1.1.8

53 7 0
                                    

Line!

Dering handphoneku berbunyi ketika ada pesan masuk. Aku yang sedang duduk di sofa sambil selonjoran. Langsung mengambil HP ku tepat di sebelah tubuhku.

Kubuka pesan yang baru saja masuk, dan bertuliskan nama 'Langit'. Aku pun tersenyum melihat pesan darinya.

Langit : Hai :)

Sama seperti pertama kali ketika Langit mengirimi pesan. Di tambah emot senyumannya. Jelas, Aku ingat.

Senja P :  Hai juga, Langit.

Tidak ada semenit Langit langsung membalas pesanku.

Langit : Bagaimana? Sudah baikan?

Tanyanya, kurasa itu perhatian kecil dan mungkin orang yang tidak dekatpun akan memberi pertanyaan seperti ketika Ia tahu keadaanmu saat itu.

Aku tersenyum memandang isi pesan itu. Entah lah aku hanya merasa senang. Itu saja. Tak salah kan?

Senja P :  Lebih baik dari pada  2 jam yang lalu.

Dan selanjutnya aku terlalu hanyut dengan berbagai percakapan lewat obrolan sosial dengan Langit. Terasa Asyik dengannya, apa lagi saat dia bercerita bahwa dirinya punya seorang adik kecil, perempuan. Ia berada di Panti Sosial. Walau bukan Adik kandungnya tapi bagi dia Adik perempuan itu adalah sudah di anggap seperti adik kandung. Tak hanya itu katanya, adik itu juga pintar bermain musik dengan Alat sederhana. Ah kreatif sekali. Rasanya menarik dan juga ingin bertemu dengannya.

Langit : Kamu mau kesana, Senja?

Seketika aku menjerit, Bibi Rai yang sedang lewat di ruang tv terpenranjat mendengar lengkingan keras dari ku. aku pun hanya cengegesan ketika aku tahu Bibi Rai berada di dekatku. Dan Bibi pun mengelengkan kepala.

Senja P : Oh ya!? Kamu serius? Ayok, kapan?

Aku menunggu balasan dari Langit dengan tidak sabar. Sungguh. Rasanya yang di ceritakan Langit benar-benar membuatku penasaran.

Semenit kemudia pesan dari Langit masuk. Aku langsung membacanya.

Langit : kamu beneran mau? Kukira kamu ga tertarik ke tempat itu. Besok ku jemput. Mungkin sepulang sekolah, lagian besok hari Sabtu. Jadi pulang cepat. :)

Senja P: Oke, aku juga tidak sabar melihat Si Eriana bermain musik. :)

Setelah Langit menjawab 'Oke' ditambah emot senyumnya. Aku tidak membalas lagi pesan dari nya.

Dan ini juga sudah hampir jam 10 malam. Ah aku terlalu menikmati dengannya. Walau membahas secara acak dan tak ada kesimpulan setiap obroloan tapi di akhir obrolan tadi sungguh membuat Senja penasaran dengan Anak perempuan 'itu' yang bernama Eriana. Kurasa dia secantik namanya.

Aku pun tertidur setelah memikirkan esok setelah sepulang pulang. Mungkin malam ini mimpi akan indah.

>_<>_<>_<>_<>_<>_<>_<

Di jam Istirahat, Meila mengajakku ke perpustakaan. Katanya Ia sedang tertarik Novel sumbangan yang di beri Kaka kelas tahun ini. Ya memang setiap Anak kelas 12 sebelum angkat kaki dari sekolah ini, setidaknya menyumbang buku entah itu Novel Non fiksi atau fiksi sekalipun Buku tentang Ilmiah. Terserah mereka yang penting 'Ikhlas'.

"Lu tau ga, Senja!?" tanya Meila. Aku diam membiarkan dia melanjutkan ceritanya, Ia tahu aku mendengarkan walau tak merespon.

"..Kemarin setelah lu pulang, Kak Arsya langsung menarik si dedemit itu ke ruang BK. Dan tau apa yang terjadi!? "

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang