1.1.13

35 6 0
                                    

Di saat-saat seperti ini seharusnya Aku fokus pada Sekolahku. Yang sudah pada tingkat Akhir. Dan seharusnya desas-desus tentang Kak Arsya sudah menghilang apalagi dia telah lulus dari sekolah ini. Tapi, entah bagaimana mereka tetap membicarakannya, bahkan ada yang berniat satu kampus dengannya. Mungkin, Aku juga.

Kampus Kak Arsya adalah UGM. So!? Aku pesimis. Sangat bahkan. Kini aku lebih sering diam dan bermuka asam ketika salah satu temanku menanyakan pilihan Universitas Mana yang ku tuju. Toh, UGM sangat banyak saingannya. Sepintar apapun orang itu jika tidak memiliki bejo, ya sudahlah. Ah, Aku pesimis lagi.

"Senja, Gimana?"

Aku menoleh, melihat Meila lalu menunduk. Ya seperti itu lah ketika Aku ditanyai Mau kuliah di mana. Aku bingung.

Aku mendengar Meila menghela nafas, "Lu ntar berangkat Bimbel kan?" tanyanya.

Aku mengangguk lesu. Aku benar-benar malas membahasnya, sungguh.

"Langit?" gumamku sebelum Meila beranjak dari tempat duduknya. Aku menoleh.

"Ke.." ucap Meila terpotong atau Aku yang tidak dapat mendegarkan ucapan Meila. Aku juga merasakan sekelilingku gelap. Merasakan tubuhku melayang. Dan dalam sekejab Aku tidak lagi merasakan apa-apa. Aku pingsan.

>_<>_<>_<>_<

"Ayahh, Gimana nih kok belum bangun-bangun?" samar-sama kudengar suara khawatir Bunda walau tidak begitu jelas, tapi Aku tahu. Kubuka mataku, lalu mengejapkan beberapa kali karena merasa silau dengan lampu yang berada di ruangan ini. Oh iya, ini Ruang apa? Semua terasa berwarna putih. Aku juga mencium bau obat-obatan di sekitarku. Kesadaranku belum sepenuhnya ada. Tapi Bunda yang menyadariku sudah bangun langsung memanggil Seseorang, samar-samar Bunda memanggil Suster, Entahlah Aku juga tidak yakin. Lalu Aku  merasakan stetoskop di tubuhku, Alat pendegar detak jantung. Sudah kusimpulkan bahwa Aku sedang di Rumah sakit.


Seusai pemeriksaan dan memberitahu keadaan diriku yang sebenarnya hanya kecapekan karena hampir tiap hari Aku BimBel dan belum lagi beberapa hari ini banyak tugas yang di berikan oleh guru yang dikumpulkan dalam waktu dekat.
Pantas jika tubuhku kurang vitamin dan langsung down.

Beberapa temanku menjeguk, sebenarnya Aku tidak sampai Rawat inap. Toh,  Nanti sore Aku dipulangkan. Tapi mungkin Aku tidak masuk beberapa hari.

"Hai.." seseorang menyapaku. Aku yang sedang memejamkan mataku.  langsung membuka mataku, melihat siapa yang menyapaku.

Ternyata Kak Kristin, kupikir sebelumnya Langit. Entah mengapa aku mencarinya. Oh iya, Kak kristin Dia tetanggaku, sebenarnya dia juga sering datang ke rumahku. Tapi Aku sering mengabaikannya. Aku tak paham mengapa dia bergitu baik kepadaku, perhatian pula.

Oh tidak! Hari ini benar-benar membuat pikiranku penuh! Aku tahu, aku terlalu banyak berpikir, hanya berbicara dalam hati saja. Membalas pertanyaan seseorang sepatah-duapatah kata.

Seusai Kak Kristin menyapa kepadaku, Ia tersenyum lalu bilang kepadaku, "Istirahat, ga baik terlalu di fosir hanya sekedar untuk ujian."

Dia benar. Tapi Aku ingin masuk UGM! Kamu tau!? Aku ingin sekali biar bisa melihat Kak Arsya. Walau berkali-kali Meila bilang, "Kak Arsya udah punya pacar, Senja!"

Aku menghela nafas panjang. Sebaiknya Aku tidur. Sebelum semuanya membuatku kepalaku pusing.

Ketika aku mulai menutup mata, berniat tidur. Sesaat sebelum tidur samar-samar mendengar suara Langit. Memanggil namaku pelan. Entah mengapa, Aku jadi Rindu padanya.

Dan akhirnya tertidur lelap.

~♥~~♥~~♥~~♥~

Rabu, 25 april 2018
Maap pendek
Dont forget vote

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang