Bagian 11 : Countdown - 7 -

7.5K 830 45
                                    


.
.

"Jiao?"

"Ah maaf Bojing. Ayo kita pergi." ajak Jiao yang entah kenapa merasa linglung,

.

"Bojing, bisakah kau membawaku kesebuah danau, kudengar disini ada danau indah tapi sepi." pinta Jiao saat baru keluar kerajaan,

"Tentu." ujar Bojing tersenyum,

Jika Han Bojing mengingat kehidupan sebelumnya kenapa sifatnya sangat dingin pada dirinya? Ahh benar. Dia hampir lupa, Han Bojing tentu tak menyukai dirinya, karena dirinya kekasih Bojing mati, mungkin Bojing masa depan ingin balas dendam karena dendamnya belum tercapai dikehidupan sebelumnya. Tapi kenapa dia melihat ekspresi sedih Bojing saat menunggunya diruang ICU?

"Jiao? Jiao? Kau kenapa? Kau melamun sedari tadi." tegur Bojing merasa khawatir,

"Bojing. Apa kau masih ingin balas dendam padaku karena kematian Mei Rong? Bahkan sampai kehidupan mendatang?" tanya Jiao menatap kedua mata Bojing menuntut jawaban,

"Apa yang kau bicarakan?"

"Jawab saja!!"

Bojing tersenyum dan mengelus rambut Jiao penuh rasa sayang,

"Aku tak akan sanggup jika membencimu lagi Jiao, hati ini tetap bersamamu hingga kehidupan yang akan datang. Yang seharusnya bertanya adalah aku, dikehidupan mendatang apa kau masih tetap akan mencintai pria seperti diriku?"

Mata Jiao berkaca-kaca, kenapa rasanya dia melihat Han Bojing yang berkata seperti itu?

"Terimakasih mau mencintaiku yang merupakan gadis egois."

.
.
.

Tujuh hari bukanlah waktu yang lambat, atau bisa dibilang itu waktu yang terlampau cepat. Sangat cepat, dan jika Jiao menyadari hal itu maka mungkin dia bisa merubah takdirnya dan juga Bojing, mungkin juga anggota keluarganya. Tetapi bukankah takdir tak boleh dirubah? Itu yang dikatakan Kaisar Wei Sheng bukan?

"Indahnya...." komentar Jiao melihat danau yang terbentang luas, dari dulu dia memang suka pemandangan alam, karena alam selalu membuatnya tenang,

"Ya indah." ujar Bojing menimpali sambil melihat wajah Jiao yang tersenyum senang,

Mata Bojing seketika terbelalak dan langsung memeluk Jiao seolah tak ingin kehilangan,

"Bojing?" tanya Jiao bingung,

'Ya-yang barusan itu apa?' batin Bojing,

Tadi sekilas dia melihat tubuh Jiao transparan seolah akan menghilang, dan kembali lagi seperti semula.

"Tetap bersamaku Jiao, aku tak ingin kehilanganmu." bisik Bojing mengusap rambut Jiao, sedangkan gadis itu hanya terdiam bingung,

"Tentu, tentu aku akan selalu bersamamu Bojing. Aku akan disini,"

.

"Khem maaf tapi bisakah adegan romantis ini nanti dulu. Aku ingin istirahat," tegur sang Pangeran Kedua yang entah sejak kapan ada disana,

"Ka-kakak..." Jiao melepaskan pelukan Bojing dan menatap kakaknya malu,

"Ini adalah tempat istirahatku, tempat yang biasa aku gunakan untuk bersemedi, bukan untuk bermesra-mesraan." ujar Wen saat ditatap oleh Jiao yang seolah mengatakan
'Bagaimana dirinya ada disana,'.

"Kami tidak mesra-mesraan," protes Jiao,

"Ahh berpelukan tidak termasuk mersa-mesraan ya? Hmm begitu..." Wen menyeringai jail,

Time Slip [END] (REUPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang