Aku menggosok gigiku sembari bercermin, ah wajahku jelek sekali kalau bangun tidur. Seperti bangun dari mabuk setiap harinya. Aku diam sejenak, apa yang kumimpikan semalam ya? Wajahnya tidak asing bagiku.
Ah... aku berkacak pinggang.
Kenapa aku memimpikan laki-laki misterius itu? kenapa rasanya aku selalu memikirkan dia, padahal aku ogah betul kalau ketemu dia lagi. Dia itu laki-laki kasar yang menyebalkan, kenapa perlu dia masuk mimpiku?
Maksudku, si Jeon Jungkook itu.
Aku keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri, melihat pemandangan kamarku yang begini lama-lama membuatku muak sekali. Aku menghela nafas berat, harus kuapakan barang-barang pemberiannya ini? membuat kamarku menjadi semakin sesak.
Disumbangin? Dijual? Dibuang? Aku tidak tau!
Aku lalu meraih trash bag dibawah ranjang tidurku. Kurasa memang aku harus menyingkirkannya dari kamarku, aku selalu sedih melihat barang pemberiannya.
Aku berhenti didepan teddy bear besar bewarna coklat, Ini kan pemberiannya saat...
"Sirheo!" teriakku saat semua tanganku dipegang kencang. Apa-apaan mereka, kemana mereka akan menyeretku sekarang "Ya! Park Dami, kau mati sekarang!" ancamku pada gadis ini, pasti ulahnya. (Gakmau)
"Kim Nana, diam sebentar lah" kataku mengelus rambutku pelan sembari ketawa "Dwaesso, disini aja" katanya.
Dengan tanganku yang masih dipegangi oleh beberapa teman kelasku, kencang sekali pegangannya. Tiba-tiba mataku ditutup oleh kain bewarna hitam, sungguh ini maksudnya apa?
"Park Dami! Mwoya..?" gerutuku kesal "Aku kan gak ulang tahun, udah kelewat bulan kemaren!"
"Ya, bisa diam sebentar tidak?" tanyanya dengan nada mulai kesal "Mulutmu itu banyak teriak, banget"
Park Dami, kau benar-benar akan habis sekarang. Kamu menyeret-nyeretku setelah aku ngampus, dan sekarang kamu menutup mataku. Untuk apa? kenapa tidak bilang, ini benar-benar membuatku panik.
"Ah!" aku begitu kaget saat mereka tiba-tiba mengikat tanganku dibelakang menempel pada tiang, entah tiang apa "Ya ya ya! Mwoya ige.."
"Kajja!" teriak Park Dami. Kemana dia? Mau kemana? Kenapa dia meninggalkanku sendirian, suara langkah kaki itu mendadak menghilang dari pendengaranku. (Ayo)
"Park Dami!" teriakku "Kau tau kan aku tidak suka begini? lepasin ah!" aku meronta-ronta "Dami-ah! Akan kubunuh kau!"
Tidak bisa, ikatannya begitu kencang dan mataku tidak bisa melihat apa-apa.
"Park Dami! Jeongmal appo!" rengekku ingin menangis "Aku takut gelap tau!" teriakku lagi. (Sakit beneran)
Itu tidak benar, aku tidak takut gelap.
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfikceHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook