Quotes :
"Don't forget the day that we met,
Because someday we will talk that history again"❤🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷❤
"Kau jahat Leoni, mengapa kau ambil cahaya dalam hidupku," ucap Sean dengan wajah sendu. Tangannya tidak henti-henti mengusap batu nisan yang terukir nama kekasihnya. "Dimana aku bisa menemukan cahaya kembali yang bisa menerangi jiwaku yang sudah gelap ini."
Sejak kepergian cahaya dalam hatinya, tidak ada lagi kebahagiaan yang bisa dirasakannya. Cahaya hidupnya telah mati, meninggalkannya seorang diri didunia ini.
"Aku lelah Leoni, lelah menghadapi orangtuaku yang bersedih karena memikirkan hidupku. Kau tahu, akhir-akhir ini mereka sangat gencar sekali mencarikanku pasangan hidup. Bahkan Tara dan Princess memberiku nama panggilan baru, bujang lapuk," ucap Sean sambil tersenyum geli. "Aku tampan dan kaya, semua wanita menggilaiku tapi aku seorang bujang lapuk."
"Kau ingin aku bagaimana Leoni, karena sampai sekarang aku bahkan belum bisa membuatmu pergi dari hati dan pikiranku. Apa yang harus aku lakukan Leoni. Aku tidak mau membuat mommy jatuh sakit karenaku, jadi kumohon didepan pusaramu aku memohon padamu bantulah aku Leoni, bantu aku untuk melupakanmu," gumam Sean dengan nada lirih. Setetes air mata jatuh dari sudut matanya.
"Ech, maaf Om, saya ga lihat."
Sean bangkit dari berlutut lalu berdiri, dengan gerakan cepat punggung tangannya menghapus jejak airmata di pipinya. Tatapan matanya langsung menajam pada seorang perempuan yang sedang menunduk memunguti bunga mawar putih yang berjatuhan.
"Apa kamu tidak punya mata huh," ucap Sean dengan nada dingin sambil membersihkan kemejanya dari serpihan bunga. "Apa kurang lebar jalan setapak ini untuk kau lewati," ucapnya ketus.
"Maaf Om, saya bener-bener ga sengaja. Saya juga ga tahu, kenapa bunga ini tiba-tiba jatuh," ucapnya yang masih sibuk memunguti bunga. Gadis itu terlihat kesulitan membawa bunga yang jumlahnya melebihi dari postur tubuhnya. Tangan kirinya menahan beberapa tangkai yang masih dipeluknya.
"Kamu pikir bunga itu sengaja menjatuhkan diri, APA!," bentak Sean. Tatapannya makin menajam menatap Anna yang terus mengoceh tanpa menatapnya.
"Pergi dari sini, kau mengganggu waktuku."
"Emangnya aku ga ada kerjaan apa, gangguin waktu orang," gumam Anna.
"KAU," teriak Sean dengan wajah geram saat mendengar gumaman Anna yang lumayan keras suaranya.
"Oke...oke, aku pergi," ucap Anna yang langsung berlari meninggalkan Sean yang akan memarahinya. Dia tidak memperdulikan bunga mawar yang masih berserakan ditanah, satu hal yang pasti dia harus menghindari pria pemarah itu.
"Heeh gadis itu," ucapnya dengan helaan napas panjang. "Benar-benar menyebalkan, jangan sampai aku bertemu lagi dengannya," ucap Sean yang langsung melangkah pergi meninggalkan pusara kekasihnya. Dia melupakan suatu benda yang tidak pernah lepas dalam hidupnya.
Seorang gadis terlihat celingak celinguk mengamati area makam. "Untung orang sarap itu udah pergi," ucap Anna yang langsung memunguti kembali beberapa helai tangkai bunga mawar yang masih ada di tanah. "Ish, ada yang sudah rusak lagi," ucapnya sambil mengamati beberapa tangkai yang terlihat buruk bentuknya karena bekas terinjak.
"Apa ini ?," ucap Anna yang mengambil benda pipih dari balik tumpukan mawar yang berada ditanah. "Astaga ini sebuah ponsel," Anna membersihkan layar ponsel yang kotor. "Apa punya pria pemarah tadi ya?," pikirnya.
Anna memasukkan ponsel itu kedalam tas kecilnya lalu matanya beralih ke jam tangan kulit yang tersemat ditangannya. "Ya, ampun aku telat," ucapnya yang langsung berlari kencang menjauhi pemakaman.
Tanpa disadari oleh Sean dan Anna, ada seorang gadis yang terus tersenyum menyaksikan pertemuan kedua manusia itu.
"Kalian berdua berjodoh. Aku berjanji akan menyatukan kalian berdua," ucapnya dengan senyuman kebahagiaan lalu menghilang bersamaan dengan hembusan angin yang mengisi area pemakaman itu.
Pertemuan keduanya memang terlihat seperti tanpa disengaja.
Itu salah.
Dibalik pertemuan mereka sebenarnya ada campur tangan dari Sang Pencipta dan orang-orang terdekat yang sangat menginginkan kebahagiaan datang bagi keduanya.Dimana Takdir, Cinta dan Jodoh diatur oleh orang-orang yang menyayangi Sean dan Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Hubby
Ficción GeneralKisah cinta Arion Seanvino Wybert, putra kedua dari Avi & Arsen Wybert. (Sequel Marrying Mr. Duren) "Menikahlah denganku, aku akan menjadi ayah dari bayi itu," ucap Sean dengan suara dingin dan datar. "Tapi.... aku belum lulus. Tidak mungkin aku men...