1.1.14

26 6 0
                                    

"Senjaaaaa.....," teriak Meila dari Luar Ruang kelas dengan tergopoh-gopoh menghampiriku, Berulang-ulang berteriak memanggil namaku.

Aku yang sedang membaca komik untuk menghilangkan penat di kepalaku. Yang sejak kemarin memikirkan Ujian Nasional, dan H-3  lagi hari itu datang. Cukup membuatku sedikit stress. Dan Aku belum siap untuk bisa masuk UGM dengan mengikuti SBMPTN. Sebenarnya kemarin SNM aku juga daftar tapi gagal. Rasanya tuh bukan main. Rasa gagal dan di tolak mentah-mentah oleh PTN itu lebih menyakitkan dibandingkan di tolak Gebetan. Benarkan!?

Dan sekarang Aku harus belajar mati-matian agar bisa mendapatkan Impian itu. Aku tidak mau mimpiku sekedar Mimpi belaka. Aku ingin menjadi kenyataan.

Kulihat Meila sudah di depanku. Melihatnya menarik nafas dalam-dalam, lelah. "Kenapa?" tanyaku setelah Meila merasa lebih baik.

"Keyla.. Gila nyari masalah!" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke luar kelas. Entah maksudnya yang mana.

Aku memutar mataku "Ga penting," sautku.

"PEA YA LU!? MOTOR LO TUH DI CORET-CORET PAKE PILOX!," Seru Meila langsung. Aku langsung kaget. Lalu berdiri menghampiri motorku yang ku parkir di sekolah. Ketika sampai di sana kulihat Keyla tertawa sambil coret-coret motorku.

"KEYLA!? APA-APAAN SIH LO!? LO KALO MAU NGERUSAK JANGAN DI MOTOR GUE. INI BUKAN PUNYA GUE. INI MOTOR PUNYA ORTU GUE!" Teriakku langsung ketika baru sampai di parkiran.

Keyla tertawa, " Suka-suka gue dong!" jawabnya seenaknya dia.

"Ya Tuhan salah apa gue!? Jangan gila dong Keyla!," jeritku frustasi.

"Eh yang Gila siapa!? Lo yang selalu ngerebut gebetan gue! Kemarin Kak Arsya sekarang Langit! MAU LO APA SETAN!?" Ucap Keyla sambil mendorong bahuku. Dan langsung kubalas mendorong bahunya lagi tanpa rasa takut.

"CK. TERNYATA LO GA TAKUT YAA SAMA GUE!?"

"CUIH...BUAT APA GUE TAKUT!?"

Kulihat mimik Keyla berubah menjadi marah. Tiba-tiba dia langsung menjambak rambutku.

Dan untungnya Pak Dendi langsung datang ketika salah satu temanku laporan kepada guru BK, Pak Dendi.

Pak Dendi megurai Aku dan Keyla.

"Kalian!? Bukannya belajar buat UN malah ribut disini!"

Aku diam.

Keyla menatapku tajam.

Rasanya aku ingin mencincang-cincang Keyla. Apa-apaan dia!? Hanya karena Gebetan? Langit? Selebay ini kah!? Ya Tuhan. Dia waras atau Gila!?

Akhirnya Pak Dendi menyuruhku dan Keyla untuk ke ruang BK. Mengintrogasi kita.

"Kenapa kalian melakukan hal yang senonoh seperti itu!? Kalian itu mau UN bukannya belajar! Malah cari masalah! Jadi kalian mempeributkan apa! Jelaskan!?

"Dia, Pak." jawabku barengan dengan Keyla. Aku menatap sinis. Diapun juga.

"Satu-satu yang jelasin!Coba Keyla dulu!"

" Dia, Pak. Ganggu hidup saya terus! Saya ga pernah ganggu dia. Kenapa dia ganngu saya," jelas Keyla tidak realistis menurutku. Ah cewek gila emang!!

Pak Dendi mengelengkan kepala lalu menatap kearahku, " Bagaimana denganmu!?"

"Saya tidak salah di sini, Pak!? Yang salah dia-..,"

"Enak aja!" saut Keyla memotong  ucapanku.

"Kamu diam dulu!" tegas Pak Dendi.

"Saya Gak tahu, Pak. Apa niat di balik yang dia lakukan kepada saya. Tadi saya di beritahu oleh Meila bahwa motor saya di coret-coret pakai pilox. Dan yang melakukan itu adalah Keyla. Dan lagi, itu bukan motor saya, Pak. Itu motor orang tua saya. Seenaknya aja dia nyoret di motor saya."

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang