Q.10 : If it is you

9.5K 716 40
                                    

Busan One Asia Festival.

Lalisa baru saja selesai mandi dan bersiap untuk berpakaian ketika ponselnya berbunyi, ia mengambil ponselnya dan duduk diujung tempat tidur.

Nama Jiyong tertera dilayar, Lalisa punya perasaan mengetahui kenapa pria itu menelfonnya.

"Nee oppa?"

"Kau sudah berangkat?"

"Baru siap-siap oppa."

"Kau oke bertemu dengan mantan?"

Lalisa memutar bola matanya, "Bagaimana oppa tahu dia hadir?"

"Aku membaca artikel."

"Kurang kerjaan sekali," Lalisa mencibir. "Oppa punya banyak waktu, ya?"

"Ya! Apa aku tidak boleh membaca artikel?"

"Aku mengalah, tidak masalah, omong-omong. Kami sudah berbicara ditelfon."

"Apa?! Kau tidak pernah cerita mengenai itu."

Lalisa menjepit ponsel dengan menggunakan bahunya, ia berdiri untuk membuka lemari. Mengambil hoodie nonagon, Jiwon mengirimkannya pesan untuk menggunakannya. Kadang Jiwon bisa menyebalkan dengan omelannya, pria itu mengomel karena selalu hanya dia yang mempromosikan brand nonagon. Padahal tidak begitu, hah!

"Apa aku harus menceritakan obrolan-ku? Apa aku juga boleh tau apa yang oppa bicarakan dengan mantan oppa?"

Lalisa bisa mendengar helaan napas Jiyong, ia menahan senyum. Membayangkan Jiyong yang cemberut karena sekali lagi ia melemparkan kalimat yang mau tak mau membuat Jiyong tidak bisa mengatakan apa-apa lebih jauh.

"Aku kalah, jadi kau berteman dengan Bambam?"

"Tidak ada alasan yang membuat kami tidak berteman oppa, kami pernah putus sekali dan kedua kalinya tidak membuat kami harus berhenti berteman."

"Tapi kau sakit hati mengenai berita dengan Twice itu."

"Aku tidak sakit hati oppa." Lalisa mencari-cari celana vetements favoritnya untuk ia padukan dengan hoodie sambil menarik napas. Jiyong benar-benar tukang gosip. "Aku hanya terkejut tapi aku rasa cukup adil, Bambam tidak tahu aku juga punya banyak foto yang sejenis foto miliknya oppa."

"Semudah itu?"

"Aku bukan seperti oppa, aku dan Bambam berteman sejak kecil. Keluargaku dan keluarganya berteman dengan baik, kami akan terus berteman."

"Kenapa kau selalu membandingkannya denganku? Kau tidak pernah tahu mengenai kehidupan pribadiku."

"Aku mendengar gosip."

"Jangan percaya gosip."

Lalisa menukar posisi ponselnya, kuping kanannya sudah panas. "Tapi aku benar kalau story-ku lebih baik daripada oppa, kan?"

"Aku tidak mau membahasnya. Jiwon juga ada?"

"Nee, oppa." Lalisa menekan tombol speaker dan membuang ponselnya ke tempat tidur. Ia tidak mau unnie-unnie-nya berteriak karena ia terlalu lama bersiap-siap hanya karena Jiyong menelfonnya yang menurutnya membahas hal tidak penting.

QUEEN (DONE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang