KALIMERA: 9

26K 1.5K 21
                                    

Vintari menoleh ke arah telepon yang digunakan Martinez untuk menghubungi suaminya. Wanita itu segera menekan layar lebar, mencari ruangan yang akan ia hubungi. Pada tulisan 'ruang meeting' ia menekannya dan muncul wajah pria bermata sipit di layar monitor.

"Ya?"

"Istrimu sakit," ujar Vintari.

Vintari kembali ke sisi Martinez yang mulai kehilangan kesadaran. Tak lama pintu terbuka dan dua pria berlari ke arah Vintari. Riyu segera meraup tubuh atas Martinez, sedangkan Duncan menarik Vintari untuk memberi ruang.

"Apa yang terjadi?"

"Dia mengeluh sakit kepala dan sesak napas," jawab Vintari pada pertanyaan Riyu.

"Hubungi dokter sekarang," usul Duncan yang terdengar seperti perintah.

Riyu mengambil ponsel di sakunya lalu menghubungi rumah sakit di bulan. Suara operator terdengar dan meminta status Martinez saat ini. Riyu menempelkan telapak tangan di ponsel, agar pihak rumah sakit mendeteksi penyakit Martinez cukup men-scan telepak tangan dan datang membawa pertolongan yang dibutuhkan.

"Terinfeksi virus." Suara operator.

Wajah Riyu nampak terkejut begitu juga dengan Duncan. Sementara Vintari justru semakin tegang karena ia tahu virus apa tepatnya. Riyu meminta detail dari alat di tangannya.

Layar ponsel mengeluarkan suara operator yang menerangkan penyakit yang diderita Martinez. Ia positif mengidap virus D3V4 stadium 2. Martinez akan segera dikarantina.

"Ini tidak mungkin," keluh Riyu bagai sebuah bisikan.

"Dia baru stadium 2. Masih bisa diselamatkan. Tenang saja," tutur Duncan menenangkan.

"Tenang? Tadi kami baik-baik saja dan sekarang istriku terserang virus. Mana mungkin aku bisa tenang?!" Riyu menatap Vintari. "Kau ... apa yang sudah kau lakukan?"

Duncan melindungi tubuh Vintari dengan menyembunyikan wanita itu di balik tubuhnya. "Riyu, kami tak terkena virus itu."

Riyu bangkit dan menantang Duncan. "Dia imigran. Tubuhnya pasti membawa virus itu." Riyu berjalan ke dinding ruangan, menyetel beberapa sandi dan sebuah kotak keluar dari dinding. Ia mengeluarkan senjata dan menodongkannya ke arah Duncan dan Vintari.

"Katakan apa maumu? Mengapa kau menulari kami?" tekan Riyu dengan napas tersengal-sengal.

"Bukan aku," bantah Vintari.

"Kumohon, Riyu. Jangan gegabah. Turunkan senjatamu. Kau bisa melukai kita semua."

"Minggir, Duncan! Aku hanya ingin melukainya. Ia penyebab Martinez sakit!"

Pintu ruangan otomatis itu justru dibuka paksa dan beberapa tentara Detroit City menggerebek mereka. Semua berpakaian lengkap dengan sejata di tangan mereka. Beberapa orang lain yang mengenakan pakaian bagai astronot memeriksa tubuh Martinez.

"Mengapa tentara Detroit City ada di sini?" tanya Duncan pada semua orang yang ada di sana. "Martinez hanya sakit, bukan?"

Langkah seorang pira mencuri perhatian orang-orang di sana. Wajah tampannya begitu dingin hingga membuat siapa pun yang menatapnya, akan gentar. Ia memandang ke arah Duncan sebelum menoleh ke arah Riyu. "Seorang pembuat pakaian menyimpan senjata, mengaktifkan dan menodongkannya pada warga sipil lainnya, di tengah istrinya sekarat karena virus D3V4."

Riyu gemetaran, menurunkan senjatanya, lalu tergagap menjawab, "Ma-maaf, Jenderal Achilles. Mereka ... istri sakit."

Jenderal Achilles menoleh ke arah orang-orang yang menangani Mertinez. Kepalanya mengangguk memberi perintah lalu salah seorah medis itu menyuntikan sesuatu pada pergelangan tangan Martinez. Beberapa detik kemudian tubuh wanita itu dimasukkan ke dalam tabung kaca yang mereka bawa.

KALIMERA: Falling for BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang