Lalisa tidak pernah menyangka hari ini akan datang. Rasanya baru kemarin ia mengikuti audisi YG dan mendapatkan kabar bahwa ia menang kemudian mendapatkan tawaran menjadi trainee. Rasanya baru kemarin ia ingin berhenti dan kembali ke Thailand karena mengira ia tidak akan pernah debut. Rasanya baru kemarin ia melakukan debut dan mendapatkan tropi kemenangan pertamanya.
Semuanya terasa mimpi seperti sekarang. Ia tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang, Lalisa merasa panas secara tiba-tiba di musim dingin ini.
Ia dan Jiyong duduk saling berhadapan diatas sofa. Sama-sama duduk bersila, Lalisa menyandarkan kepalanya keatas sandaran sofa sembari mendengarkan Jiyong.
Jiyong menjulurkan tangannya untuk menyingkirkan helaian rambut Lalisa yang menutupi wajah gadis itu, menggesernya kebelakang telinga. "Kau harus mendengarkanku baik-baik," ucapnya.
Lalisa mengigit pipi bagian dalamnya, tidak akan pernah ada yang menyangka seorang G-dragon — idolanya — yang membuatnya menginginkan masuk ke YG baru saja menyentuhnya dengan natural. Lalisa masih merasa ini mimpi. Menerima kebaikan Jiyong sudah lebih dari cukup baginya namun Lalisa tidak bisa lagi menghindar dari perasaan yang selalu ia tepis.
Namun semua kebiasaan yang tiba-tiba menghilang membuat Lalisa lebih patah hati dari dua kali putus dengan Bambam. Ia tidak bisa membayangkan tidak datang ke studio Teddy atau datang namun Jiyong tidak lagi menyempatkan diri datang. Ia tidak bisa membayangkan tanpa pesan-pesan Jiyong mengomentari ini dan itu. Ia tidak bisa membayangkan meminta ini dan itu kepada Jiyong.
Kebiasaan-kebiasaan kecil yang berharga.
"Apalagi yang harus aku dengar, oppa? Oke, aku mengerti soal Taehee oppa."
"Kau masih terlihat tidak percaya."
Lalisa melipat bibirnya kedalam, "Sedikit?"
"Ck," Jiyong berdecak.
"Hanya sedikit oppa."
"Tetap saja!"
Here we go again... Jiyong yang merengek.
"Bagaimana sebenarnya oppa mendekati mantan oppa?"
"Kenapa kau bertanya? Aku sudah bosan kau terus menyinggung mantan."
"Ani, aku hanya merasa oppa terlalu banyak merengek padaku."
Jiyong menurunkan kakinya lalu menyilangkan kaki, satu tangannya dibawah dada dan tangan satunya menyentuh bawah hidungnya. "Konnichiwa," gumamnya dengan suara dibuat berat.
Lalisa menganga melihat dan mendengar Jiyong yang — bagaimana mengatakannya? Sok keren level paling narsis. Seungri selalu mencontoh gaya tersebut diacara-acara TV untuk menjelek-jelekkan Jiyong. Apalagi Jiyong mencontohnya dengan penggunakan bahasa Jepang, perpaduan yang menggelikan.
"Begitu," Jiyong menoleh pada Lalisa. Suaranya dan gayanya sudah biasa.
Lalisa tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan heboh. "Jangan bercanda oppa!"
Jiyong tidak ikut tertawa, hanya tersenyum senang melihat dan mendengar tawa Lalisa lagi. "Aku tidak bercanda. Ya! Kau tidak pernah menonton acara yang ku datangi? Daesung meniru gayaku dengan sangat tepat."
"Tapi oppa tidak pernah begitu di depanku. Aku hanya pernah beberapa kali melihat oppa bergaya jaga image?" Lalisa mengedikkan bahunya, tidak yakin dengan kata yang ia ucapkan, "Tetapi aku tidak pernah melihat gaya seperti itu."
"Tunggu, kau jangan berpikir kesana lagi. Ck," Jiyong terlihat kesal. Berpikir bahwa apa yang sudah ia ceritakan sebelumnya tidak membuahkan hasil. Sebenarnya kapan ia tidak salah langka di depan Lalisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (DONE)
Fanfiction[Sekuel YG PRINCESS] "i treat you like a queen, but what are we?" - jiyong