Chapter 5

1.2K 120 6
                                    

-Happy reading-

.

.

... Destiny is a divine decree that can not be changed. And see you is my destiny ...

❤❤❤

Hari ini Sehun sudah kembali lagi ke sekolah. Sebenarnya Nyonya Oh belum mengizinkannya untuk pergi ke sekolah, sebab kondisinya yang belum terlalu fit. Tapi Sehun memaksa eomma-nya agar mengizinkannya. Berbagai macam rayuan dan aegyo pun  dilakukannya. Serta berbagai alasan seperti misalnya, banyak materi pelajaran yang belum dicatatnyalah, ada ulangan pentinglah, dan lain sebagainya tak luput keluar dari bibir mungilnya. Dan pada akhirnya, Nyonya Oh memberinya izin. Yeeyy.

"Sehun-ah!" teriak Baekhyun dari arah belakang Sehun. Sehun yang merasa namanya dipanggil langsung menolehkan kepalanya.

Baekhyun dan Kyungsoo lalu menghampiri sahabatnya tersebut.

"Ke mana saja kau, huh? Kenapa tidak kasih kabar ke kami? Kami sangat merindukanmu tahu," cerocos Baekhyun.

"Aku hanya ingin bersantai saja," jawab Sehun.

"Ngomong-ngomong, kami mau minta maaf mengenai kejadian di lapangan basket tempo hari. Maafkan kami, ya?" ucap Kyungsoo dengan wajah memelas.

"Iya, Sehun-ah. Tolong maafkanlah kami. Waktu itu kami hanya berniat ingin membantumu. Tidak ada maksud lain, kok. Ya ya ya?" sambung Baekhyun.

Sehun menatap keduanya datar, lalu tersenyum dan kemudian tertawa lebar. "Hahaha ... kalian lucu, ya."

"Kok malah ketawa, sih. Kami serius, Sehun-ah."

Sehun lalu merangkul bahu kedua temannya tersebut dan menghela napas pelan. "Aku memaafkan kalian, kok. Kalian 'kan temanku," lanjutnya.

"Gomawo, Sehun-ah," ucap keduanya. Mereka kemudian berjalan bersama menuju ke kelas masing-masing. Namun ketiganya berpisah saat di pertigaan koridor. Baekhyun dan Kyungsoo akan ke perpustakaan dahulu sebelum masuk ke kelas. Jadilah Sehun berjalan sendirian menuju ke ruang kelasnya.

Saat sampai di depan pintu kelasnya, Sehun sudah disambut oleh trio T yang beranggotakan Taeyong, Ten, dan Taeil. Mereka bertiga adalah hoobae sekaligus penggemarnya.

"Good morning Sehun Noona* yang cantik," sapa Ten.

(* : kakak/panggilan kepada perempuan yang lebih tua [untuk laki-laki])

"Hari ini Noona terlihat sangat cantik," goda Taeyong.

"Yakk Taeyong-ah! Bukankah Sehun Noona tidak pernah terlihat jelek? She always beautiful in everytime," ujar Taeil.

Sehun memutar bola matanya malas. Dia ingin memasuki kelasnya, namun mereka bertiga malah menghalanginya. "Jadi aku nggak boleh masuk ke dalam kelasku, gitu?" ucapnya lalu mendengus sebal.

"Boleh saja, Noona. Tapi ada syaratnya," ujar Taeyong.

"Syarat?" Sehun mengerutkan dahinya heran. Ketiga hoobae-nya tersebut sangat aneh menurutnya.

"Ne. Syaratnya, Sehun Noona harus memperbolehkan kami untuk main ke rumah Sehun Noona. Bagaimana?"

Sehun berdecak kesal. Sekelebat ide tiba-tiba muncul di kepalanya. Sepertinya mereka bertiga bisa membantunya merangkum materi pelajaran yang belum ditulisnya selama dia tidak pergi ke sekolah. Boleh juga nih anak-anak dimanfaatin, batinnya.

Ich Liebe Dich (ChanHun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang