Aku melirik jam dinding, sudah hampir tengah malam. Mataku masih terjaga sejak tadi, entah mengapa aku tidak bisa tidur sekarang. Aku sudah bergelut dengan selimut dari tiga jam yang lalu, aku belum bisa masuk ke alam mimpi juga.
Kebetulan hari ini restoran gukpap tutup lebih awal entah mengapa, bagus deh karena akhirnya aku bisa istirahat lebih awal.
Kenyataannya tidak!
Aku sudah bersusah payah membuat diriku tidur, minum susu, lari-lari dikamar, menghitung domba, semuanya gagal. Mataku benar-benar terjaga sampai sekarang, sesungguhnya tubuhku lelah, kenapa mata ini tidak bisa menutup juga.
Aku memegang perutku, kenapa mendadak aku merasa lapar? Ah.. ini menyebalkan. Aku lalu bangkit dari kasurku, meraih coat bewarna coklat yang kugantung dibalik pintu kamar. Aku mengenakan beanie bewarna hitam, lalu mengenakan sepatu boots dan segera keluar.
Ini memang gila, mengapa aku keluyuran tengah malam? Aku lapar, dan persediaan makanan dikulkas rumahku sudah habis, bahkan sampai ramyeon pun habis. Aku terpaksa mengalah, menuruti kemauan perutku ini.
Aku memasukan kedua tanganku kedalam kantong coat, aku tidak tau malam ini tiba-tiba turun salju. Ah kalau begini, aku tidak jadi pergi. Namun apa daya, aku sudah pergi dari rumahku lumayan jauh, entah apa yang kucari sekarang, aku hanya akan berjalan sembari mencari penjual makanan.
Aku melihat mobil penjual keliling, kurasa untuk sementara aku harus memakan makanan kecil. Itu tak apa, aku menyukai makanan kecil seperti ini.
"Ahjumma, ttoekbokki satu porsi" pintaku (Kue beras pedas)
"Ah, ne.." kata Ahjumma ramah.
Aku lalu mengambil dua tusuk odeng, lalu memakannya perlahan, ini sungguh panas.
"Ah.." aku membuka-buka mulutku "Panah.. panah.."
Lidahku terbakar!
"Ini, agasshi" kata Ahjumma menaruh seporsi tteokbokki didepanku. (Nona)
"Kamsahamnida" ujarku lalu segera duduk dikursi.
Aku memakannya dengan perlahan, kuambil lagi beberapa tusuk hot bar. Wah.. ternyata enak juga makan tengah malam seperti ini. Walaupun suasananya dingin menusuk dan juga sepi, tapi ini tetap saja enak. Tidak ada yang mengangguku makan.
"Wonwoo-Ah. Aku lapar" rengekku manja, aku benar-benar lapar.
Woo lalu menggenggam tanganku lebih erat "Ayo kita kesana" ia lalu menarikku ke tenda penjual makanan "Mau makan apa?"
Aku tersenyum singkat, "Udon" kataku menggoyang-goyangkan tangannya.
"Itu aja? bohong" Won Woo mengacak rambutku asal, dia lalu mengambil beberapa tusuk odeng dan mmeberikannya padaku "Makan ini, kamu makannya banyak tau!"
"Ya!" gerutuku "Kamu yang maksa" aku lalu mengambil tusukan odeng dari tangannya dan melahapnya perlahan.
"Imo, udon dua porsi" kata Won Woo.
Wonwoo melihat kearahku, membuatku berhenti makan karena malu. Kenapa dia memperhatikanku begitu sih?! Argh, membuatku salah tingkah!
"Hajima!" aku menutup wajahku dengan tanganku, mulutku masih penuh membuat wajahku menjadi jelek.(Jangan lakukan)
"Aigo aigo!" dia menyolek daguku iseng "Makan yang banyak ya.. sayang" ia mengelus rambutku.
Aku menelan makanan dimulutku perlahan "Kamu gak takut aku gendut?" tanyaku iseng.
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfictionHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook