Aku membuka mengambil beberapa cemilan di rak, lalu memasukannya kedalam keranjang. Apa lagi ya yang gak ada dirumah? Aku berkeliling sebentar mencari bahan makanan yang kurang. Sepertinya sudah lengkap, aku mendorong keranjang lalu menuju mesin kasir.
Aku hanya diam saja sembari menunggu semuanya dihitung, lalu segera mambayar dan pergi. Ah.. salju turun lagi, belakangan ini salju turun hampir setiap hari. Aku melirik arlojiku, sudah hampir jam sembilan malam dan aku masih diluar? Aku harus cepat pulang sebelum aku mati membeku.
"Yakh!" aku terkejut saat tiba-tiba hujan salju begitu lebat turun. Astaga, aku tidak membawa payung. Aku langsung berteduh dihalte bisa yang nampak hanya berisi beberapa orang.
Aku lalu menggosok-gosok tanganku, dingin sekali rasanya. Akupun melihat kearah badanku, bahkan aku hanya menggunakan sweater dan jaket. Sekarang, aku menggigil. Udah mana repot banget bawanya, aku membawa satu plastik penuh berisi barang belanjaan.
"Ah dinginnya.." aku memeluk diriku sendiri, kadang mengusap tangan lalu menempelkannya pada pipi atau telinga.
Tiba-tiba ada mobil yang berhenti dihadapanku, aku tak menghiraukannya karena kupikir itu jemputan untuk orang lain yang berada di halte. Aku hanya diam celingak-celinguk sembari berusaha menghangatkan diriku, kira-kira ini hujan saljunya sampai kapan ya? Masa aku disuruh tidur di halte bis. Gak mau!
Lalu pria turun menggunakan payung bewarna hitam dan menghampiri halte, aku hanya menolehnya sesaat. Tanpa kusangka dia malah berdiri dihadapanku sekarang, aku mendongak keatas. Gak keliatan wajahnya, terlalu gelap karena tertutup payung hitamnya.
"Nugu.. seyo?" tanyaku ragu, bahkan takut. Seram sekali, loh.
"Kajja, aku antar pulang" suaranya tak asing ditelingaku. Jeon Jungkook!
"Eoh? Jungkook-ssi?"
"Ne, ini aku" jawab dia lalu memberi payung hitam ini padaku "Pakai sendiri" lalu dia berlari kecil ke mobilnya.
Dia memberiku tumpangan?
Aku lalu berdiri, dan segera masuk dalam mobilnya. Awalnya aku sedikit ragu dan takut, tapi setelah kulihat dia melepas topinya dan menunjukan wajahnya itu aku tidak takut lagi. Dia hanya berniat menolongku.
"Bagaimana bisa saat sedang badai kau diluar?" tanya Jungkook tampak fokus menyetir.
Aku menghembuskan nafas panjang "Aku sedang belanja tadi"
Apakah dia tidak melihat kearah belanjaanku ini? buta ya.
"Terus.." dia melihat kearahku, apanya? "Bajumu tipis banget. Bisa mati kamu nanti"
"Aku tau" lalu mengangguk "Kamu kok bisa melihatku sih? Kan agak remang-remang"
"Mataku tajam" dia menunjuk kedua matanya. Aku hanya menatapnya geli, dia ini kenapa sih? Lucu sekali.
"Ah.." aku mengangguk mengiyakan pernyataannya itu.
Tak lama, sekitar lima menitan kami sampai didepan rumahku. Badainya makin kencang, dan jalanan pun sudah tertutup salju. Ini badai pertama kali dalam seumur hidupku, biasanya salju tidak turun selebat ini bahkan sampai menutupi jalanan.
"Kamsahamnida" aku mengangguk kecil.
Aku lalu turun dari mobil begitupun Jungkook yang mengintil dibelakangku, entah maksudnya apa tapi aku khawatir kalau dia nekat menerobos badai ini.
"Jungkook-ssi" panggilku saat ingin membuka pintu rumah. Dia hanya menoleh kecil, melihat kearahku "Kau.. mau menginap dirumahku?"
Matanya membulat kencang, kurasa dia salah kira. Ah, dia membuatku jadi salah tingkah juga.
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfictionHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook