Vintari menatap sedih pada sebuah tabung kaca di mana Dean terbaring koma di dalamnya. Tak seperti di bumi, alat penunjang kehidupan di bulan cukup sebuah tabung kedap udara yang akan memberi energi mikro dari dalam. Butuh waktu lima hingga sepuluh menit untuk menyembuhkan luka seseorang. Namun, Dean dan beberpa orang di Kalimera sudah koma hingga dua bulan lamanya.
"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini, Dean. Tapi, aku takut menghadapinya seorang diri. Kau tahu, berhadapan dengan teroris yang menodongkan senjata ke arah wajahku tak seberapa menakutkan dibanding melihatmu terdiam seperti ini." Hati wanita itu terasa diremas. Ia menyesalkan setiap kata-kata Dean untuknya agar menjaga diri. Namun, kini justru pria itu yang tidur seperti orang mati.
"Siapapun yang melakukan ini, akan kubalas. Akan kulakukan apapun untuk membuatmu sembuh." Vintari melangkah maju. Tangannya menyentuh tabung kaca dan air mata tak dapat ia tahan lagi.
Pintu ruang perawatan terbuka secara otomatis saat ada seseorang melewati sensornya. "Nona Vintari," panggil seorang pria bersuara berat.
"Ya?" sahut Vintari tanpa menoleh.
"Mari ikut aku. Presiden Orion menunggumu di istana."
Vintari memang bekerja sebagai negosiator negara. Namun, baru kali ini ia diminta langsung oleh sang presiden. Tanpa banyak tanya, Vintari mengikuti pria itu untuk pergi ke istana tampat presiden Kalimera berada.
***
"Virus itu kami sebut D3V4. Diciptakan oleh pemberontak bernama Fachrein." Presiden Orion menyentuh layar dan muncul sebuah hologram wajah seorang pria. Beberapa gambar tentang aktivitas pria itu tergambar dengan jelas.
"Fachrein tadinya seorang pembuat paket nutrisi. Dia berasal dari negara Kashmir dan tak mendapat respon yang bagus di sana. Dia pindah ke Kalimera secara legal dan menawarkan produk yang sama. Seperti di Kashmir, warga di sini tak terlalu menyambut baik penemuannya." Orion menjeda kalimatnya dengan menatap satu per satu orang di ruangan itu.
"Seperti yang pernah dilakukan para nenek moyang kita di bumi, Fachrein juga melakukan persaingan dagang. Dia mempelajari paket nutrisi yang dijual oleh warga Kalimera lainnya. Dia tahu beberapa paket nutrisi itu mengandung zat kafein dengan kadar tinggi hingga berbahaya jika disuntikkan ke dalam tubuh dalam dosis tertentu," terang Orion. Dia kembali menyentuh layar dan nampaklah sebuah diagram.
"Virus D3V4 akan menyebar melalui udara, sentuhan, dan bertukarnya cairan tubuh. Manusia dengan kadar kafein tertentu di tubuhnya akan terjangkit, lalu koma, bahkan meninggal." Tangan Orion menekan layar. "itu skema penyebaran virus." Tampak sebagian besar Kalimera sudah terjangkit. "Dan bagian yang berwarna hijau adalah banyaknya warga yang koma."
Orion kembali memandang orang-orang di ruangan itu yang menatap serius ke arahnya. "Sepertiga warga Kalimera sudah koma. Mungkin virus ini sudah menjangkiti kita semua. Hanya saja, sistem kekebalan tubuh dan jumlah kafein yang terdapat dalam tubuh kita mempengaruhi reaksi virus D3V4. Dua bulan yang lalu, aku terjangkiti virus tersebut. Namun, aku kebal."
"Konyol sekali. Hanya karena warga menyukai kafein tinggi dan Fachrein tak menjualnya, dia tega menyebarkan virus hingga banyak korban berjatuhan karenanya. Dia gila," umpat Vintari. Sedetik kemudian ia menyadari kesalahannya. "Maafkan ucapanku, Bu Presiden."
"Kau tak sepenuhnya salah," tutur Orion. "Dia mengalami tekanan mental dan haus akan pengakuan. Ditambah, istrinya pergi karena tak pernah dipuaskan."
Tawa Vintari pecah. Dia memilih untuk tertawa saat ini karena ia menyimpan tenaganya untuk memenggal kepala Fachrein nanti. "Maaf, semuanya," sesal Vintari lagi saat orang-orang menatapnya.
"Sepertinya negara kami yang nantinya akan direpotkan oleh virus itu," ujar seorang pria dengan wajah tampan tak terkira. Tubuhnya gagah perkasa. Tatapan matanya pun sangat mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALIMERA: Falling for Betrayal
خيال علميNegosiator negara, Vintari, ditugaskan mencuri penangkal virus dari seorang profesor muda, Duncan. Namun Vintari harus kehilangan sahabatnya Dean--seorang prajurit garis depan perang-dan menjadi tawanan Jenderal Achilles-penguasa paling kejam. *** ...