1.1.2

105 9 0
                                    

Yeay today is a birthday Bunda. Semalam Ayah, Bulan, Bibi Rai dan mamang Parmin membuat kejutan untuk Bunda.

Jujur saja, semalem aku cukup tertinggal karena ketiduran dan tidak ada satupun yg membangunkanku. Ah parah sekali mereka itu. Ini kan special to My Bunda. Sudah seharusnya semuanya hadir untuk Bunda. Sudah lah tidak apa-apa, mungkin karena mereka melihat aku tidur nyenyak dan merasa ga tega untuk membangunkannya.

Yaps, semalam ketika aku di ruang makan. Aku melihat Ayah sedang menaruh Kue Ulang tahunnya dan Bulan sedang memeluk Bunda. Senangnya mereka bahagia.

"Bunda." panggilku sambil tersenyum bahagia.

"Iya, sayang. Sini peluk Bunda juga." ucap Bunda yang sambil merentangkan tangannya, meminta pelukan dariku.

Aku menghampiri Bunda lalu memeluknya. "Bunda, Selamat Ulang Tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu dan Tetep jadi Bunda yang Senja mau ya. Hehe."

Bunda terkekeh, Ayah tersenyum sambil mengacak-acak rambutku.

"Bunda, Kapan nih kita makan Kuenya?"

Aku membalikkan badan melihat Bulan sedang meratapi kue coklat yang terlihat mengiurkan, menurutku. Tapi memang cukup terlihat manis dan sangat mengoda.

"Ayo, kita habiskan kuenya!" seru Ayahku, semangat sekali kedengarannya. Dan aku pun langsung ikut Nimbrung. Dan berburu memakan kue coklat hingga banyak coklat yang menempel di area bibirku.

Alhasil Bunda, Bibi dan mamang pun tak dapat kebagian kuenya.

"Yah, Bunda belom nyobain kalian sudah habiskan." ucap Bunda sambil cemberut.

"Tak apa-apa, Bunda. Nanti malam setelah Ayah kerja, Bulan dan Senja pulang sekolah. Kita siapkan pesta untuk Bunda. Setuju?" tanya Ayah kepada kami, Aku dan Bulan. Aku menganggukan kepalaku dan senja berteriak "Siap, Ayah."

Ah bahagianya tengah malam tadi, dan rasanya Aku tak sabar untuk pulang ke rumah. Membuat dekorasi dan sebagainya untuk Ulang tahun Bunda. Dan beberapa kerabat yang akan diundang. Mungkin hanya saudaraku, Kakek dan Nenek dll.

"Senja, Nanti malam jadi?" tanya Meila yang sedang menyalin PRku, tepat di sebelah bangku-ku.

Ah ya, kemarin adalah ospek terakhir makanya sekarang belajar seperti biasa lagi dan PR yang di kerja kan Meila adalah PR Liburan kemarin. Dan yaa selama itu lah Meila menganggurkan PR tersebut.

Aku menganggukan kepalaku dan tersenyum. "Eh tapi, lu jadi kan ikut beli hadiah sama Tante Kiran?"

"Gue beli apa ya untuk Bunda?"

"Gampang, liat aja nanti pasti banyak pilihan kok, Mei."

"Ah iya bener-bener." ucap meila sambil menjetikan jarinya. Seolah-seolah dialah yang mendapatkan idenya. Dan aku terkekeh melihatnya.

>_<>_<>_<>_<

Hpku begetar, bertanda ada pesan masuk. aku mengambil Handphone ku pelan-pelan di kantong Rok-ku agar tidak ketahuan guruku yang sedang menulis di papan tulis dan saat ini sedang ada pelajaran terakhir.

Ku buka Aplikasi Line dan ternyata Tante Kirana lah yang mengirimi pesan untukku.

Tante Kiran: Yuhuu, Senja. Kalau udh pulang. Tell me, ok? Si Meila jadi ikut kan? Kasih tau juga ya, biar bareng ke sananya. Ok, see u.

Me : Jadi kok, Tante. Ok, see u too.

Aihh, Tante ku ini kalau mengirim pesan tidak melihat-lihat waktu. Ah ya sudah lah. Bukan hal besar juga.

When SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang