya pun bergegas berangkat ke sekolah.

.
.
.

[Juli]

.
.
.

Di sekolah, bel tanda istirahat akhirnya berdering. Alfred sudah tak sabar tuk segera melaksanakan strateginya. Tapi sebelum jam istirahat tadi dia sudah menggeledah tas Arthur, tak ada scone. Hm. Apa mungkin Arthur sudah paham apa itu makanan tak enak? Jadi dia berhenti memproduksi scone. Atau mungkin tidak bawa saja hari ini. Ah sudahlah. Alfred mengibaskan tangannya di atas kepala, mengusir segala pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya.

"Oi, Arthur. Ayo kita ke kantin!" Alfred bersemangat menengok ke samping kiri, tempat di mana Arthur duduk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
12 Months || Arthur KirklandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang