Malam hari, entah apa aku memutuskan untuk berlari santai dibawah ribuan bintang. Didekat sungai han, begitu ramai orang-orang disini. Termasuk aku, yang sedang berolahraga kecil menikmati hembusan angin dingin yang menembus pakaianku.
Aku berhenti sejenak untuk mengatur nafas, rasanya sudah satu jam aku jogging kecil. Aku tidak memiliki kegiatan lain sejak kemaren, Eomma dan Aboji tak kunjung pulang sehingga membuatku rindu akan dua orang itu.
Apa benar mereka sedang bulan madu lagi? Tidak!
Aku merenggangkan badanku sejenak, lalu duduk dikursi panjang tak jauh dari posisi berdiriku. Ah.. segarnya udara dimalam hari, ditambah terangnya lampu-lampu yang begitu indah bila dilihat dari tepi sungai ini.
Set! Mendadak ada bungkusan kertas bergambar ikan. Wanginya.. ini wangi makanan kesukaanku.
"Wah! Bunggeopang!" kataku begitu senang. Aku lalu menoleh kesamping, kulihat Won Woo yang nampak berdiri tersenyum, lalu segera duduk disampingku.(Kue berbentuk ikan isian coklat)
"Untukmu!" katanya tersenyum hangat, aku menyukainya "Awas, masih panas!"
Aku mengulum bibirku malu, bagaimana dia bisa mengerti bahwa aku ingin makan kue berbentuk ikan yang sangat enak ini. Wonwoo terlihat seperti cenayang.
Aku lalu menyubit kedua pipi Wonwoo dengan gemas "Uri namja chingu.. neomu kwiyowo.." kataku dengan suara sok imut. (Pacarku sangat lucu)
Won Woo berdesis, wajah dia sangat lucu sekarang "Ya.. geumanhae.. sakit tau" dia melepaskan tanganku dari pipinya.
Aku memasang wajah kecewa, dia bagaimana sih? Tidak lihat aku sedang mengajak bercanda. Aku lalu mengalihkan pandanganku menghadap sungai han, lalu mengambil kue ikan ini perlahan. Ini betul-betul panas, namun aku tak sabar untuk melahapnya.
"Chagi-ah.." Wonwoo mendadak menarih kedua pipiku, lalu menghadapkan wajahku padanya "Aigo.. marah ya? Uri yeoja chingu.. neomo yeppo! Bikin hatiku bergetar" katanya dengan suara yang ikut-ikutan imut. (Sayang.. pacarku sangat cantik)
Kata-kata itu... membuatku malu! Aku sudah tidak bisa lagi menyembunyikan senyum dan tawaku saat aku mendengar dia dengan suara seperti anak kecil. Apalagi saat dia mengulum dan memajukan bibirnya, manja seperti anak bayi!
Aku menunduk sesaat karena malu. Tangannya ini masih menyubit kedua pipiku, tapi tidak sakit kok. Aku suka saat jari-jarinya memegang wajahku seperti ini.
"Ya.. malu aku" aku menutup mataku "Geumanhae.. Jung Wonwoo" aku terkekeh kecil, masih dengan tangan yang menutup mataku.
Ia melepaskan tangannya dari wajahku, lalu memegang wajahnya sendiri dengan kedua tangannya itu. Aku sudah dibuat gila karenanya, bagaimana dia bisa memasang ekspresi seimut ini? membuatku ingin terbahak.
"Ppopo!" katanya lalu memajukan bibirnya.(Kiss)
Aku menggeleng lalu tertawa "Sirheo! Ini tempat umum" kataku lalu menggigit bunggeopang perlahan "Mending makan aja ini" kataku menjejeli mulutnya secara paksa.
Aku terbahak melihat ekspresi wajahnya yang nampak terkejut, menggemaskan sekali! Dia nampak sebal, namun tetap asyik mengunyah makanannya dengan lahap itu. Dasar, Jung Wonwoo.. kau sudah membuat kupu-kupu diperutku terus berterbangan setiap harinya.
"Ppopo!" rengeknya lagi, bahkan sampai menendang-nendang aleman.
Aku menghela nafas panjang "Aku bilang gak mau..." aku tetep kekeh. Lalu kembali memasukan makanan kemulutku sembari melihat Sungai Han "Kenapa sih mau ciuman di tempat um..."
YOU ARE READING
Winter Jeon - JJK
FanfictionHey, Jeon Jungkook! Bolehkah aku menyentuhmu? -Kim Nana Jangan menyentuhku, kau bisa saja terluka-atau mati. - Jeon Jungkook