Gedung YG jika dari luar tampak seperti gedung yang biasa saja dengan model artistek. Terlihat tenang dan selalu ada penjaga. Namun di dalam, semuanya begitu sibuk. Para trainee tidak berhenti berlatih untuk mempersiapkan evaluasi bulanan, berlatih dengan keras untuk menggapai mimpi yang sudah bertahun-tahun dikejar. Para staff berlalu-lalang untuk mengerjakan kerjaan masing-masing. Para penyanyi sibuk mencoret-coret lirik lagu dengan mendengar melodi yang dibuat oleh para produser.
Jiyong yang datang untuk rapat bersama tim YG yang akan mengikuti tour-nya siang nanti sudah duduk tidak tenang di studio Teddy bahkan sebelum
pemilik studio datang. Teddy hanya bisa mengerutkan keningnya melihat Jiyong sudah menghuni sofanya."Wae?" Teddy langsung bertanya begitu selesai melepas hoodie dan maskernya. "Aku hampir saja melempar ponsel ku, apa kau sadar menelfonku di pagi buta?"
Jiyong mengigit kukunya — hal yang selalu ia lakukan ketika ada hal yang menganggunya — namun segera mencari tisu untuk meludah karena tidak sadar kukunya telah dikuteks oleh Lalisa dua hari lalu.
"Lisa mengirimkan pesan tengah malam, hyung."
"Lalu?"
"Dia menanyakan aku sedang apa karena aku lama tidak membalasnya, dia mengirim pesan lagi menanyakan aku sudah tidur, aku tidak membalasnya lagi tidak lama ia mengucapkan selamat malam dan mendoakan tidurku nyenyak."
"Masalahnya dimana?"
"Masalahnya sejak aku nyaris mengatakan perasaanku, dia tidak pernah mengirimkan pesan. Selalu aku, hyung."
Teddy mengangkat sebelah alisnya, lihat ini, ia paling malas berhadapan dengan Jiyong yang seperti ini. Dia lebih baik dihadapkan dengan Jiyong yang berwajah datar dan memarahi anggotanya ketika rekaman tidak berjalan lancar daripada ini.
"Yang aku lihat... masalahnya kau tidak membalas pesannya!"
"Menyeramkan hyung!"
"Apanya menyeramkan?"
"Lisa seperti akan mengirimkan pesan putus. Yang biasa terjadi, kekasih hyung tiba-tiba berhenti mengabari lebih dulu dan tiba-tiba mengirimkan pesan begitu manis."
Teddy menepuk keningnya, YG harusnya menyiapkan obat bersabar atau semacamnya. Ini seperti menguji kesabaran para penggemar dari idol di YG yang tidak juga kembali dengan lagu baru. Sama-sama butuh menghela napas.
"Tapi kau tidak ada hubungan apa-apa dengan Lisa, Kwon Jiyong-sshi."
Jiyong seakan tersadar dari mimpinya, ia tertawa canggung. "Benar," ia mengangguk-anggukan kepalanya. "Lalu, kenapa?"
"Aku hanya produser lagu, Kwon Jiyong-sshi. Bukan peramal," jawab Teddy dongkol.
"Hyung, terlihat kesal."
"Siapa yang tidak kesal? Kau seperti remaja baru jatuh cinta saja!"
"Hyung jangan sok dewasa kalau waktu putus dari Yeseul noona sampai tidak bekerja selama seminggu dan menelfonku tengah malam dalam keadaan mabuk," cibir Jiyong.
Teddy melipat bibirnya, dia kalah. "Oke, semua pria juga akan terlihat bodoh jika menyangkut cinta."
Jiyong mendengus, beranjak untuk membuka kulkas kecil milik Teddy dan mengambil dua kaleng bir. Ia melemparkan satu kaleng untuk Teddy.
Teddy menangkap kaleng tersebut namun meletakkannya kembali ke meja. "Bir pagi hari? Kau sudah sarapan?"
"Ahjumma baru memasak."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (DONE)
Fanfiction[Sekuel YG PRINCESS] "i treat you like a queen, but what are we?" - jiyong