1.1.3

78 9 0
                                    

Hari ini adalah awal bulan Oktober tepat pada tanggal 1.

Jelas terlihat Angin sepoi-sepoi meniup ranting pepohonan di sekolah. Dan saat ini Aku sedang memandanginya dari jendela.

Diberita juga sudah memberitahunya bahwa Bulan Oktober adalah Awal musim Hujan yang akan datang selama 6 bulan ke depan. Aku tak tahu persis 6 bulan kedepan atau kurang dari 6 bulan. Yang aku tahu saat ini adalah Awal musim Hujan dan tiap pulang sekolah mungkin akan turun hujan atau sekedar gerimis.

Ah ya, Aku lupa membawa payung. Mungkin nanti akan hujan-hujanan. Who know's?

Tapi aku berharap akan mendung saja lalu nanti setelah sampai di rumah baru boleh hujan.

Aku melihat ranting pohon bergerak-gerak. Maksudku bukan bergerak karena angin tapi karena ada yang mengerakkan. Kulihat lagi dengan seksama, samar-samar ada yang berwarna putih. Aku mengkerutkan alisku, sedikit ada rasa takut dan juga penasaran.

Ih..Apaan tuh..

Kebetulan karena mendung jadi pencahayaan di luar kurang terang dan jelas. Dan itu meyebabkan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Brukkk..."

Suara jatuh yang berasal dari pohon itu. Entah itu binatang atau manusia, tapi tidak mungkin kalau binatang karena suara jatuhnya cukup kencang. Ya menurut pendengeranku.

Sekarang aku melihatnya dengan jelas,
dia adalah Seorang Anak laki-laki yang bepakaian Putih abu-abu. Ya, dia manusia.

Aku tidak bisa melihat wajahnya sebab dia langsung berlari dan memanjat tembok yang dekat dengan pohon itu karena seseorang penjaga sekolah mengejarnya.

Ketika aku merasa, guruku akan berbicara di depan kelas. Aku langsung mengalihkan pandanganku dari luar jendela ke Bu Endah, guru Biologi, "Oke, Saya akan memberi kalian PR. halaman 104 sampai 110 di buku paket. Kalian bisa mengumpulkan minggu depan. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan PR. Terimakasih. Selamat siang." jelasnya lalu pergi ke luar kelas.

Guru Biologi memang indetik dengan memberi tugas dan catatan yang banyak. Mungkin Anak SMA IPA tak akan heran akan diperlakukan seperti ini dengan guru Biologi. Belum lagi Prakteknya.

Haduhh.. Jangan bahas Biologi deh. Gak bakal selesai juga kalo di jelasin.

Yaps, Jam istirahat pertama. Lagi-lagi Erick memanggilku ke Ruang UKS. Setidaknya dia memanggilku 1 minggu sekali.

Ah rasanya, Aku ini seperti Wakil ketua PMR padahal aku hanya seorang seketaris. Kalian tahu kan seketaris tugasnya apa? Aishh.. Ah ya aku salah bertanya seharusnya aku bertanya kepada Erick seperti itu.

"Hoi, Apaan lu manggil-manggil gue?" cetusku langsung ketika aku sampai di depan pintu UKS.

Erick yang sedang berbicara dengan Rina langsung teralih denganku.

"Ini ada masalah." Ucap Erick sambil melihat kertas yang berisi data-data Obat yang tersedia atau habis. Aku tadi sedikit mengintipnya ketika Erick sibuk membolak-balikkan kertasnya.

Deg!

Kok nakutin ya.

"Beberapa obat ada yang hilang, kalau dia petugas penjaga UKS seharusnya dia mencatatnya. Sekalipun dia berniat mencuri."

Kok aku gagal paham ya? Aku masih kepikiran cowok tadi yang jatuh dari pohon. Hehe.

"Senja?" panggil Erick ketika aku tidak merespon penjelasan dia tadi.

"Ah ya.. Hmm.." jawabku sedikit ling lung.

duh!

"Nah kan, Gak fokus nih anak. Argh!" ucapan Erick terdengar Emosi dan juga frustasi. Jika aku jadi dia pun, mungkin aku juga se-stres dia, karena salah dia ataupun bukan ketuanya lah yang harus bertanggung jawab.

Rina yang sebagai penjaga UKS hari ini, ku lihat hanya diam saja.

Sejenak aku meningat-ingat ucapan Erick yang sempat membuatku ling lung.

"Rick, Coba lu tanya dulu ke anak-anak yang lain. Lu kumpulin semua kalau ga ada yang ngaku. Coba sedikit ancaman akan dilaporkan ke kepala sekolah dan juga pembibing PMR."

Erick diam seribu bahasa. Mungkin sedang berpikir. Aku hanya berfokus yang tadi sebelum 'istirahat'. Ah sulit dilupakan.

"Oke."

"Udah kan? Gue balik mau ke kantin, laper. Oh iya, kalau ada apa-apa jangan ke gue. Ke wakil lo. Gue hanya  seketaris."

Baru saja aku membalikkan badan, lagi-lagi Erick memanggilku. Aku menoleh lagi, menatapnya seolah-olah aku akan menerkamnya. Seperti ini suaranya 'Rawrrr..' , lupakan!.

"Ja, ntar gantiin gue rapat osis ya. Gue urus masalah ini dulu deh." ucapnya terdengar seperti minta tolong tapi memerintah. huft..

Aku hanya merespon dengan jariku yang berbentuk 'Ok' setelah Selesai mendegarnya. Lalu Aku langsung pergi ke kantin.

Yaa begitu lah si Erick.

>_<>_<>_<>_<

"

Mei, Tungguin kek!" teriakku kepada Meila yang sudah di lantai satu. Aku mengejarnya dengan berlari di tangga.

Settt.. Bruukk!!!

"Aww!! Gila sakit!" jeritku. Aku terjatuh dari tangga, entah karena apa lalu Meila dan seorang Ketua Osis, Arsya. Ya, i know Arsya but just name.
Langsung lari ke arahku yang sedang duduk.

"SENJA! LO? ADUHHH! HATI-HATI ORANG MAH." Katanya, Meila yang sambil berkacak pinggang.

Lalu Arsya yang menghampiriku pun langsung menjulurkan tanggannya, untuk membangunkanku. Sesaat Aku memandangi tangannya baru setelah itu menerima ulurannya.

Kenapa jadi baper ya. Peka banget jadi cowok. Apalagi Arsya ganteng. Aaa.. I like.

"Makasih Kak." Kataku sambil membersihkan Rok bagian bokongku. Sedikit terasa sakit. Tapi Gak apa-apa. Sehabis liat Kak Arsya, sakitku ilang. Hehe.

"Hati-hati ya. Kadang kalau udah pulang sekolah, banyak yang buang sampah di tangga."

Aku melihat tangga, banyak plastik minuman yang bertengger di tangga. Dan juga plastik minuman yang membuatku jatuh di dekat sepatuku. Lalu aku beralih lagi ke Kak Arsya yang sedang tersenyum lalu pergi.

Senyumnya pamit (Muka cemberut), Ah tapi gakpapa. Senyumannya bikin gue melting hehe, batinku.


Kulihat punggungnya yang punggungabble. Aaaaa Gila. Gila. Gila.

"Heh! udah takjubnya! Gue mau balik. Ogah gue nungguin lu ampe rapat selesai."

Aku meliriknya dengan horror. "HEH! ORANG MAH TEMEN JATUH, NOLONGIN! LU MALAH NGOMEL-NGOMEL! COBA KAK ARSYA TADI GA ADA. GA BAKAL KALI LU COBA BANTUIN GUA!."

"Bodo deh, Senja. Gue balik."

Ah bisa gila Aku punya teman se-ngeselin Meila. Aish yasudah lah biarlah dia mengurus urusannya dulu. Mungkin dia emang harus ke sana.

Ya bodo amat juga lah. Mending aku langsung ke ruang Rapat osis.

Sesampai di sana, senior-senior yang sudah menjadi mantan pengurus Osis sudah berkumpul. Keliatannya sih belum mulai. Aku pun duduk di area perwakilan Kelas 11, yang akan melanjutkan atau menjadi pengurus Osis.

Rapat kali ini akan membahas tentang kesalahan-kesalahan Pengurus osis tahun lalu. Setiap angkatan memang selalu begitu, Mantan Osis akan memberi petuah lalu Osis sekolah tahun ini harus lebih baik dari yang kemarin.

Ah apa peduliku.

Aku hanya terfokus dengan berbagai penjelasan dari Kak Arsya, tapi sebetulnya aku memerhatikan senyumannya, wajahnya dan sebagainya yang berwujud mengaguminnya.

Oh Kak Arsya. I'am fall in love with you.

>_<>_<>_<>_<>_<

Jumat, 23 februari 2018.

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang