"Kalian boleh pulang" ujar Aboji tiba-tiba dari belakang.
"Kkamjagiya, Aboji!" aku nyaris melempar piring ditanganku. Huh, hampir saja "Kok mendadak?" aku meletakan kembali piring diatas meja.
"Taehyung bilang kalian mau nonton" Eomma yang muncul dari dapur.
"Eung, majja" aku mengangguk "Tapi, gapapa kita tinggal?" tanyaku khawatir. Bagaimana kalau mereka kelelahan mengurus pelanggan.
"Gwenchana. Lagian aku akan tutup lebih awal" ujar Eomma melepas apron yang menempel dibadannya itu "Aku sakit pinggang"
"Ya! Sudah kubilang hati-hatilah dengan badanmu, Eomma. Kau sudah tidak muda" aku menghampirinya lalu memijat bahunya "Jangan sampai tulang didalam tubuhmu ini rontok"
"Sana pergi, jangan pulang terlalu malam" usir Aboji.
Aboji! Aku tau dia hanya bercanda, mereka suka begitu. Mereka sungguh pengertian. Ini menyenangkan.
"Aboji!" aku memanyunkan bibirku "Arraseo, aku pergi..." aku melepas apronku "Eh eh, Taehyung mana?"
"Dia pulang duluan, pas kamu di kamar mandi" jawab datar Eomma.
"Anak itu!"
"Cepat sana.."
______
Aku memutar badanku sekali lagi didepan cermin. Begini saja ya? Aku kan hanya mau menonton. Lagipula, Taehyung juga sudah hapal dengan style ku. Kalau aku berdandan macam-macam, aku bisa diledeki topeng monyet. Tidak mau!
Aku memoles bibirku dengan liptint bewarna merah orange, wah.. Eomma memang sangat terampil dalam memilih makeup. Kebetulan, liptint ini pembelian dia dua minggu yang lalu, aku menyukainya, pasti dia membelinya dengan cinta.
"Selesai" aku meraih tas slingbag ku diatas kasur "Handphone.. uang.. udah ah" kataku segera beranjak keluar dari kamar.
Aku mengambil sepatu boots dari lemari sepatu, seperti biasanya, boots atau sneakers adalah barang kesukaannku sejak dulu. Lagipula, sekarang kembali turun salju dan pasti kakiku akan dingin bila tak memakai sepatu ini.
Aku membuka pintu rumahku, kulihat Taehyung sudah berdiri didepan motor vespa putihnya itu. Lalu dia menoleh kearahku, melemparkan senyumannya. Bahkan kami sudah seperti pasangan saja.
"Yoksii!! Seperti Kim Nana" kata dia mengacungkan jempolnya, aku hanya tersenyum menanggapinya "Aku lebih suka gayamu yang begini, tidak terlalu feminim"
"Geumanhae, berhenti memujiku" aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. (Stop)
Taehyung menyodorkan helm putih padaku "Ini, pakai" katanya "Tidak apa-apa kan? mobilku sedang di service"
Taehyung punya mobil? Wah.. dia hebat sekali sampai punya mobil, pasti sebelum dipecat dia pekerja keras.
"Ya! Bahkan kukira kita akan naik umum" aku meraih helm dari tangannya "Tidak masalah" lalu aku memakai helmku "Ayo"
"Kaitan dulu" Taehyung mengaitkan helmku "Nanti bisa lepas"
"Eoh? Gomawo" aku lalu naik duluan di bangku belakang "Ppali, nanti ketinggalan" (Cepat)
"Arasseo.. padahal kau yang lama" katanya.
Aku memeluk popcorn berukuran jumbo rasa karamel. Rasa kesukaanku dengan Taehyung sejak dulu, sementara Taehyung membawa dua gelas cola ukuran jumbo juga. Kita memang penggila popcorn dan cola, harap dimaklumi.
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfictionHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook