20. Lamaran Paksa

4.3K 390 22
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya yaaa.

Di mulmed itu ringtone nya Zoya di part ini, bisa langsung putar. Authornya lagi suka lagu itu. Wkwkwk

Happy reading! ❤

*****

"Rumit, begitulah cinta.
Terkadang kita harus berani merelakan, tapi cinta juga perlu diperjuangkan."

- Gauri Adoria Zoya -

*****

Kemarin Mama mengunjungiku dan sepertinya tak heran jika Defian ada di sini bersamaku. Mama bahkan berterima kasih padanya, ternyata Defian langsung memberi kabar ketika yakin jika aku berada di apartemen milik Papa saat melihat sepiring pasta di meja makan. Dengan begitu orangtuaku tak khawatir lagi, mereka mengerti aku butuh ruang walaupun tak bisa dikatakan sendiri juga, karena sejak beberapa hari yang lalu Defian menemaniku.

Lalu soal Agam, selama beberapa hari ini aku sengaja tak membalas pesan dan mengangkat panggilannya. Aku masih ragu bahkan hanya sekedar berbicara jarak jauh dengan pria itu. Aku seperti ini bukan tanpa alasan.

Seperti yang sudah kujelaskan, aku hanya takut untuk menikah. Di sisi lain, aku takut dikecewakan lagi. Semua pun tahu seberapa tertariknya aku dengan seorang Agam Wafi Pranaja, tapi ada hal darinya yang tak bisa tersentuh siapapun dan sialnya aku menyadari itu.

"Sini biar gue yang goreng, elo yang bentuk aja, Gas!"

"Zoya! Berhenti panggil gue begitu, risih tau!" Aku mencebikkan bibir mendengar Defian kembali memanggilku dengan panggilan menyebalkan itu.

"Gak usah sengaja maju-majuin bibir begitu, segitu pengennya gue cium ya?"

Saat ini kami sedang bereksperimen membuat bola-bola manis di dapur. Kemarin aku tak sengaja menemukan resep ini saat berselancar di dunia Maya. Oh, sepertinya aku lupa memberitahu kalian, jika Defian mahir dalam memasak. Maka dari itu, dia memilih menjadi Chef di Australia, dan hanya memantau dari jauh perusahaan milik ayahnya.

Memang dia sempat tak sudi, tapi ketika Grandma memberitahu jika perusahaan barang konsumsi itu dulu susah payah di bangun oleh almarhum kakeknya maka dengan berat hati dia mencoba menjaganya. Kasihan juga para pegawai yang bekerja di sana jika perusahaan itu ditelantarkan. Maka jangan heran jika kalian melihat jemari lentik Defian lebih terampil daripada aku dalam urusan dapur.

Aku berdecak kesal, "Dasar gak peka!"

"Bukan gak peka, tapi coba kamu liat deh, aku lagi sibuk di depan wajan. Nanti kalau aku cium kamu terus kita malah kecipratan minyak gimana, Sayang?" timpal Defian dengan suara yang dibuat-buat selembut kapas.

Kami saling berpandangan lalu tertawa terbahak-bahak seperti orang gila, geli sendiri. "Eeuwhhh!!!"

🎵All I want is champagne and sunshine,

Looking for a good time,

Sipping on the stars while we laying under sunlight .... 🎵

Lagu Champagne and Sunshine dari Tarro & Plvtinum yang kuatur menjadi nada dering panggilan masuk dari ponselku, menandakan jika ada seseorang yang mencoba melakukan panggilan suara via whatsapp.

"Angkat dulu tuh, siapa tau itu tante Alisha. Kemarin tante bilang mau ke sini lagi kan?" titah Defian.

"Elo dong yang angkat, tangan gue belepotan tepung begini!" balasku.

All Eyez (#MOG 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang