Ada dua benda wajib yang selalu ada dalam tas Lalisa. Pertama, ponsel dan kedua, kamera. Disela-sela waktu, Lalisa tetap bermain dengan ponselnya. Entah hanya untuk membalas pesan dari keluarga dan teman-teman atau pesan tidak penting Jiyong.
Percayalah, Jiyong lebih menganggu daripada orangtua Lalisa sendiri. Jiyong sama sekali bukan pria sibuk yang hanya terus bekerja, ia cukup punya banyak waktu hanya sekedar untuk membuat Lalisa kesal dengan segala isi pesannya.
Dony menghentakkan garpu dari tangannya ke piring dan menatap Lalisa kesal, "Tidak bisakah kau mengangkat telfonmu? Itu cukup menganggu selera makanku."
Lalisa mendengus, "Oppa orang pertama yang punya selera makan aneh."
"Terserah, tolong angkat telfon itu atau kau matikan saja ponselmu."
"Tidak bisa."
"Kau tiba-tiba kehilangan tanganmu?"
"Oppa!"
"Baik, baik, siapa yang menelfon?"
"Ji oppa."
"Kalau begitu angkat! Wah, kau mengabaikan telfon seorang G-dragon?"
Lalisa yang kehilangan selera makannya sekarang. Ia melepaskan garpu dari tangannya dan mendorong piringnya menjauh. "Aku sedang malas mendengarkan ocehan entah-aku-salah-apalagi."
Dony berdecak, ia mengambil dengan cepat ponsel Lalisa dari atas meja. Masa bodoh, Lalisa dan Jiyong adalah bahan gosip paling panas di YG. Teddy yang tidak beda jauh dengan Jiyong — yang mulutnya begitu ringan dan begitu murah hati membagikan informasi, tentu saja membuat hampir seisi makhluk di YG mendengar soal Jiyong yang mengecup puncak kepala Lalisa. Dony bahkan yakin, anjing peliharaan Yang Hyunsuk sudah mendengar fakta itu.
"Nee?" Dony mengangkat telfon Jiyong. Lalisa hanya bisa menganga, lidahnya bergerak dalam mulut namun tidak ada suara keluar darisana. Protesnya menguap pergi.
Bahu Lalisa melemas, wajahnya berubah cemberut.
"Tunggu," Dony menekan tombol speaker.
"Sudah?"
"Ya, Lisa bisa mendengarnya."
Lalisa merasakan kakinya merinding mendengar satu kata dari Jiyong. Suasana disekitar Jiyong tidak begitu baik. Ada suara angin, suara orang-orang berbicara, dan suara kendaraan. Sangat berisik.
"Apa disana ramai?"
"Oh ayolah, Paris dan disini hanya berbeda delapan jam. Hyung juga tahu hari ini ahjumma libur. Tentu disini sangat sepi."
Terdengar tawa Jiyong, seseorang sepertinya sedang berbicara pada Jiyong dengan bahasa inggris. Walaupun tidak melihatnya namun Lalisa bisa membayangkan Jiyong sedang menjauhkan ponsel. Terdengar Jiyong membalasnya dengan bahasa inggris yang cukup fasih.
"Kenapa kau mengabaikan pesanku?"
Lalisa tidak menjawab. Jemarinya sibuk saling bermain satu sama lain. Dia sangat jelas mendengar apa yang Jiyong bicarakan dengan gadis di dekatnya. Gadis itu bertanya soal pesta pembukaan toko peaceminusone di Paris malam ini. Membandingkan perbandingan waktu di Korea dan Paris. Disana sudah hampir tengah malam. Jiyong dengan jelas membalas akan mengadakannya dan sudah mengajak yang lain.
Tidak tahu mengapa tapi Lalisa marah pada dirinya sendiri karena merasa terganggu dengan pembicaraan itu. G-dragon dan pesta tidak pernah terpisahkan, sejak trainee Lalisa tahu mengenai itu. Apalagi mengenai wanita, terlalu banyak yang berkeliaran disekitar Jiyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (DONE)
Fanfiction[Sekuel YG PRINCESS] "i treat you like a queen, but what are we?" - jiyong