Aku membuka mataku perlahan, jam berapa sekarang? Tanganku meraih-raih nakas untuk mencari ponselku, jam delapan pagi ternyata. Aku menggeliat kecil mereggangkan badanku, lalu aku segera duduk.
Mengedipkan mataku beberapa kali, diam sebentar untuk mengumpulkan nyawaku yang belum sepenuhnya terisi. Setelah itu aku beranjak kekamar mandi untuk sekedar membasuh wajah dan gosok gigi.
Aku keluar kamarku sembari mengikat rambut, kayaknya badai sudah berhenti. Sudah tidak ada suara salju berjatuhan lagi, lega sekali rasanya. Aku lalu segera kedapur untuk meminum air, lalu duduk di meja makan sesaat.
Syut! Suara tiba-tiba mengejutkanku, mataku melotot melihat ada sesuatu didekat sofa sana. Aku menghampirinya pelan, siapa sih?
"Kkamjag!" aku tersentak nyaris terpleset melihat Jungkook tertidur sangat lelap, bahkan mulutnya sedikit terbuka.
Aku lupa, bahwa dia menginap disini. Bagaimana bisa aku lupa?
Untung aku tidak mendadak buka baju melepas baju disini. Sejujurnya aku memang suka sembarangan melepas baju bila bangun tidur, atau mengenakan pakaian yang sangat minim karena dirumah sendirian.
Aku diam sejenak, sepertinya aku harus membuat sarapan dulu. Aku lalu membuka belanjaanku semalam, aku membeli apa saja ya? Sepertinya hanya ada beberapa saja, kupikir aku harus membuat makanan yang sederhana saja.
Aku mulai dari memecah telur dan memotong beberapa tambahan untuk membuat telur gulung sederhana, biasanya aku hanya sarapan itu sih. Karena sekarang rumahku kedatangan tamu, kupikir aku tak akan sekedar memasak makanan sederhana ini.
Aku membuka kulkas, kurasa aku masih menyimpan beberapa potong daging pemberian Eomma kemaren. Aku lalu mengiris tipis, lalu memberi bumbu dan segera menumisnya. Hmm.. daging daging, siapa yang tak suka makanan enak ini.
Setelah selesai, aku mengeluarkan beberapa kimchi dari kulkas. Dan menaruh nasi diatas mangkuk kecil, lalu semuanya kususun rapih diatas meja. Apalagi ya? Keliatannya terlalu sedikit, ah.. kupikir aku harus membuat satu hidangan lagi, bisa untuk makan malamku nanti kalau tidak habis.
Semuanya selesai, aku membersihkan badanku terlebih dahulu sebelum membangunkan Jungkook yang tidur tak bergerak sedikitpun, dia seperti orang mati sekarang. Dia benar-benar nyenyak, apalagi mulutnya yang nyaris menganga besar membuat tampilan lucu akan dirinya.
Aku sudah bersih dan rapih, segera kubangunkan Jungkook yang tetap stay tak bergerak tidurnya. Dia benar-benar lelah atau apa? bagaimana bisa begitu lelap tanpa mendengar suara klutakan dari dapur dan kamar mandi tadi?
Bagaimana ya membangunkannya? Menyentuhnya saja aku tidak boleh, apakah dia merasa disentuh saat tertidur. Kurasa tidak, tapi aku takut untuk menyentuhnya. Ini membuatku sedikit bingung dan ragu.
"Jungkook-ssi? Jungkook-ssi, bangunlah" panggilku beberapa kali. Dia masih diam "Jungkook-ssi!!" aku sedikit berteriak ditelinganya.
Gila, masih tidak bangun juga. Aku harus apa?
Aku menghela nafas panjang sebentar, lalu mengambil sarung tangan oven didapur. Aku tidak ada pilihan, aku harus menyentuhnya dengan ini sebagai pengaman. Kutekan hidungnya kuat, dia tidak bisa tidur kalau tidak bernafas.
Maafkan aku, Jungkook.
"Eunggg..." dia membuka matanya perlahan. Aku langsung melambaikan tanganku kecil "Eoh?" dia masih belum sadar.
"Jungkook-ssi. Bangunlah, kita sarapan" pintaku segera berdiri "Cepetan! Keburu dingin!" teriakku dari meja makan.
Kulihat Jungkook lalu duduk, dan terdiam beberapa saat. Biarlah, dia harus sadar dulu kan? Setelah lima menitan, dia akhirnya bangun lalu meminta izin kekamar mandi. Lalu tak lama, dia kembali dengan wajah yang lebih segar dan tak muka bantal lagi.
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfictionHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook