Capek bikin disclaimer nya -.-
Happy Reading ^_^
Sekarang sudah pukul sebelas siang. Kami menghabiskan waktu hanya untuk berbincang.
Seperti yang kuduga, Tanuma-kun itu orangnya baik. Begitu juga dengan Taki-san —eh, dia memintaku (baca: memaksa) untuk memanggilku Taki-chan.
Tanuma-kun bilang kalau dia berada di kelas sebelah, sedangkan kelas Taki-chan berada jauh dari gedung utama. Ah, pantas saja aku jarang melihatnya.
Jam terus berdentang, jarum menit dan detiknya terus bergerak menyesuaikan diri dengan perputaran bumi.
'Eh..? Kenapa aku malah menghitung waktu?!'
"...mi-san, Usami-san...?"
"Ah, iya. Natsume. Eh, Tanuma-kun.."
Aku kaget, beneran. Tanuma-kun sih, main tepuk pundak aku gitu aja.
"Ehm.., sepertinya ada yang salah kira, nih. Ciee, ciee!" seru Taki-chan lalu menepuk pundakku (lagi). Akupun terbatuk dibuatnya.
"Eh, Usami-chan. Natsume-kun itu menurutmu orangnya seperti apa, sih?" tanya Taki-chan sesaat sudah merangkul tanganku lalu membawaku ke beranda.
"Menurutku, ya...?"
"Ya Usami-chan, kok balik nanya sih?!"
"Maaf, Taki-chan," jawabku sambil menggaruk tengkuk.
Aku memberitahu bagaimana Natsume-kun menurutku kepada Taki-chan, kami terus memperbincangkan banyak hal.
[Skip Time...]
Jam besar Tanuma-kun berdentang, matahari sudah berada di puncaknya. Kami pun berkumpul untuk bersantap siang.
Lauk yang disediakan juga lauk yang sering kubuat di penginapan, yah menurutku rasanya sama, sih.
'Ah, nyanko-sensei benar-benar imut kalau sedang makan.'
Setelah makan, Taki-chan akan mengajakku jalan-jalan. Kami pun pergi setelah membersihkan piring dan alat makan milik Tanuma-kun, kami meninggalkan Tanuma-kun dan Natsume-kun yang sedang berbicara di beranda depan.
Satu hal, ternyata selera berpakaian Taki-chan 'cukup', yah begitulah.
Kami berjalan mengelilingi hutan, tapi entah mengapa setelah itu kami sampai di jembatan. Ah, aku masih belum tahu bagaimana cara kerjanya.
"Jangan-jangan, Usami-chan tidak tahu jalan ini?!" teriak Taki-chan heboh.
"E-eh, jangan salahkan aku dong Taki-chan, aku baru seminggu tinggal di sini," jawabku merajuk, tak terima disalahkan begitu saja.
"Oh! Maaf kalau begitu, Usami-chan,"
Aku hanya tertawa melihat ekspresinya.
"Taki-chan, apa kau..., masih ke, kuil?" tanyaku lamat-lamat.
"Tentu. Kenapa memangnya Usami-chan?" jawab Taki-chan.
"Hmm.., tidak ada,"
"Eh, ayolah. Apa di Tokyo kau sedikit kesusahan mencari kuil? Tertutupi oleh gedung tinggi?" tanya Taki-chan, Tokyo itu isinya bukan hanya gedung tinggi, Taki-chan.
"Eh, sudah hampir sore. Mari kita kembali sebelum gelap, Taki-chan," ujarku setelah melihat matahari yang semakin merendah ke arah barat.
"Iya, sebelum aku tak bisa melihat dalam kegelapan," Taki-chan tertawa kikuk.
"Heh, maksudnya?" tanyaku bingung.
"Kacamataku tinggal di rumah Tanuma-kun, ah sudah gelap. Kau ingat jalan pulangnya?"
Ah, benar juga. Sudah gelap, dan aku tidak ingat ini di mana, aku bukan orang yang cepat menghapal jalan, apalagi di hutan seperti ini. Semua pohon terlihat sama.
Kami pun berusaha menelusuri jalan dengan segenap penglihatan dan ingatan yang ku punya. Tapi nihil, kami kini tak tahu ada di mana.
Tapi aku tak mau menyerah begitu saja, aku akan berusaha mengingat jalannya. Tapi, aku lupa sesuatu.
"Taki-chan, sebenarnya mataku minus dua dan silindris satu. Aku tak dapat melihat dengan jelas lagi."
"Apa?! Mataku hanya minus satu, dan kenapa baru bilang sekarang Usami-chan?"
Sudah kuduga, reaksinya akan seperti itu.
"Maaf, aku hanya tak mau membuat suasana jadi buruk. Taki-chan punya alamat email mereka?" tanyaku mencoba tetap tenang.
"Hmm..., ponselku tinggal,"
Ah, apa? Apa dia tak salah bicara?
"Aku meninggalkannya di rumah Tanuma-kun,"
Sial!
"Ah, bagaimana ini?!" teriakku frustasi.
"Ah, tenanglah Usami---"
"Aku tak bisa di sini terus, kalau ada serangga gimana? Laba-laba, ulat? Ah, kalau ular?!"
"Usami-san...?"
"Bagaimana ini, Taki-chan??" aku benar-benar panik akan semua kejadian ini.
Tak lama kemudian, terdengar suara samar-samar memanggil nama kami. Apa itu Natsume-kun dan Tanuma-kun?
"Kalian darimana saja? Kalau ada apa-apa bagaimana?" Natsume-kun bertanya panik sambil mengguncang-guncang tubuhku.
Sesaat setelah sadar, dia langsung menjauh dan semuanya menjadi canggung.
Setelah itu kami pulang. Natsume-kun masih canggung padaku.
"Natsume-kun, aku tahu kau tadi khawatir pada kami. Jadi, menurutku tidak apa-apa,"
Seketika Natsume-kun menghela napas lega.
[A/N]: Chapter 4 Part 2, done!! /akhirnya
Setelah sekian lama. Maaf, yang udah nungguin update TT. Aku lagi terkurung oleh kebijakan fullday school yang mendokusaai -_-"
Katanya ga ada pr, ternyata ada dan cukup bikin stress.., jadinya yah, susah bagi waktunya.
Akhir-akhir ini aku melakukan sesuatu yang memalukan /ah, what a shame... >_</ and that's make me aaarrghh...., asdfghjkll.
Ditambah lagi dengan kondisi mental yang tidak stabil setelah mendengar lagu nasyid, soalnya lagunya ngena sih /wkwk/ insaf bentar tak apalah :'v
Oh, di chapter ini banyak tokoh yang OOC (emang), Ruka minta maap untuk itu.
Oke, maapkan Ruka yang kebablasan curhat. Tungguin ya, aku akan berusaha keras untuk update secepat yang ku mampu :))
LOLV <3
~Ruka
KAMU SEDANG MEMBACA
Close To You [Natsume Takashi X OC]
Fiksi PenggemarKenapa waktu serasa berhenti saatku menatap matanya. Saatku menatap matanya, akupun tertarik ke dunianya. [Last Rank] #3 natsumetakashi #3 originalchara Diperbarui tanggal 28 Juli 2019