1.1.16

32 6 0
                                    

Kemarin adalah secuil kisah hidupku, di Jogja. Yang mana hampir semua tempat cocok menjadi tempat romantisme bagi sepasang kekasih. Bahkan hanya duduk sambil melihat pemandangan di depan matanya. Aku yakin hampir semua orang setuju bahwa Jogja adalah Kota Romantis.

Yang kemarin akan menjadi kenangan yang romantis walau Langit bukanlah pacar atau semacamnya. Tapi pemandangan yang di sajikan benar-benar Romantis. Kupikir sebelum berjalan-jalan dengan Langit, perjalanan ini akan membosankan tapi nyatanya? Aku justru kagum dan sangat menikmati waktu bersama Langit.

Hari ini dan 3 hari kedepan, Aku melaksanakan Ujian Nasional. Doakan Aku lulus dengan Nilai yang cukup memuaskan dan juga mendapatkan Nilai UN tertinggi. Hehe, tak salahkan berusaha sambil berdoa?

~♥~~♥~~♥~

Selesai dari UN aku sakit demam, kata Bunda, "Kamu sih terlalu di fosir tenaganya buat mikir UN!"

Aku tersenyum tipis walau bibirku pucat dan lemas. Aku masih cukup kuat untuk tersenyum, apalagi saat Bunda ngomel-ngomel karena rasa perhatian dana sayangnya kepadaku. Maka Aku tersenyum. Tersenyum bersyukur karena Bundaku sangat baik dan Aku beruntung. Aku sadar diri, mungkin di luar sana ada yang tidak memiliki ibu. Ada juga yang memiliki Ibu tapi tak perhatian atau tidak memberikan kasih sayangnya. Atau Ibu yang hanya memikirkan pekerjaan tanpa memikirkan anaknya yang membutuhkan kasih sayangnya. Dan masih ada banyak lagi. Yang kurang beruntung. Itu lah sebabnya Aku bersyukur atas semua itu. Bersyukur memiliki Bunda seperti ini. Walau pun dengan cara ngomel-ngomel sewaktu aku sakit.

Tok.. Tok.. Tok..
(Suara ketukan pintu Kamar Senja.)

"Iya masuk," ucapku walau mataku sedang merem.

Aki mendengar pintu di buka tapi Aku tidak mendengar seseorang berbicara. Terpaksa aku membuka mataku, ternyata seseorang yang datang ke Kamarku adalah Langit, di susul dengan Meila dan teman-teman lainnya.

Aku berusaha Bangun, walau badanku terasa lemas sekali. Aku berusaha duduk sambil bersender.

"Hai," sapa Langit.

Aku tersenyum tipis, "Hai, maaf suaraku ga kenceng."

Langit tersenyum, memaklumi.

"Hei, Mei," sapaku, merasa risih karena tidak biasanya Meila hanya berdiam diri dan duduk disebelahku.

"Hai," balas Meila. Teman lainnya tersenyum tipis kepadaku, aku mengangguk. "Kok lu bisa sakit sih, bisa-bisanya lu ujian di forsir semua," kata Meila, ceriwisnya kembali seperti semula. I know, Diamnya Meila tak akan lama. Hihihi..

"Gatau, ya mungkin karena kurang Vitamin aja," jelasku sekenanya.

"Eh iya, ini ada bingkisan," Langit memberikan seranjang buah-buahan.

"Makasih."

Setelah itu mereka bercanda, sesekali Aku mengiyakan atau tersenyum ketika bercandaannya lucu.

Sampai ketika hari semakin sore, cahaya dari jendela masuk ke kamarku. Memberikan sebercak orange dari Matahari yang akan menghilang dari cakrawalanya. Teman-temanku seketika diam, menikmati pemandangan dari jendelaku. Menikmati Senja yang semakin memberikan kegelapan.

"Senja, Akan memberikan keindahan yang begitu takjub. Sayang hanya sesaat," Ucap Langit secara tiba-tiba sok puitis.

"Tapi.. Bener kata Langit," saut Meila. "Senja memberikan keindahan sesaat dan juga memberikan kesan terbaik disaat detik-detik kepergiannya," tambahnya.

"Seperti namaku kah?" gurauku, walau aku tak yakin juga.

Langit dan teman-teman lainnya terkekeh. Sedangkan Meila tersenyum tipis lalu berucap, "Mungkin."

Seketika senyumku sedikit demi sedikit luntur. Teman-temanku pun berpamitan pulang, Kupaksakan memberikan senyuman yang kupunya.

Ketika Langit bersalaman denganku paling terakhir, "Jangan dipikirin, tak selamanya senja memberikan keindahan lalu pergi, bagaimana kalau senja di pagi hari? Akan kah dia terbenam lagi? Padahal sudah terbit? Gak kan? Dia akan tetap melalui hari-harinya sampai tugasnya selesai."

Aku tersenyum tipis, paham maksud Langit. 'Matahari itu kuat, dia sendirian tapi mampu menyelesaikan tugasnya sendiri.'

Begitukan maksud Langit?

Akhirnya Langit berpamitan pulang sambil mengelus rambut panjangku. Rasanya dia sangat perhatian sekali kepadaku. Aku senang dia ada. Aku senang mengenalnya. Terimakasih tuhan, sudah memberikan seseorang teman yang baik juga perhatian.

~♥~~♥~~♥~~♥~

Senin, 30 April 2018
See you..
Good bye..

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang