Disclaimer
Natsume Takashi, other characters are © to owner
But the story and original character is © to meh :vHappy Reading 😊😊
[A/N: Chapter ini khusus sudut pandang Natsume]Usami Haruna, anak yang pernah diasuh Touko-san selama dua minggu.
Sudah kulihat senyuman palsunya dibeberapa kesempatan.
Dia, perempuan itu. Kedekatanku dengannya terasa masih sangat kurang.
Aku harus memberitahunya tentangku, tapi aku tak bisa. Aku takut dia akan pergi karena tak bisa terima kenyataan.
Dan akhirnya seperti orang yang tidak kenal.
Jika itu terjadi, aku akan sangat sedih. Selama ini hubungan pertemanan yang kita jalani akan hancur begitu saja.
"Ara, masih memikirkan gadis itu. Natsume?" tanya nyanko-sensei sambil memakan dango.
Aku tak menjawab, karena memang itu yang aku pikirkan.
"Sudahlah, biarkan saja," ujar nyanko-sensei. Enak saja dia berkata seperti itu.
Aku akan mencari waktu yang tepat untuk memberitahu tentangku padanya.
Tapi, kalau kupikir kembali. Dia seperti hidup tanpa orang tua. Biasanya orang tua akan lebih sering menghubungi anak perempuannya bila merantau atau sebaliknya, tapi Usami-san tak terlihat seperti itu.
Apa ada sesuatu? Entahlah. Aku tak tahu.
Apakah itu karena aku tak memberitahu tentangku padanya membuatnya bungkam dan tak bertanya.
Atau karena aku diam saja waktu dia bertanya tentang Touko-san. Ah, harusnya kuberitahu saja dia saat itu.
"Hei, Natsume. Jarang sekali kau berpikir keras karena seorang anak pindahan."
Eh?! Benar juga celetukan nyanko-sensei. Sejak kapan aku mulai memikirkannya? Ah, mungkin sudah lama, sejak kedatangannya ke desa ini.
Untuk mengalihkan perhatian akupun melihat ke luar jendela yang mengarah ke penginapan tempatnya tinggal.
Dia sedang menerima telepon yang entah dari siapa.
Tiba-tiba nyanko-sensei sudah duduk manis di bahuku. Tak begitu jelas, tapi setelah menerima telpon itu raut wajahnya terlihat kecewa, kesal dan penuh amarah.
Aku jadi penasaran siapa yang menelponnya dan apa yang dibicarakannya.
Usami-san yang riang, jujur, dan sedikit kikuk itu sekarang sedang marah dengan meninju dinding yang keras.
Tapi setelah itu dia tertunduk, lalu menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Apa dia kesakitan setelah meninju dinding. Tidak, dia terlalu kecewa. Aku jadi benar-benar penasaran apa yang terjadi. Bolehkah aku menanyakannya besok?
'Sejak kapan aku begitu perduli terhadap wanita selain Touko-san?'
Keesokan harinya, saat libur musim panas.
Aku, Nishimura dan Kitamoto seperti biasa pergi memancing di sungai. Walau musim panas, tapi sungai itu tak pernah kering dan ikannya tak pernah habis.
Setibanya kami di sungai, Kitamoto membuka pembicaraan.
"Hei, saat Usami-san ke sini. Kulihat dia sedikit pucat," ucap Kitamoto sambil memasangkan mata pancing.
"Lho, kelihatannya tidak begitu," Nishimura ikut nimbrung.
"Ya iyalah, kamu terlalu sibuk dengan pancinganmu. Tapi, sayang. Pada akhirnya, kamu tak dapat satupun ikan," jawab Kitamoto yang sudah terduduk, menunggu umpannya dimakan ikan.
Aku hanya tertawa karena melihat ekspresi kecewa Nishimura.
"Baiklah, hari ini aku akan strike..!" seru Nishimura bersemangat.
"Bukannya kau sudah tiap hari strike?" tanyaku menjahilinya.
"Maksudku, aku akan strike dan mendapatkan ikan yang banyak. Bukan sendal jepit lagi,"
Tak lama setelah dia berseru, pancingannya langsung bergerak dan "strike..!" seru Nishimura saat itu juga.
"Yoshaaa..!" teriaknya sambil mengangkat pancingan dan menarik ulur jalanya.
Tapi tiba-tiba, raut wajah Nishimura berubah setelah dia tahu bahwa yang memakan umpannya hanya sepatu boot.
Aku dan Kitamoto langsung tertawa hingga memegang perut karena saking lucunya.
Tapi seketika itu juga pikiranku melayang. Memang benar, waktu itu Usami-san pucat saat beristirahat di sini.
"Aaahh...!" teriak Nishimura lagi.
"Urusai...!!" aku dan Kitamoto meneriakinya serempak. Nishimura menggaruki kepalanya.
Matahari sudah beranjak ke arah barat, penanda malam akan datang dan sang rembulan menggantikan sang mentari. Aku, Nishimura dan Kitamoto kembali ke rumah kami masing-masing.
Tak sampai lima menit berjalan, kami sudah berpisah karena rumah yang berbeda arah.
Sudah kuputuskan, aku akan berbicara dengannya.
Waah.. Chapter ini pendek bgt yaa.. Maaf, karena telah menelantarkanmu Natsume-kun.. 😅
Natsume: (merajuk)
Usami: yah, jangan merajuk lahh. Kau tau, kelas xii itu lebih susah dan melelahkan.
Natsume: idc.
Usami: ohh YaLord... 😥😥Ah, ya sudah. Yang penting utangku lunas yaa, nanti aktiva menyusut dan harta lancar berkurang //woi, salah jurusan coeg!
Sekian dulu.. 😃
~Ruka
KAMU SEDANG MEMBACA
Close To You [Natsume Takashi X OC]
FanfictionKenapa waktu serasa berhenti saatku menatap matanya. Saatku menatap matanya, akupun tertarik ke dunianya. [Last Rank] #3 natsumetakashi #3 originalchara Diperbarui tanggal 28 Juli 2019