🦋🦋🦋🦋🦋Jiyong memesan gamjatang dua sesuai yang ia janjikan pada Lalisa. Sementara Lalisa sudah loncat-loncat seperti anak kecil sejak Jiyong masuk ke dalam studio dengan dua bungkus gamjatang.
Teddy mengusap wajahnya, "Studio ku beraroma gamjatang."
"Ada pengharum ruangan hyung, jangan seperti orang susah."
"Oh iya? Ada kantin Ji, jangan seperti orang pelupa," balas Teddy.
"Hyung bilang ingin menyelesaikan rekaman, aku makan disini supaya bisa makan sambil membahasnya."
"Alasan!"
"Maaf oppa, aku akan membeli pengharum ruangan yang banyak nanti," ucap Lalisa. Merasa tidak enak tapi perlahan membuka penutup tempat gamjatangnya.
Teddy menghela napas, kalau sudah begini mau bagaimana lagi. Ia mengiyakan saja.
"Kau cuma beli dua?" tanya Teddy dongkol melihat hanya ada dua bungkus gamjatang.
"Hyung sudah makan."
Teddy berdecak, sudah makan tapi melihat dua orang makan juga dia bisa jadi lapar lagi. Harus ekstra sabar menghadapi dua manusia di depannya ini. Teddy membuka buku catatan Jiyong yang berisikan lirik lagu Superstar.
"Aku merasa masih ada yang kurang. Aku setuju dengan Hyunsuk hyung kalau lirik di lagu ini harus di ubah."
"Aku juga merasa begitu. Kira-kira apa yang kurang hyung?" balas Jiyong. Ia sibuk mengipas gamjatang milik Lalisa dengan telapak tangannya. Matanya hanya sesekali milirik Teddy. Fokusnya ada pada Lalisa yang sudah tidak sabar memakan gamjatang yang masih panas tersebut.
"Sebelum kita membahas itu. Aku mau bertanya ulang soal konsep album mu."
Lalisa mendorong tangan Jiyong pelan, "Sudah oppa. Biar aku tiup sendiri."
"Pelan-pelan, itu masih panas."
"Nee, oppa makan juga."
Jiyong mengangguk.
"Ji?" panggil Teddy, ia mengangkat kepalanya merasa diabaikan.
"Apa tadi hyung?"
"Konsep, konsep album mu. Apa yang ingin kau tunjukkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (DONE)
Fanfiction[Sekuel YG PRINCESS] "i treat you like a queen, but what are we?" - jiyong