Quote
When you finally find your forever personAnymous
*****
"Hai ibu," sapa Anna saat menatap batu nisan dihadapannya dengan wajah sendu. Tangannya tergerak untuk menyingkirkan bunga mawar yang sudah layu dari gundukan tanah.
Setelah membersihkan makam ibunya, Anna menaburkan kembali bunga mawar yang masih segar dan harum, lalu meletakkan buket bunga tulip warna putih didekat nisan.
"Mas Kris titip salam buat ibu. Bunga kesayangan ibu ini juga titipan dari Mas kris," ucap Anna mencoba tersenyum. Dia mencoba untuk terlihat tegar, karena Anna tidak ingin jalan ibunya menuju surga menjadi tidak sempurna karena dia masih belum bisa mengikhlaskan. "Kalau saja kita bisa menemukan jasad ayah dan menguburkannya, mungkin ibu tidak akan sendirian disini."
Mata sendu Anna menatap tulisan yang ada di nisan. Andara Mahveen, tertulis kaku dinisan. Hari ini adalah hari ke tujuh ibunya meninggal.
"Anna kangen," tidak ada isakan tangis, tapi sebulir air mata jatuh dari sudut mata Anna. "Kenzie juga kangen sama ibu." Segera dihapusnya airmata yang sempat lolos, lalu dialihkan pikirannya dengan melantunkan dan membacakan surat yasin serta doa-doa untuk ibunya.
"Anna pulang dulu bu, Assalamualaikum," Anna bangkit dari duduknya lalu berbalik dan melangkah pergi.
Anna berpegang teguh pada pesan ibunya. Bahwa dia tidak sendiri dalam menjalani hidup, masih ada Allah dan orang-orang yang mencintainya, karena itu ia harus menjadi gadis yang kuat dan tidak putus asa, dan selalu tetap tersenyum saat menghadapi segala cobaan, karena semuanya pasti akan baik-baik saja.
*****
"Hallo, ya pak ?," terdengar suara Anna dengan napas tersengal-sengal.
"Kamu dimana ?," tanya Sean dengan nada khawatir. Dia menyuruh Anna untuk mengantarkan berkas yang tertinggal dimeja kerjanya. Dan sudah 1 jam lebih Anna belum juga datang, padahal lokasi tempat Sean menghadiri rapat dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam jika menggunakan kendaraan.
"Bang kita lagi dimana ya sekarang ?," ucap Anna terdengar seperti bertanya pada seseorang.
"Kamu dengan siapa Anna ?," tanya Sean dengan nada tinggi saat mendengar suara laki-laki.
Suaranya langsung membuatnya menjadi pusat perhatian. Pandangan seluruh peserta rapat yang tadinya tertuju pada layar monitor, sekarang beralih kepada Sean yang sedang berdiri.
"Anna, kamu naik ojek ? Kenapa tidak pakai mobil kantor, sih ?," ucap Sean dengan geram.
Sean yang menyadari tindakannya, segera menatap balik mereka dengan datar. "Maaf saya permisi dulu, nanti saya akan kembali lagi, silahkan dilanjut," ucapnya yang langsung melangkah cepat keluar ruangan rapat, tanpa memutus sambungan telepon.
"Tunggu disitu, jangan kemana-mana. Aku akan menjemputmu."
Suara teriakan Sean masih terdengar oleh para peserta rapat.
Arsen yang melihat perilaku putranya hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Anita menatapnya cemas.
"Anna ?. Nama itu seperti familiar," gumamnya sambil berpikir keras.
*****
"Ini pak uangnya. Ambil aja kembaliannya," ucap Anna sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribu kearah abang ojek.
"Makasih mba. Tapi tujuannya kan belum sampai," ucapnya sambil mengecek aplikasi peta di ponselnya.
"Gapapa bang, bos saya nyuruh turun. Katanya mau dijemput," ucap Anna sambil pandangannya terus kearah ponsel. "Tenang saja bang, tetep saya kasih bintang 5 kok."
![](https://img.wattpad.com/cover/118614153-288-k914962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Hubby
General FictionKisah cinta Arion Seanvino Wybert, putra kedua dari Avi & Arsen Wybert. (Sequel Marrying Mr. Duren) "Menikahlah denganku, aku akan menjadi ayah dari bayi itu," ucap Sean dengan suara dingin dan datar. "Tapi.... aku belum lulus. Tidak mungkin aku men...