"Kalau unnie jadi aku?"
Lalisa menunggu jawaban Jisoo, besok adalah hari keberangkatan mereka menuju Thailand untuk syuting BlackPink House. Untuk pertama kalinya Lalisa bukan memikirkan rasa senangnya akan menginjakkan kakinya lagi di negara-nya tersebut.
Setelah Lalisa membantu Jisoo untuk menge-pack pakaian, ia menceritakan permasalahannya. Bagaimanapun selama ini Jisoo memerankan peranannya sebagai yang tertua dengan baik, mendengar dan pemberi saran yang paling logis saat dibutuhkan meski sehari-hari Jisoo tidak jauh beda dengannya.
"Kau hanya mempertanyakan hal yang sudah jelas," ucap Jisoo yang bersikap tidak terlalu tertarik. Ia bahkan berucap demikian tanpa melihat Lalisa yang sekarang sedang serius dan menunggu jawabannya dengan tidak sabar, Jisoo sibuk menyisir bulu Dalgom dengan jemarinya.
"Ah, unnie. Aku sedang serius."
"Aku tidak."
"Ck! Percuma aku cerita dengan unnie."
"Ya, kau mau kemana? Aku belum selesai."
Lalisa mengerucutkan bibirnya, kembali duduk bersila di depan Jisoo.
"Dalgom-ah, kau lebih pintar dari unnie ini." Jisoo menunjuk Lalisa seraya tangannya yang satu terus mengelus bulu Dalgom yang duduk tenang dipangkuannya.
Ajaibnya, Dalgom seakan menjawab untuk membenarkan perkataan Jisoo dengan menggonggong. Lalisa semakin cemberut, melotot pada Dalgom yang sebenarnya tidak salah apa-apa. Berhubung mood Lalisa sedang tidak baik dan sedang banyak pikiran maka melihat Dalgom yang menjulurkan lidahnya, ugh, Lalisa merasa Dalgom sedang mengejeknya.
Ah, Lalisa lebih suka Kuma!
"Bukannya kau menangis karena takut mengakui perasaanmu?"
Jisoo menatap malas Lalisa saat melihat wajah kebingungan gadis itu. "Kau menyukai Jiyong oppa."
Lalisa tertawa mendengar perkataan Jisoo, mengibaskan tangan berulang-ulang kali. "Aku hanya takut aku dan oppa jadi canggung. Atau aku dan oppa tidak bisa seperti biasanya. Aku menyukai Jiyong oppa seperti aku menyukai yang lainnya."
Jisoo mengambil gantungan baju disamping badannya dan memukul paha Lalisa dengan benda itu. "Keras kepala! Untuk apa kau dan Ji oppa canggung kalau kau tidak punya perasaan? Apalagi itu... cheonchoni? Apanya pelan-pelan?"
"Aku tidak mungkin menyukai Jiyong oppa seperti itu."
"Berhenti mengelak, apa salahnya kalau kau menyukai Jiyong oppa? Melihat kebaikan oppa selama ini, harusnya sudah sejak lama kau menyadarinya. Jujur saja pada dirimu sendiri."
"Aku tidak mungkin menyukai Jiyong oppa, kan, Dalgom-ah?" tanya Lalisa. Berharap Dalgom berpihak kepadanya tapi Dalgom justru berlari keluar dari kamar Jisoo.
Jisoo terbahak, "Aku sudah bilang Dalgom lebih pintar darimu. Dalgom bahkan tahu."
"Aku dan... Jiyong oppa?"
"Aku juga bingung," Jisoo tertawa. "Perpaduan yang tidak masuk akal tapi itulah yang terjadi." Jisoo merangkak mendekati Lalisa, menepuk-nepuk puncak kepala maknae-nya tersebut. "Apa yang dikatakan Jennie benar. Begini saja, kau tidur dan pikirkan bagaimana jika Jiyong oppa tidak meminta kesempatan kedua dan memilih membiarkanmu berada di posisi serba salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (DONE)
Fanfiction[Sekuel YG PRINCESS] "i treat you like a queen, but what are we?" - jiyong