1.1.17

41 6 0
                                    

Aku hampir sebulan menjadi pengangguran di rumah, sejak Sekolah memutuskan kelas 3 diliburkan sampai hari pengumuman kelulusan. Aku mulai dengan jenuh yang hanya di rumah saja.

Lagi, untuk beberapa Minggu ini. Langit menghilang, seperti di telan bumi. Bahkan kabarnya pun tak lagi ku dengar. Aku binggung, sebenarnya ada apa dia? Apa ada masalah kah? Kenapa tidak cerita padaku? Ah ya, cowok mana pernah namanya Curhat. Aku baru sadar itu.

Apa aku harus ke rumahnya? Hmm tidak,tidak.. Siapa aku lah!?

Line!

Suara pesan masuk dari Line. Mungkin dari Langit, aku harap.

Senja?

Ternyata Kak Arsya. Tumben dia chat Aku, apa dia tidak sibuk? Gak apa-apa! Toh, dia masih inget Aku. Yang penting itu, hehe.

Me :  Kak Arsyaa? Apa kabar? Gimana sekarang?

Tak ada semenit Kak Arsya langsung read chat dariku. Aku tersenyum senang. Sudah lama sekali aku tidak chat Kak Arsya, apalagi Aku yang sering down memikirkan Universitas yang di masukin Kak Arsya. Ya jadinya agar mengurangi stressku, Aku jarang chat-an dengan Kak Arsya. Mengurangi tentang ingatan Universitas. Tapi Kali ini, Aku harus yakin Apalagi Kak Arsya sering ngasih semangat untukku.

Arsya R. : Hehe, Baik dek. Gimna kmu? Kpn wisudanya?

Me : sekitar 2 minggu lagi, Kak. Nanti Aku kabarin. Kaka mau dateng kah? Hehe maap ya kak, pas wisudanya kaka. Aku ga dateng :(

Setelah aku mengirimi pesan itu, Kak
Arsya tidak membalas lagi. Mungkin sedang sibuk. Idk.

Sebenarnya Aku ingin menunggu balasan dari Kak Arsya. Tapi feeling-ku bilang, jangan di tunggu. Nanti juga bales sendiri. Kurasa itu baru benar.

Entah ini Aku yang salah dengar atau Aku yang lagi rindu Meila karena mulai jarang bertemu dengannya. Dari tadi Aku mendengar Meila menanggis, rasanya suaranya di dekat sini. Tapi aku tidak yakin. Aku bangjit dari kasur kesayanganku menuju ruang tamu. Kupanggil Bunda, tapi tidak menyaut. Kupanggil juga Bulan, responnya sama. Terakhir kupanggil Bi Rai, langsung menyaut. Ternyata Bi Rai sedang dengan Meila yang sedang terisak-isak, menangis.

Lalu dengan lemahnya memanggilku, menghampiriku dan memelukku, "Senja..."

Kupeluk tubuhnya yang menangis sesegukan.

Tak pernah Aku melihat Meila selemah ini. Tak pernah sejak pertama kali kenal dengannya.

"Bi, bawain minum yaa, teh atau apa gitu. Sekalian cemilan," Kataku yang langsung di angguki Bi Rai.

Kutuntun Meila ke kamarku. tanggisannya semakin deras ketika ku bertanya 'Kenapa?'

Sebaiknya Aku diam sampai Meila merasa Baikkan. Sampai menjelang malam, tanggisannya mereda lalu dia tertidur di kamarku. Ku biarkan, agar istirahat. Langian sedari tadi siang dia menangis tanpa henti.

Kupikir, ah tidak.. Atau mungkin. Tidak.. Tidak.. Ini hanya sebuah perkiraanku. Maksudku apa Meila menangis seperti ini, ada hubungannya dengan Langit yang menghilang? Tapi Aku tidak yakin. Dia bukan saudaranya. Apa karena Yuda? Meila menangis? Apa Aku harus bertanya Yuda?

Ya, kurasa.

Ku buka aplikasi Line.

Me : Yud?

Setengah jam berlalu, Chat dariku dibalas juga dengan Yuda.

aduY (dibalik namanya.) : Iya?

Langsung saja ya keintinya. Biar cepat selesai masalah Meila.

Me : Meila kenapa? Tiba-tiba ke rumah nangis-nangis jerit² gitu?

Lagi, Yuda balasanya lama. Kupikir sebaiknya Aku makan malam dulu lalu menunggu Yuda menjelaskan semuanya. Dan ku harap dia tau.

~♥~~♥~~♥~

Sampai pada jam 10 malam. Aku menunggu balasan dari Yuda. Tapi nihil, sampai Meila terbangun dari tidurnya.

"Senja, Gue pulang dulu yaa.." pamitnya langsung, padahal dia baru bangun tidur.

"Ehh.. Nginep aja dulu. Besok pulang. Gue udah terlanjur, chat Yuda buat jemput lu," kataku, walau ada bohongnya. Sedikit.

Meila diam, tanpa respon. Lalu sesaat kemudia mengelengkan kepala, "Gue ga mau," ucapnya.

Aku semakin curiga, bahwa Meila berantem dengan Yuda.

Meila beranjak dari Kasurku. Lagi, kutarik lengannya untuk duduk di kasurku. "Besok gue anter! Sekarang tidur! Udah malem! Oke?" tawarku cepat, sebelum Meila pergi dari kamarku.

Akhirnya Meila menganggukan kepalanya, lalu kembali tiduran di kasurku. Tapi tidak sama sekali merem. Seperti sedang memikirkan sesuatu.

Entah, apa Sebaiknya Aku bertanya langsung pada Meila. Tapi keadaanya sangat tidak memungkinkan. Apa besok minta ketemuan dengan Yuda. Ah, balas pesanku saja tidak. Lalu Aku harus apa?

Aish pikirkan besok Senja. Sekalian cari kabar Langit yang menghilang bagai di telan Bumi!

~♥~~♥~~♥~~♥~

Rabu, 2 Mei 2018
Di Yogyakarta (●´з')♡

See u
By pi

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang