Q.15 : Entertaiment

8.5K 606 43
                                    

"Dalam sehari, berapa kali oppa tersenyum dengan tulus?"

"Sering."

"Seringnya berapa kali?"

Jiyong tidak langsung menjawab, keningnya berkerut dan menatap langit-langit lounge area. Kepalanya sedang pusing dan ingin minum sedikit tapi kedapatan oleh Lalisa yang membuatnya hanya berhasil meneguk dua kali wine di gelasnya. Bukan karena Lalisa akan mengomel tetapi gadis itu selalu iseng membujuknya untuk sedikit mencicipi. Cara lain dari mengomel.

"Aku tidak tahu," desah Jiyong kemudian. Menyiapkan konser terakhir Big Bang sebelum wajib militer dan mengurusi bisnis membuat tenaganya terkuras. Lebih-lebih perasaan kesepian selalu menghampiri seperti bayangan yang tidak ingin lepas dan sering menghantui.

Lalisa sendiri iseng saja bertanya karena Jiyong tidak tampak seperti biasanya. Pria itu tampak tidak bersemangat dan terlihat jelas kelelahan meski bibirnya masih menyinggungkan senyuman untuk Lalisa namun senyum itu tidak setulus biasanya. Terkesan dipaksakan.

Lalisa bertanya karena orang-orang disekitarnya terlihat sangat down akhir-akhir ini. "Oppa butuh istirahat?"

"Ya."

"Kalau begitu aku pergi."

"Jangan."

Lalisa menaikkan kedua alisnya, "Oppa tidak bisa istirahat kalau aku disini."

Jiyong tidak menanggapi, ia mengambil bantal kecil dari kursi bartender lalu menaruh bantal tersebut diatas pangkuan Lalisa dan menjadikan paha Lalisa sebagai bantalnya.

Lalisa harus menggeser duduknya agar tubuh Jiyong muat di sofa agar kaki pria itu tidak tergantung.

"Sekarang aku bisa istirahat," gumam Jiyong seraya memejamkan matanya.

"Oppa sedang banyak pikiran?"

"Sudah biasa."

"Lelah?"

"Biasa."

"Apa yang tidak biasa?"

"Ini." Jiyong membuka matanya melihat Lalisa yang sudah menunduk untuk melihatnya. "Jangan terlalu dekat, bahaya."

"Apanya?"

Jiyong mencoba tersenyum tetapi matanya terlalu berat, dia susah tidur akhir-akhir ini. Memikirkan masa depan bukan kebiasaannya jadi ketika pemikiran itu menghampiri, membuatnya tidak tenang.

"Kau beruntung karena aku benar-benar butuh tidur. Kau tidak ada kerjaan, kan?"

"Sudah selesai."

"Aku mau tidur," Jiyong mengangkat lengannya, "Bangunkan aku dua jam kemudian, kau bisa menggeser kepalaku kalau pahamu pegal."

Lalisa tidak menanggapi, ia menyandarkan punggungnya dengan santai dengan mata yang fokus pada Jiyong. Pria itu tidur menyamping membelakanginya, Lalisa hanya bisa menatap leher bertato Jiyong.

Lalisa berdiam diri, sibuk dengan telfon genggamnya. Setelah mendengar napas berat Jiyong, Lalisa menurunkan telfon genggamnya dan perlahan meletakkan tangannya diatas kening Jiyong.

Pantas, badan Jiyong hangat.

"Dia disini ternyata."

Lalisa meletakkan telunjuknya di depan bibir, meminta Youngbae untuk tidak ribut. Youngbae geleng-geleng kepala dan duduk di sofa berseberangan.

"Dia bilang ke toilet dan tidak kembali selama setengah jam."

"Jiyong oppa ada kerjaan?"

QUEEN (DONE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang