1.1.1

173 18 0
                                    

Kenalkan, Aku Senja Pramudya berasal dari daerah yang selalu di rindukan Ibuku dan juga makanan favoritku, Pempek yang berasal dari Palembang, itu lah tempatku. Selain terkenal dengan pempeknya, palembang juga memiliki pontesi wisata yang besar. Contohnya nih Jembatan Ampera, Amanzi Waterpark, Pulau kemaro dan lain-lain.

Yap, Palembang dan juga pempek hal yang Aku sukai tapi sayang Aku harus meninggalkan salah satunya. Pindah ke tempat di mana ayahku bekerja. Ah, setidaknya makanan kesukaanku tidak Aku tinggalkan. Mungkin benar adanya, sederhana lebih baik daripada mewah karena hal sederhana pun bisa membuat nyaman dan tidak sulit di dapatkan. Seperti di Palembang aku senang sekali bermain di Pantai dengan teman-temanku apalagi di saat senja, pemandangan yang tak dapat tergantikan. Senja itu lah namaku, aku terlahir di waktu senja. Senja, Senja dan senja. Bahkan Teman-temanku memanggilku ketika senja tiba. Ah, iseng saja mereka itu.

Keisengan mereka bahkan menjadi candu bagiku, rindu pun sudah melewati batasnya. Kawan, kapan kita bersama lagi? Kita sudah cukup dewasa bila ingin saling bertemu. Oh ya, Saat ini aku kelas 2 SMA dan tinggal di Jogja tepatnya Daerah Bantul. Dan Masa-masa ini lah yang di impikan setiap orang, putih abu-abu yang katanya masa di mana kalian bisa mengenal cinta. Yaa, maybe. Hehe.

Bulan ini adalah bulan Juli, dimana awal pelajaran baru dimulai juga dengan kelas baru, teman baru, tas baru, dan mungkin pacar baru. Hehe. Tapi aku rasa lebih baik menjomblo, entahlah mungkin terasa bebas dari pada pacaran.

Tepat pada hari ini. Senin, 11 Juli 2017. Upacara pembukaan Ospek atau di sebut-sebut dengan Orientasi Sekolah. Ah iya, karena aku juga selaku Osis walau hanya bagian seksi PMR tapi juga termasuk mengorientasikan Siswa/i baru.

"Senja, Ntar lu absenin anak baru yang telat ya!" Teriak Metta salah satu teman dari ektrakuliler PMR.

"Okee.. "

Aku berjalan ke arah gerbang masuk Sekolah, kebetulan Ruang UKS tidak jauh dari pintu masuk sekolah mungkin sekitar 3 meter lah. Ketika Aku sampai di sana, beberapa anak yang memakai ala-ala anak mos sedang berbaris. Baru saja tiba, temanku sudah memberikan ku sebuah buku agenda untuk anak-anak yang telat. Aku menatap temanku dengan horror, Dia hanya bereaksi cengegesan. Enak saja dia aku baru sampai, langsung di kasih tugas sedangkan dia pergi entah kemana.

Suara-suara teriakan dari teman-temanku mengisi lapangan sekolah, Adik kelas yang baru hanya menundukan kepalanya tanpa bisa berbuat apa-apa. Aku memandangnya dengan kasian, tapi kurasa itu wajar saja selama itu tidak kelewat batas.

Satu persatu aku menanyakan namanya dan tanpa senyum. Yang sudah Aku tanyain langsung bergabung dengan grup yang sudah di tentukan teman-temanku di lapangan.

Yeay, sudah selesai. Lumayan lah capek mencatat nama-nama mereka.
Apa lagi yang namanya panjang, itu akan sedikit membutuhkan banyak waktu. Huft.

Baru saja Aku menyenderkan punggungku ke kursi. Seseorang memanggil namaku kembali. Reflek aku menoleh.

"Hei, Erick." sapaku pada ketua Ekstrakuliler PMR (Palang Merah Remaja), Erick.

"Hai, Senja. Gue bisa minta tolong sama lo?"

"to the point banget lo, Rick. Ga berubah lo dari kelas 1. And then lo juga ga berubah jadi Ketua terkecehh." ucapku sedikit meng-judge, dan terkekeh.

Yaps, Aku pindah ke Jogja sejak setahun yang lalu dan kebetulan banget Aku baru lulus SMP. Setelah mengambil Ijazah dan lain-lain. Aku langsung pindah ke Jogja.

"Alay lo noh kumat. Lu bantuin tuh anak-anak PMR, adek kelasnya banyak yang lebay masuk UKS." Erick menunjukan sekumpulan Adik Kelas yang berada di bawah pohon lapangan dengan dagunya.

Aku melihat apa yang ditunjukkan Erick, sedikit heran. Kenapa banyak Adik kelas Lemah banget, padahal cuaca tidak terlalu panas apalagi dingin. Hmm.. I don't care about this.

Aku melirik Erick sedang mengelengkan kepalanya, mungkin dia berpikir seperti yang aku pikirkan tadi. "Macem kau lah, Rick." aku langsung pergi setelah mengatakan itu kepada Erick sambil tertawa kecil tanpa menoleh kebelakang.

Entah Erick bereaksi seperti apa, mungkin Ia melotot atau mendumel. Entah lah, Aku hanya membayangkan saja. Hehe.

>_<>_<>_<>_<

Ting!

Suara pesan masuk.

Aku ambil Handphoneku di katong rok, lalu melihat Notifikasi pesan yang Tante Karina kirim.

Tante Kar : Haii, Senja di sore hari yang indah hanya sesaat. You'r moms kan bentar lagi ultah. Bsk temenin tante yuk ke Mall. Ok? Bsk tante jemput pulang sekolah. See u :*

Senja : Ok, tante. See u too.

Oh iya, besok adalah Ulang tahun Bundaku, Ilisha Pramudya yang ke-40. Aishh, Aku tidak sabar pulang dan melihat senyuman Bunda.

"Senja, Lo tau ga? Anak kelas sebelah, pada godain adek kelas yang cowok. Namanya siapa tuh, yang geng-gengan itu loh, ja." Ucap Meila yang sifat gosipersnya mulai keluar. Nama dia agak mirip sama Milea yang lagi trending di Indonesia, tapi bukan kok. Meila mah jauh sama Milea yang kalem begitu. Menurutku si. Hehe.

"Oh itu, tau gue. Si Lilia bukan?"

"Iya, itu lah. Jijik in banget si, malu-maluin aja."

"Ya gitu lah mereka." balasku yang tak mau repot atau memanaskan Meila untuk membenci mereka.

Aku teringat dengan Tanteku yang mengajakku ke Mall. " Eh iya, mei. Tadi Tante gue ngajak gue jalan ke Mall. Lu ikut gak? Bsk kan Ulang tahun Bunda gue."

"Wuahh, Tante Ilisha Ulang Tahun? ikut lah gue mah. Bunda tersayang gue Tante Ilisha mah." Ucap Meila yang luar biasa senang. Dan aku bisa lihat matanya berbinar-binar. Mungkin kalau di Animasi, mata Meila membulat lalu bersinar.

Meila sudah dianggap keluarga bagiku dan Bunda. Bahkan kalau pun dia mau tidur di rumahku pun tak masalah, Bunda ga akan melarang bahkan dengan senang hati.

Dengan  adanya Meila yang berisik juga cerewet itu akan membuat rumahku rame dan meriah, maybe. Tapi fakta kok setiap di rumah Meila selalu begitu.

Ah sudah cukup menceritakan Meila nanti dia tersinggung. Hehe.

>_<>_<>_<>_<

Jumat, 16 Februari 2018

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang